06 | SEPATU (KANACHI)

182 19 8
                                    

(( Ada yg KANACHI shipper, nggak? :v Seingetku pernah ada yg minta buatin cerita mereka berdua. Aku nulisnya pake bahasa nggak baku gapapa kan ya? Biar gampang soalnya wkwk. Trus disini Chichi jadi adeknya Hiroki ya, bukan kembarannya lagi ))

---


Kita adalah sepasang sepatu. Selalu bersama tak bisa bersatu.

---


Dari dulu, tokoh cowok yang kusukai itu nggak jauh-jauh dari anak blok J. Tapi nggak ada yang awet. Aku pernah suka Mas David, tapi itu nggak berlangsung lama. Karena Mas Bule yang aku idam-idamin itu udah suka duluan sama Mbak Akira, tetanggaku, partner friendzone-nya Mas Taka. Yaudahlah aku mundur alus jadinya. Lagian Mas David juga getol banget nunjukkin perasaannya sama Mbak Akira. Yang mana itu selalu bikin Mas Taka uring-uringan di rumah dan otomatis aku sama Oki kena imbasnya.


Habis itu aku mulai suka sama Mas Toru. Itu loh yang wajahnya mirip Gachapin. Sahabat sehidup sedosanya Mas Taka. Yang kemana-mana selalu sama Mas Taka. Kadang tuh aku sampe heran. Mereka udah kaya pasangan homo aja. Ih tapi amit-amit deh jangan sampe! Aku masih pengen punya kakak ipar cewek soalnya. Jadi Mas Taka sama Mas Toru itu udah sepaket lengkap buat bikin kerusuhan di blok J. Kalo lagi barengan kerjaannya berantem mulu, tapi kalo nggak ada suka bingung nyariin. Dan karena mereka berdua ini bener-bener kompak, urusan cewek pun juga kompak. Mas Toru itu juga suka sama Mbak Akira. Dia sukanya nyari-nyari perhatian ke Mbak Akira dengan cara bikin kerusuhan bareng Mas Taka. Pokoknya kalo urusan cewek, mereka berdua tuh sukanya rebutan. Mungkin selera mereka sama kali ya. Dan itu ngebuat aku jadi mundur teratur lagi. Ya kalo saingannya Mbak Akira, sedikit banyak aku ngerasa minder juga.


Kalo yang ini beda. Berawal dari hobiku yang suka ngintilin Oki kemana-mana, aku jadi deket sama Mas Teru. Dia anak blok J juga, dan rumahnya paling ujung sana. Jejeran sama Om Ryo. Mas Teru ini persis kaya Mas Taka, suka ngardus. Tapi aku kalo digombalin sih iya-iya aja. Aku emang suka becanda sih. Jadi kalo dia ngomong ya dibecandain aja. Mas Teru sama aku tuh punya beberapa kesamaan. Kami sama-sama doyan makan. Doyan becanda juga. Tapi aku galau kalo ditanya perasaanku sama Mas Teru. Ya habisnya aku nggak tau beneran suka apa enggak sama dia. Karena kayaknya ada orang lain yang kusuka. Hmm.


"Chi, buruan naik woy! Keburu ujan nih!"


Oh. Panggilan itu menyadarkanku dari lamunan. Aku menoleh ke arahnya kemudian menyengir lebar, "Hehe, abang ojekku udah sampek, ya?" sapaku.


"Masih mending abang ojek dibayar. Gue kan tenaga gratis," katanya rada ketus. Ini maksudnya nyindir apa gimana, ya? Duh, sahabatku ini emang mulutnya kalo ngomong suka gitu.


Kubalas saja dengan becandaan basi yang sering kulontarkan padanya, "Dibayar pake cinta mau, nggak?" candaku sambil mengedipkan mata.


Dia hanya memutar bola mata. Ekspresi yang sering dia perlihatkan ketika aku mengatakan sesuatu yang menurutnya hanya omong kosong. Sambil menstarter motornya dia ngomong, "Basi, Chi! Udah buruan pake helmnya. Naik sekarang!" perintahnya yang langsung kuturuti. Keburu diketusin lagi. Eh tapi udah biasa juga sih sebenernya.

ALL MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang