Vernon pov
Gue gak peduli sekarang jam berapa. Dan gue gak peduli dengan tatapan orang saat melihat gue berlari sambil menangis
Gue cuma mau suhyun. Gue mau ucapin selamat ulang tahun ke dia.
Suhyun, dimana kau?
Gue mencari dari kamar suhyun sampai ke taman rumah sakit, suhyun tetap tidak ada
"Mas? Mas yang tadi di depan ruang ICU kan?" seorang perawat datang dan menepuk bahu gue
"Iya. Dimana suhyun?"
"Mari ikut saya"
Gue lega. Akhirnya gue bisa ketemu dengan suhyun. Suhyun, tunggu gue
"Silahkan masuk mas"
Kamar mayat?
Author pov
"Maksud suster apa bawa saya kesini?" vernon berteriak kasar kepada suster itu
"Maaf mas. Tetapi, baru saja kami menemukan nona suhyun sudah tak bernyawa di ruang ICU. Dia tak bisa diselamatkan"
Vernon membeku. Dia menatap suster itu dengan tatapan tak percaya. Vernon lemah sekarang. Iya, dia lemah
"Jangan bercanda suster. Saya tidak suka"
"Ini tidak bercanda mas. Silahkan dilihat"
Suster itu membuka pintu kamar mayat, dan terlihat masih ada seorang perawat lain yang merapikan tubuh suhyun.
Suhyun
"Jadi suhyun benar benar telah pergi? Suhyun sudah tiada begitu?"
"Tidak! Suhyun!"Vernon berlari ke arah suhyun. Dia memeluk tubuh gadis yang dicintainya itu. Menyesal, itulah yang dirasakannya sekarang. Bahkan, ia belum mengucapkan kata maaf apalagi ucapan selamat ulang tahun kepada suhyun
Semuanya terlambat
Saat vernon masih menangis memeluk tubuh suhyun yang sudah tak bernyawa itu, suster mendekati vernon dan berkata "saya menemukan kertas ini disamping nona suhyun. Mungkin ini untuk anda"
Vernon menoleh, ia menerima surat itu.
Malam ini terasa sangat berat untuk vernon. Fakta yang seharusnya diketahuinya sejak 3 tahun lalu, baru diketahuinya sekarang. Dan gadis yang seharusnya ada disampingnya sekarang, telah tiada karena perbuatannya
Semuanya sudah hancur
Dibawah sinarnya rembulan, vernon duduk dikursi taman rumah sakit.
Ia tak bisa melihat wajah suhyun yang sudah pucat pasi seperti tadi. Ia tak tahan lagi. Ia benar benar ingin menyusul suhyun dan orang tuanya
Tapi surat itu, ia ingat surat yang diberi suster tadi. Ia mulai membuka dan membaca isi surat tersebut
.
.
.
.
.Chap 8 end

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ; Vernon
Short Story"Aku mencintaimu, walaupun aku harus merasakan pahit seperti ini, ketahuilah. Aku tak pernah berhenti mencintaimu" -lee suhyun "Apa sebanyak itu alasan untukmu mencintaiku? Aku bahkan memiliki lebih banyak alasan mencintaimu" -vernon . . . . . >Hans...