MOMENT XIII : ME & ALL OF MY INSECURITIES (Part 2)

983 164 13
                                    

Esoknya...

Kulihat jam masih menunjukan pukul 04.46. aku bergeser memperbaiki posisi dudukku dengan perlahan, takut jika membangunkan Bbas yang tengah tertidur nyenyak di sampingku. Jika kalian bertanya, yah, benar. Aku memang tidak tidur sama sekali.

Semalam setelah selesai membersihkan diri, kudapati Bbas yang sudah tertidur dengan posisi duduk yang terlihat tidak nyaman. Meski dia bilang akan menungguku setelah mandi, sepertinya rasa lelah telah menguasainya. Aku hanya tersenyum dan berjalan mendekat untuk memperbaiki posisi tidur Bbas, agar dia bisa beristirahat dengan lebih nyaman. Setelahnya, aku hanya duduk diam memandanginya sembari membiarkan ottakku melayang memikirkan berbagai hal. Dan pagi ini, mataku masih saja memandangi wajah damainya yang terlelap. Kalian jangan berani - berani menertawakanku (me : peringatan ke - 2 mu di part ini God.. Duh -.-')

Kukecup singkat kening dan pipi gembul Bbas sebelum turun dari tempat tidur. Karena bingung mau melakukan apa, sedangkan kita baru akan pergi pukul 7 nanti. Akhirnya kuputuskan untuk jogging di running track hotel.

Setelah kurasa cukup dan waktu telah menunjukkan pukul 05.20 kusudahi acara lari pagiku dan berjalan menuju counter untuk mengambil beberapa roti dan susu untuk Bbas. Bocah itu paling hobi melewatkan sarapan karena ingin kurus. Apa dia tidak tahu, dia sekarang tinggal tulang berbalut kulit saja. Mau kurus yang bagaimana lagi? (me : please, g sekurus itu juga keleus nak.. tck )

Kulihat kasur yang sudah kosong ketika aku memasuki kamar. Terdengar gemericik air, sepertinya Bbas sedang bearada di kamar mandi. Kuletakkan makanan yang tadi kubawa diatas nakas dan melepas kaos yang melekat pada tubuhku yang basah karena keringat.

Tiba - tiba kudengar suara terkesiap dari belakangku. Disanalah Bbas berdiri dalam balutan Bathrobe putih dengan mulut yang menganga dan wajah yang memerah, entah karena malu atau alasan yang lain.

"Aw, Bbas. Tutup bibir manismu itu sebelum ada lalat yang masuk kkkk." Godaku sambil mengerlingkan sebelah mata.

Bbas yang mendengarnya mulai gelagapan dengan wajah yang semakin memerah.

"P'God, bisakah tidak membuka baju disembarang tempat," gerutu Bbas sambil melemparku dengan handuk yang dia pakai untuk mengeringkan rambutnya tadi.

"kkk. Ini bukan disembarang tempat Bbas. P melakukannya di kamar ini kan." Jawabku. "Atau, Bbas malu yaaa.." ucapku semakin menggodanya.

Aku berlari kecil untuk masuk ke kamar mandi sambil menghindari lemparan maut dari Bbas. Bocah itu bisa menjadi sedikit anarkis jika sedang malu atau merajuk hehehe.

Akhirnya setelah bersiap dan memaksa Bbas untuk menelan sebungkus roti dan sekotak susu, kita berdua turun menemui yang lain untuk kemudian berangkat menuju venue dimana acara akan diadakan.

Sesampainya ditempat acara kami melakukan serangkaian rehearsal dan make up. Hal yang tidak henti - hentinya membuatku takjub disetiap Fanmeet 2moons adalah, tumpukan makanan, kue dan karangan bunga dari FC kami yang begitu banyak. Begitu tidak percaya dengan semua cinta yang telah kami terima dari mereka. Seringnya itu membuatku terharu.

Kulihat semua yang ada diruangan ini yang sama takjubnya denganku. Atau mungkin mereka berfikir bagaimana caranya menghabiskan makanan manis sebanyak ini. Pikirku sambil menggelengkan kepala.

"Kau kenapa N'God?" kudengar suara dari belakangku yang ternyata KruTa guru acting kami.

"Tidak ada heheh..." jawabku sambil meringis karena malu.

"Kau ini" " Cepat ambil makanan, sebelum melakukan make up. Jangan sampai kau kelaparan," "Ayo" ajak KruTa yang hanya kujawab dengan anggukan.

Ketika kita hendak berjalan untuk mengambil makanan, tiba - tiba kudengar jeritan dari sudut lain ruangan. Jeritan Bbas. Aku dan KruTa yang khawatir segera menghampirinya dan hanya menggelengkan kepala ketika melihat Bbas tengah memegang piring berisi makanan di tangan kanan dan hanphone yang sudah retak layarnya di tangan satunya. Sepertinya Bbas baru saja menjatuhkan Handphone baru yang belum genap sebulan dibelinya. Dasar ceroboh.

"Baik - baik saja?" tanyaku

Bbas terlihat bingung dengan piring dan handphone dikedua tangannya. Dan memutuskan untuk meletakkan piringnya asal, untung saja tidak jatuh dari meja, untuk kemudian menunjukkan handphonenya padaku.

"Jadi beginiiii..." katanya memperlihatkan glass protector yang sudah retak.

"Lain kali lebih hati - hati," ucapku sambil berjalan hendak mengambil makanan dan menyadari bahwa handphone KruTa mengarah pada kami.

Astaga, aku sungguh tidak menyadari bahwa dia telah merekam kami sedari tadi. Pasti dia akan mempostingnya di IG. Biarlah, pikirku.

...

Setelah kita semua selesai melakukan make up, saatnya FM dimulai.

Aku begitu excited setiap akan menaiki panggung untuk melakukan Fan Meeting. Jantungku berdetak dua kali lebih cepat karena akntisipasi dan rasa bahagia. Bahagia karena akan bertemu orang - orang yang telah dengan tulus mendukung setiap langkah kami. Dan bahagia, karena aku bisa berhenti untuk berpura - pura. Berpura - pura bahwa tidak ada hubungan apapun antara aku dan bocah terkasihku.

Disini, diatas panggung ini, aku bisa melepaskan semua perasaanku pada Bbas dengan leluasa. Karena hanya disinilah aku bisa berdalih bahwa ini semua karena pekerjaan. Mereka semua, tidak akan pernah bisa memprotesku untuk itu.

Semua kendali yang telah kucoba pertahankan selama 2 hari ini lepas sudah. Semua sikap acuh yang coba ku pertahankan ketika kita berada di depan umum, tak mampu lagi kulakukan. Bairlah jika mereka menganggap ini semua hanya sandiwara. Karena nyatanya, sandiwara yang harus kujalani adalah ketika aku turun dari panggung ini.

_GOD_

MOMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang