Terimakasih atas kedatangannya, ditunggu kedatangan selanjutnya." Jessamie tersenyum ramah pada pelanggan terakhirnya hari ini. Gadis itu mengubah tanda open di pintu kaca menjadi closed kemudian menyambar flatshoes nya asal.
Jesamie meraih kunci mobil, lalu melenggangkan mobil nya ke sebuah restoran yang menjadi tempat janjianya bersama ketiga teman nya.
"Selamat datang di Restoran kami, apakah sudah pesan tempat?"
Jesamie tersenyum pada pramusaji di depan nya, lambaian tangan Gladis membuat dia menghela nafas lega.
"Sudah mbak, atas nama Titania Rasyifa." Jesamie berusaha tersenyum ramah. Kakinya sudah gatal ingin berlari ke tempat dimana teman teman nya berada.
"Oh baik, mari saya antar."
"Oh tidak perlu, saya bisa sendiri." Jesamie tersenyum ramah lalu melenggang pergi.
Jesamie berusaha tersenyum di tengah wajah wajah murka sahabat sahabat nya. Dia sendiri tahu apa kesalahanya tapi bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur.
"Udah lama ya?" bodoh, rutuk Jesamie. Harusnya dia berfikir dulu baru bertanya. Tadinya dia akan bilang 'sorry ya gue telat' yang dirasa pertanyaan itu sia sia. Tapi ternyata pertanyaan yang sudah dilontarkan sekarang jauh lebih sia sia.
Jesamie melirik arloji dengan gerakan tidak ketara. Jarum pendek menunjuk ke angka 11 malam itu artinya dia telat hampir 2 jam. Bukan lebay atau apa tapi kalau Jesamie sendiri yang mempunyai janji dengan teman nya dan orang itu telat hampir dua jam. Mungkin dia sudah menahan hasrat untuk tidak mencekik siapapun yang berada di sekitarnya.
"Enggak kok kita baru aja," Gladis tersenyum di buat buat. Jesamie tahu kalau Gladis sedang menahan dongkol padanya.
"Iya kita baru aja habis dari salon, shopping shopping sama pesen makanan banyak sampe kekenyangan." Tambah Tita, Jesamie melirik ke meja sudah ada beberapa piring dan gelas bekas sisa makanan.
Jesamie menghela nafas, "Sorry deh, sebagai permintaan maaf gue, minggu depan gue traktir disini." Namanya juga cewe gimanapun bentuk sama sifatnya yang namanya gratisan emang nggak bisa ditolak. Mereka memang masih marah tapi tidak sedongkol tadi.
"Terus sekarang gimana? Mau pulang?" Tanya Tita.
"Pesen minum aja dulu, ngobrol ngobrol bentar baru cabut. Kasihan tu si JeJe udah ngos ngosan ke sini." Mendengar jawaban Gladis, Jesamie tersenyum. Merasa bahwa kedatangan nya kemari tidak sia sia. Sebenarnya dia ingin sekali makan lasagna tapi mengurungkan niat nya ketika melihat bahwa sekarang hampir pukul setengah 12 malam. Restoran ini buka 24 jam, Jesamie dan sahabatnya sering nongkrong di sini tapi baru kali mereka berada di sini hampir tengah malam. Suasana juga makin sepi padahal Restoran ini terletak di pinggir jalan. Hanya ada beberapa orang yang mampir sepertinya pegawai yang baru saja lembur. Ada juga keluarga kecil yang tengah menikmati hidangan di sudut dekat dengan pintu keluar.
"Pulang yuk udah jam 12 ini," Tita melirik jam tanganya.
"Kayak cinderella aja, jam 12 tepat harus sampai rumah." Celutuk Jesamie.
"Muka gue mah emang udah secantik Cinderella." Tita membenarkan rambutnya dengan gerakan lebay. Gladis yang geli langsung menarik rambut panjang Tita.
"Sakit bego," Spontan Tita menutup mulut dengan telapak tangan ketika dirasa suaranya terlampau keras. Mas mas yang tengah menikmati hidangan bahkan sampai menoleh. Diantara mereka bertiga Tita lah yang mulut nya paling susah di rem. Kadang kadang emang bikin malu. Kalau kata Gladis cewek kaya gini nih rada susah kalau di bawa ke acara resmi.
Setelah membayar tagihan mereka bertiga akhirnya pulang. Tita pulang di jemput Azka, pacarnya dan Gladis bersama Jesamie.
****
Hari ini Jessza Pizza tidak seramai biasanya. Mungkin karena hari ini senin ditambah gerimis yang membuat semakin malas keluar rumah. Jesamie melangkah kan kaki ke dapur. Terlihat Ina dan maya tengah membuat adonan pizza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jessza Pizza
RomansaGadis pemilik kedai Pizza yang di Ia beri nama Jessza Pizza. Perempuan anggun, Elegan dan sopan yang akan berubah cerewet dan memiliki mulut serampangan ketika bertemu dengan sahabat sahabat gilanya. Perkenal kan dia Jessamie Julia Hardian.