Delusion

831 67 3
                                    

Delusion
(Aido Hanabusa x Kiryuu Zero

*

Jika Kiryuu Zero itu seorang perempuan.... (1)

Aido Hanabusa pernah--walau sekelebat saja--memikirkan tentang delusi tersebut jadi nyata. Lalu, langkah apa yang akan selanjutnya diambil jika memang benar terwujud?

***

Untuk Aido Hanabusa,  sudah pasti Kiryuu harus jadi penggemarnya. Zero perempuan masih bisa diterima sang jenius kelas malam walau strata masih rendahan. Asalkan gender bersebrangan,  dia oke-oke saja.

Siapa tahu kalau Zero sudah jatuh hati, lebih-lebih kalau mau jadi pelayan pribadi, maka ia bisa dapat asupan darah gratis. Dan juga bisa mendidik tata krama sosok itu untuk lebih hormati junjungan pujaan.

Siapa lagi kalau bukan Kaname-sama?

Eh, sebentar!!

Dia bilang begitu tak berarti selama ini ia jadi penguntit rahasia Kiryuu,  ya. Jangan percaya dengan gosip sebaran oleh para sepupu. Tentang dia  cari perhatian sang komite-pedas-tak-kenal-santun itu. 

Lagipula,  ia adalah idola ekslusif untuk para perempuan lho,  bukan laki-laki. Pengecualian sih kalau sang ketua asrama,  dia akan jadi limited edision! Karena dia yang biasanya dipuja,  harus rela jadi bahan olokan dan tukang suruh Kuran Kaname. 

Jadi, kalau gadis-gadis harus bertekuk lutut padanya, maka ia rela takluk dan jadi bulan-bulan penerima gelar detensi oleh sang maha kuasa Kuran Kaname.

Tapi sayang sungguh sayang, deduksi untuk dicintai malah bertolak jadi ia yang kejar-mengejar sang prefek dengan dalih menjawab tantangan  "menjinakkan Kiryuu" dari duo kerabat--yang mengaku sebagai sahabat--merangkap tukang bully.

"Singkirkan senyumanmu itu, vampir mesum!"
 
Sosok dikenali sebagai Aido Hanabusa baru bertemu Kiryuu setelah libur semester. Salah kalau senyum terkembang ketika incarannya berada di hadapan?

Apalagi kalau Kiryuu Zero-nya berwujud Dewi Bulan yang tersangkut di sekolah. T-tapi, Zero tidak cantik-cantik amat,  kok. Itu tadi juga dia tak memujinya!

"Kau minta kuhajar atau tambahan detensi melanggar aturan, Sen-pai!?" Teguran keras Zero belum berhenti.

Mata langit mengerjap bingung. Disorientasi mendadak.

Untuk pertama kali, Aido Hanabusa yang suka melunjak tak mampu berkicau. Di depan muka gerbang sudah ada anggota kedisiplinan, Kiryuu Zero berwujud gadis menyorot mati dia. Dua tangan ia sampirkan diperpotongan dada dan perut. Tanpa diberitahu pun Aido Hanabusa paham kalau sang petugas inspeksi tengah marah.

Aido terka, tampak jika insiden dua minggu masih berasam di ingatan dua kubu. Tentang tembak-menembak berujung nyawa yang dipertaruhkan.

Sang Idola siswi Day Class itu menyesal telah mengatakan 'masih bisa diterima' kemarin lalu.  Kucing-kucingan  berefek pada Zero ini lebih garang kalau sudah sensi. Dan lebih sial dia tak bisa melawannya.

Baginya, perempuan--vampir muda masih bersarang di wahana imaji rupanya--adalah makhluk terindah yang melemahkan hasrat pribadi. Butuh lemah lembut serta keramah-tamahan menghadapi makhluk seperti itu. Dan Zero yang ketus justru terlihat menawan jika tertangkap di kedua bola langitnya.

"TUNGGU APALAGI!! Cepat kembali ke tempat atau kulubangi kepalamu!"

Aido Hanabusa pasrah dibentak dan diperintah-perintah oleh si level D vampir. Ia mulai menanyakan logika otak yang kurang waras padanya. Terlebih ketika dia berani membalas,

"Aku mau-mau saja kalau pergi, asal kau mau kencan denganku."

Sampai kalimat barusan di telinga pujaan, Aido lupa setelahnya apa yang terjadi.

Dia....
.
.
.
.
tewas dikejar peluru--antivampir--nyasar!

*
Kiryuu Zero tak ada bedanya. Terutama wujud perempuannya. Sungguh,  karena dia kalau kesal dan judes bisa mengalahi sosok manusia PMS!

**

Bola mata sebiru langit langsung terbuka horor.  Aido Hanabusa menemukan dia masih di tengah ranjang pada pukul empat dini hari. Di sebelah, bergelung sosok lain terbalut selimut. Juga dalam dekapan erat.

Wujudnya masih laki-laki bersurai putih keabuan. Paras putih rupawan.

Dia melepas nafas lega.

SyukurlahSyukurlah itu cuma mimpi buruknyaa!!

VAMPIRABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang