Pocong!!! pocong itu tepat di depanku, tersenyum licik padaku, tapi aku tak beranjak sedikitpun dari tempatku berdiri.
Aku menatap tajam pocong itu, aku tidak takut, dan terus menatapnya selagi pocong itu mendekatiku.
Ada apa dengan diriku?
Kenapa aku menantang pocong itu?
Aku tak tahu, dan pocong itu tiba-tiba ada tepat di depanku. Aku terus menatapnya tanpa rasa takut...Tok tok tok!!! Tiba tiba gelap dan aku terbangun, ternyata hanyalah mimpi 'syukurlah'
Tok tok tok!!! Seseorang menggedor pintu rumahku?
Kenapa tetanggaku datang kerumahku?"mas Devis?, ada apa tengah malam gini?",
"ayo ikut mas ke rumah nenekmu" ajaknya
Tanpa bertanya aku mengikutinya, sepanjang perjalanan aku penasaran tapi aku tidak bertanya, aku diam mengikutinya. Sampailah di rumah nenekku yg memang tidak jauh dari rumahku, dan semua orang berkumpul di depan rumah nenek.
Hah!? Ada apa ini kenapa semua ada disini? Aku masuk dan semua orang dalam rumah menangis, kenapa? Nenek menangis sampai tersedu-sedu. Aku tak berkata apapun hanya aku bertanya-tanya dalam hatiku.
Lalu seseorang memegang tanganku dan berkata dengan nada yg sangat sedih "Lin, Adikmu", aku berlari ke kamar Adikku yang masih berusia 5tahun, dia sedang tertidur, aku peluk, badannya tidak panas, tidak dingin, Adikku baik baik saja. Ada apa dengan semua orang? Aku bertanya pada Nenek
"Nek, ada apa ini? Kenapa Nenek menangis? Beritahu aku"
Saat aku bertanya Nenek semakin menangis. Seseorang memengang pundakku, aku menoleh dan dia berkata "kamu harus kuat saat mendengarnya" entah kenapa hatiku sangat sakit hanya mendengar kalimat itu, mataku sudah berkaca kaca, dia melanjutkan kata-katanya
"Mamamu sudah meninggal".
Kepalaku terasa berat mendengarnya, mataku sangat panas, mereka berkata apa? Di telpon tadi Mama bilang akan pulang dan sudah baikan, seolah tak percaya aku menatap Nenek, dan Nenek mengangguk?
Nenek mengiyakan?
Apa ini?
Airmataku terus menetes tanpa aku bersuara, aku tidak bisa berdiri, aku merakak menggapai Adikku.Aku peluk Adikku yg sedang tertidur dengan erat, dan aku menangis sangat keras. Adikku terbangun dia bingung melihatku menangis, dan dia ikut menangis. Lalu aku tidak bisa melihat dan mendengar apapun, buram dan hening.
Tapi aku bisa mendengar suara ambulan, aku lalu berlari ke arah suara itu, aku berhenti saat Papa yg keluar dari mobil itu, belum sempat aku menanyakan pada Papa bahwa mereka bohong, Papa sudah manggapaiku dan memelukku dengan erat?
2 petugas ambulan mengeluarkan sesuatu dari mobil, dan seseorang sedang tertidur di atasnya, tapi jika tertidur kenapa mereka menutup wajahnya? Apa itu jenazah? Tapi kenapa mereka mengantarnya ke rumah Nenek?
Petugas itu masuk rumah Nenek, dan Nenek menangis saat keras.
Petugas ambulan pergi. Tanteku membuka kain putih yg menutupi jenazah itu.MAMA!!
Aku berteriak dan memeluknya, menangis, menangis, dan menangis aku tidak peduli lagi dengan sekitarku, aku terus menangis, sesaat tubuhku melemah dan gelap, aku pingsan.
Saat aku bangun, aku dikamar bersama Adikku, aku keluar kamar. Semua orang masih menangis, aku pun tak henti meneteskan airmata. Malam terasa sangat panjang dengan banyak airmata dan penyesalan.
Saat pagi, setelah semuanya, terakhir kali aku mencium Mama, tapi aku tidak boleh manangis karena Mama sudah suci. Aku harus ikhlas. Setelah pemakaman, aku pulang dan sampai rumah aku masih menangis sangat keras, tadi aku harus pura-pura kuat agar Mama tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
Short StoryNamaku Lingsya, umurku 21th. Aku 3 bersaudara 1 kakak laki-laki 1 adik perempuan, kisah ini saat aku berusia 13tahun