Seven

10 2 0
                                    

Pagi yang begitu dingin. Membangunkan ku dari tidur nyenyak ku. Aku merindukan bunda. Kenapa bunda lama sekali pulang. Aku merindukan masakan nya. Aku bosan makan masakan restoran ataupun warteg. Aku melihat jam dinding ku,ternyata masih jam 05:00. Karna hari ini guru rapat, jadi aku masuk nya agak telat gitu. Biasanya kalo para guru rapat, kita di suruh dateng jam 08:30. Berhubung aku masuk nya masih lama,aku memilih pergi ke danau tempat ku biasa merenung. Setelah sampai,aku duduk di tepi danau yang sangat indah di sambut oleh kedatangan matahari secara perlahan. Aku merenungkan hal yang terjadi kemarin saat nobar sama Vereel. Tuhan apakah engkau mengirim Vereel ke dunia untukku kah? Atau kah kau hanya mengirim nya sementara untukku. Tuhan jika menurut mu Vereel itu sayang sama aku, tolong  beritahu dia jangan mendekati ku. Aku tak ingin jatuh karna meleleh dengan sikap nya pada ku. Tuhan ku mohon jangan kau pernah menyuruh nya tuk mendekati ku. Batin ku sambil berdoa agar tuhan mendengarkan curahan ku. Tidak lama kemudian,datang lah sosok manusia yang aku beritahu Tuhan jangan dekat kan aku dengan manusia itu. Yap! Itu Vereel.
"Pain lo An pagi-pagi udh di sini"
"Tuhan kenapa kau memberitahu Vereel kalo aku ada di sini. Aku udh bilang kan kalo aku nggak mau ketemu dia" batin ku.
"Ehh!! Jangan diem kalo di tanya!"
"Ee...ee..nggak kok"
"Harus terbata-bata gitu ngobrol ma gue?"
"Ah aku mau pulang aja"
"Lah kok pulang sih, An! tunggu"
Aku tak ingin menghentikan langkah ku. Aku tetap pergi. Aku tak ingin menemui nya lagi.
______________
08:30
Sesampai ku di sekolah,aku duduk di samping Salma.
"An..!! Denger cerita ku deh An.."
"Cerita apaan sih Sal?"
"Tapi kamu janji harus dengerin aku"
"Iya iya"
"Kemarin aku tuh di telpon sama Kak Aldi lho (sambil menunjukkan muka yang sangat bahagia)
"Kak Aldi? Yang mana Sal"
"Ah lo mah kudet sih. Itu lho yang di gosipin sama kakak kelas itu."
"Oh yang sok kegantengan itu?"
"Bukan sok kegantengan An, dia itu udah nyata ganteng"
"Terus?"
"Gue nanya ke dia dari mana dapet nomor gue,terus katanya dari Abang lo"
"Hah? Abang gue?"
"Iya,knp sih lo kaget,biasa aja kali expresi lo"
"Sejak kapan Aban gua punya nomor telepon lo?"
"Lah mana gue tau"
"Terus lanjutin"
"Terus Kak Aldi nanya ke aku kalo hari ini aku pulang sama siapa,terus aku jawab karna hari ini pak Ahmad sakit jadi mobil di bawa sama Ayah terus Ayah sibuk nggk bisa jemput aku,jadi aku pulang naik angkot"
"Terus jawaban Kak Aldi gimana?"
"Sumpah jawaban nya bikin gue kaget An"
"Emang jawaban nya gimana?"
"Dia bilang yaudah kita pulbar aja besok"
"Oo biasa aja,apanya yang bikin kaget?"
"Ah lo mah ngak enak di ajak curhat"
"Gue lagi bdmd"
"Hello An" sapa Vereel
"Paan sih" aku keluar.
__________________
14:00
Aku mendengar langkah kaki seseorang di bawah. Terus aku turun.
" Aba...." mulut ku terhenti karna melihat yang dateng bukan Abang melainkan Vereel
"Lo kaget?"
"Nggak biasa aja!"
"Ih jutek amat"
"Pergi lo! Apa apan lo masuk rumah gua tanpa ngetuk! Lo pikir ini mall apa! Kalo masuk nggak ngetuk pintu"
"Lo knp sih An,akhir akhir ini kok kamu tuh berubah"
"Iya gue berubah"
"Berubah karna apa?"
"Tuhan mohon beri aku kekuatan untuk mengatakan sebenarnya tuhan" batin ku.
Aku baru saja mau mengatakan alasan ku berubah,abang dateng.
"An knp lo nggak ajak Vereel duduk?"
"Ah males"
"Ok aku pulang aja ya An" ucap Vereel.
Aku tak menjawab apa-apa. Aku lari ke kamar. Aku merasa bersalah tentang semua ini. Sebenarnya apa sih rencana tuhan.

BitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang