05 | Trouble Maker Family [3]

300 25 9
                                    


(( Mohon maaf jika ini nantinya tidak menghibur. Maaf kalo kurang berkenan. Ini hanya chapter buangan ))

---


Akira baru tau kalo ternyata di keluarga Mori nggak cuma Taka sama si kembar aja yang bikin migrain. Mama Mori pun demikian. Kalo Papa Mori sih nggak terlalu, tapi kadang ya sama aja.


"Mbak, gimana udah isi belom?"


"Mbak, kapan nih Mama dibikinin cucu? Mama udah pengen gendong bayi nih."


"Mbak, Mama anterin konsul ke dokter kandungan yuk."


Tiga kalimat di atas adalah kalimat sakti yang sering diucapkan oleh Mama Mori, mertuanya. Iya, jadi Akira sama Taka tuh akhirnya nikah. Mereka resmi jadi pasangan suami istri sejak delapan bulan yang lalu. Itupun setelah melewati banyak proses yang cukup panjang. Nggak usah diceritain lah ya, bikin tambah pusing soalnya.


Taka berjalan ngendap-ngendap waktu masuk kamarnya. Senyum lebarnya nggak mau ilang pas ngelihat Akira lagi berdiri membelakanginya. Perempuan nomer satunya itu lagi berdiri di depan jendela kamarnya sambil bersedekap. Nggak tau lagi ngapain.


GREPP!!


Akira berjengit kaget awalnya. Tapi setelah sadar tangan siapa yang melingkar di pinggangnya, dia lantas tersenyum. "Kamu udah pulang?" tanyanya tanpa berbalik. Dia lagi nikmatin pelukan Taka sekarang.


Taka cuma nganggukkin kepalanya yang ada di ceruk leher Akira. Ngendus-endus wangi istrinya. "Kangen," katanya manja.


"Hidung kamu, ih. Bikin geli," ucap Akira lalu mencubit lengan Taka dengan gemas. Perempuan itu ngerasa geli waktu napas hangat Taka menerpa kulitnya. Percayalah, meskipun dia udah cukup lama hidup bareng Taka, tapi hal-hal kaya gini selalu bikin dia ngerasa geli.


Taka ketawa. Kepalanya masih stay di ceruk leher Akira. "Kok kamu belom tidur sih, sayang? Udah malem loh ini."


"Kan nungguin kamu pulang, Ka," jawab Akira lembut. Segala kejutekan Akira sekarang udah sirna.


Taka agak ngangkat kepalanya, tapi tangannya masih melingkar mesra di perut Akira. "Kok manggilnya 'Ka' lagi, sih. Kan kemaren udah janji manggilnya 'Mas'," rengek Taka manja.


"Kan nungguin kamu pulang, Mas," Akira meralat jawabannya. Habis itu dia agak nengok ke belakang. Pada saat itu juga Taka mau jatuhin kembali kepalanya ke ceruk leher Akira. Akhirnya terjadilah tubrukan singkat. Hidung mereka saling bersentuhan. Karena kelewat iseng -dan juga karena Taka dilahirkan dengan otak separo mesum- Taka nyuri satu ciuman singkat dari bibir Akira. Sontak Akira langsung melotot, tapi Taka malah ketawa bangga.


"Kamu tuh ya, bisa banget nyuri-nyuri kesempatan," Akira mencibir suaminya.


Taka lanjut ketawa. Dia ngelepasin pelukannya tapi habis itu ngebalikin badan Akira. Jadi sekarang posisi mereka tuh saling berhadapan.


ALL MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang