He's sick

219 9 0
                                    



Aku mengusap dahi nya, membersihkan keringat yang membasahi wajah tampannya. Sudah 2 hari dia terbaring sakit di ranjang. Matanya tertutup, bibirnya bergetar, dia menggumamkan 'pusing' berkali kali. Aku mengusap rambut silver gelapnya.

Lalu tiba tiba matanya terbuka.

"Astaga!, Daniel, kamu sudah baikan? Masih sakit? Mau aku buatkan makanan?"

Daniel menggeleng, dia meraih ponselnya dan kemudian bangkit untuk duduk. "Jam berapa ini?" Tanyanya.

"Jam 9 pagi, kenapa?" Ucap ku menatap dia yang kebingungan.
"Aku harus ke fanmeeting"
Aku terkejut mendengar ucapannya.

"Daniel! Diluar dingin, kamu kan kemarin sudah ke fanmeeting! Istirahatlah dulu baru bertemu wanables, aku yakin mereka mengerti kalau kau sakit" bujukku.

Dia menggeleng "aku sudah baikan (YN) aku harus kesana, mereka datang jauh hanya untuk bertemu kami, aku tak mau mereka kecewa kalau hanya ber-10 dan bukan ber-11" ujarnya lalu berusaha bangkit dari ranjang.
"Kumohon Dan, kau bisa makin parah"
"Tidak, aku sudah baikan, lihat?" Ujarnya sambil tersenyum, senyum yang membuat jutaan umat jatuh cinta pada sosok Kang Daniel.

Aku menghela nafas "baiklah, akan ku telfon manager mu, aku ambilkan baju dulu" ujarku lalu berjalan menuju lemari nya, mencari pakaian untuk musim dingin. Di korea sudah mulai musim dingin, aku tak mau Daniel makin parah karna kedinginan.

Aku menelfon manager Daniel sambil mengambil jas panjang berwarna coklat miliknya dan baju hangat hitamnya. Ku oleskan minyak kayu putih yang ku bawa dari indonesia ke dada bidangnya, perut dan punggungnya sebelum memakaikan bajunya.

"Aku tak suka wanginya (YN)" protes Daniel.
"Tahan saja, ini bisa membuatmu hangat"
Daniel hanya tertawa kecil dan mengusap kedua telapak tangannya. Daniel berbalik dan menatap ku yang khawatir.
"Aku sudah baikan, kamu tak perlu khawatir oke?" Ucapnya menyakinkan ku dan mencium dahi ku.
"Kau juga salah satu diantara mereka, kau tau rasanya ingin bertemu idola kan? Aku tak mau mengecewakan mereka, itu sama saja mengecewakan mu" jelasnya sambil mengusap kedua pipi ku. Aku heran sekaligus terenyuh melihatnya yang sedang Demam namun masih bisa tersenyum.

TING TONG...

Bunyi bel apartemen ku berbunyi, Daniel langsung bersiap, membawa ponsel dan memasuk kan dompet ke sakunya. Aku membantunya berjalan di ke depan pintu, jalannya masih agak lunglai.
Aku membuka pintu dan menyapa sang manager, "Baiklah, aku pergi dulu ya sayang, jaga dirimu, jangan sampai sakit seperti ku" ujarnya mengecup pipi ku. Aku hanya mengangguk.
"Hati hati dijalan, jangan paksakan diri mu lain kali ya" ucapku, akhirnya mereka pergi menuju acara fanmeeting tersebut. Melihat Daniel yang semakin jauh, melihat punggungnya dari belakang membuat ku semakin khawatir, ingin rasanya membius Daniel agar dia istirahat total. Namun seorang Kang Daniel tak bisa dipaksa ketika sudah memiliki keinginan.
Aku mengerti juga dia ingin melakukan ini demi wannable, di waktu yang tersisa ini, harus melakukan semuanya sebelum berakhir.

Aku menutup pintu apartemen dan duduk menatap tv yang mati. Memikirkan Apa yang harus aku lakukan. Aku hanya menyalakan laptop dan membuka twitter untuk tahu update dari fan acc yang ku follow.

Beberapa jam kemudian banyak update an mengenai Daniel yang tetap datang ke Fanmeeting walau sakit. Sebelumnya juga begitu, memaksakan dirinya untuk datang ke fanmeeting padahal sudah diminta istirahat. Memang dasar. Aku tersenyum mendengar kata kata sapaan dia kepada wannables.
"Diluar dingin kan? Sayangnya aku tidak bisa memeluk kalian semua, semoga aku bisa sembuh untuk memeluk kalian semua"

 "Diluar dingin kan? Sayangnya aku tidak bisa memeluk kalian semua, semoga aku bisa sembuh untuk memeluk kalian semua"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Walaupun dia langsung pamit untuk istirahat, dan tidak ikut perform namun aku masih khawatir. Aku tahu daniel lebih parah kemarin daripada saat ini, setidaknya dia sudah bisa berdiri dan tersenyum, mungkin bertemu wannable adalah obat untuknya, diumur ku yg sudah 20 an ini aku masih tak bisa menahan teriakan fangirl ternyata haha, aku berteriak cukup kencang saat ini, melupakan bahwa aku baru melihat dia beberapa jam lalu.

'Burn it up! Ooh we burn it white'

Ponsel ku berbunyi, tertulis nama Daniel di sana, aku langsung mengangkat nya.
"Ya?"
"Eomma menyuruhku ke busan untuk istirahat, tidak apa kan?" Ujarnya di seberang sana.
"Ah! Iya tidak apa, penting untuk bersama eomma ketika sakit haha" ujar ku agak lega.
"Kau yakin? Aku ingin bersama kalian berdua,ikutlah ke busan, aku bisa menjemputmu kok" usulnya.
Aku berfikir sebentar.
"Tidak bisa.. Aku ada kerjaan, ini juga quality time antara kau dan ibumu, aku tidak mau mengganggu"
"Astaga sayang, hahaha eomma akan senang kalau kau ikut, yasudah kalau kau sibuk, aku harus pergi, jangan lupa mandi dan beribadah ya, i love you" aku tersenyum dan membalas i love you nya, lalu menutup telfon.

Ah aku belum mengenalkan diri ku ya? Baiklah, aku YN Grey, seorang perempuan biasa berusia 21 tahun.. Ehm itu secara internasional ya, kalau di korea usia ku 22 tahun haha. Aku bekerja di perusahaan kakak laki laki ku, dia memberiku pekerjaan karna aku malas untuk menlanjutkan kuliah ku. Aku seorang fangirl, seperti kalian. aku seorang wannable, dan aku juga pacar dari salah satu anggota wanna one. Sungguh beruntung ya, aku bersyukur kepada Tuhan setiap hari bisa bertemu idola ku.

Aku dan Daniel sendiri sudah menjalani hubungan selama 1 bulan, kami bertemu di salah satu fanmeeting bulan november lalu, aku sudah mengidolakan mereka sejak mereka masih jadi trainee di produce 101, dan melihat mereka debut bersama sama sungguh hal yang membahagiakan.

Aku ingat Daniel melihat tepat ke mata ku saat fansign bulan lalu, tatapan mata yang berbinar dan senyum merekah yang dia lakukan membuat ku semakin jatuh cinta. Walaupun sejujurnya bias ku itu Ha Sungwoon hahaha, untungnya Daniel tidak tahu itu. Aku ingat Daniel menanyakan nama ku, dan beberapa hari setelah fansign aku bertemu dia di hotel, mereka sedang menginap karna perform di luar kota. Saat itu kebetulan kami satu lift, dia masuk mengenakan hoodie dan masker, terlihat seperti maling bagiku, aku menjauh karna takut dia memang penjahat. Dia melihat ku dari atas kebawah, lalu membuka masker nya. "Hai" sebuah sapaan yang akhirnya menyatukan kami. Kami dekat setelah itu, walaupun jarang bertemu tapi kami selalu chatting ketika ada waktu. Entah di jam istirahat ku atau break latihan dance nya. 

Tak lama dia menyatakan sayang padaku, tidak, bukan cinta. Menurut Daniel itu terlalu dini, menurut dia kata sayang lebih tulus dan pas bagi kami untuk sekarang. Dan disinilah aku, seorang wannable yang tak sengaja bertemu idola di lift dan berakhir menjalin cinta dengan nya.

Aku kadang menampar diri sendiri saking masih tak percaya nya.

TING TONG..

Bel apartemen berbunyi, membuyarkan flashback ku sekaligus perkenalan ku pada kalian. Aku bergegas membuka pintu. Ah, ternyata dia...

.
.
.
.
.
jan lupa vote and comment ok? Tq udh gt aja.

DECEMBER 2018 ; KANG DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang