| FOUR |

4.1K 393 14
                                    

Rutinitas; kegiatan yang diulang-ulang. Terkadang terasa membosankan hingga tak ada yang bisa dilakukan selain menghela napas. Kebosanan adalah sebuah penyakit juga. Dan mungkin Ia terlahir karena rutinitas.

Pagi itu Sasuke bangun lebih pagi dari biasanya. Chiharu kecil tidur di ranjang orangtuanya karena mimpi buruk. Semalam ia berlari dari kamarnya dan menyusup ke dalam pelukan Hinata, menangis dan tak menjelaskan apa-apa. Sosok kecil yang ketakutan setengah mati. Hinata memeluknya, menjaganya dalam kehangatan yang tenteram. Sasuke keluar untuk mengambilkan air untuk Chiharu, tapi anak itu telah tertidur dalam pelukan Hinata saat ia kembali.

Menu sarapan yang ada di benak Sasuke biasanya selalu yang sederhana. Dia memang bukan tipe penikmat sarapan sehat. Malah dulu, ia tidak terbiasa dengan sarapan. Sasuke suka makan sarapannya di tengah pagi, menjelang jam sepuluh atau bahkan sebelas. Dia tak selalu merasa lapar saat bangun tidur. Misteri yang tak pernah bisa ia pecahkan. Namun, setelah menikah, ia tertular kebiasaan Hinata dan cara hidup sehat istrinya. Dan pagi pun dimulai dengan segelas air yang ia minum perlahan-lahan sebelum memulai olahraga kecilnya di atas treadmill. Sasuke berjalan kaki di tempat selama empat puluh menit sembari mengecek beberapa pesan di tablet miliknya, membalas yang ia rasa perlu, menyusun jadwal pertemuan dengan beberapa pengrajin. Setelah itu, Sasuke memasak air. Ia cukup berkeringat, dan melakukan proses peregangan dengan meluruskan kakinya di atas kursi. Ponselnya berbunyi beberapa kali dengan pesan. Sasuke membacanya satu-persatu, merengut saat menemukan beberapa pesan spam yang dengan segera ia hapus.

Setelah beberapa saat, teko bersiul, dan roti-roti terpanggang. Sasuke mulai bisa merasakan efek pendinginan selama ia duduk dan meregangkan otot-otot. Ia merasa jauh lebih baik, detak jantungnya telah lebih tenang, otot-otot betisnya masih sedikit berdenyut-denyut. Yogurt ia ambil dari dalam kulkas, mencampurnya dalam mangkuk berisi potongan buah segar. Selama ia melakukan itu, Sasuke bersenandung di dunianya sendiri. Pemandangan ini tak akan diperlihatkannya di manapun selain di apartemennya dan Hinata. Tepat setelah segalanya tersaji, Hinata keluar kamar dengan Chiharu di gendongannya.

Ia duduk di salah satu kursi, mengusap-usap matanya. Chiharu kecil memeluk leher ibunya, mengendus-endus aroma khas kulit Hinata, merasa puas dan kemudian menyandarkan kepalanya di lekuk antara bahu dan leher ibunya. Dia mulai mengoceh tentang ikan-ikan, dan menciptakan nama-nama aneh untuk ikan-ikan yang ada di imajinasinya. Rambut hitamnya dikuncir dua, sedikit longgar karena semalam dia tertidur pulas di pelukan ibunya. Tahun ini Chiharu berusia empat tahun, dan rencananya, akan menghabiskan satu harinya yang berharga bersama pamannya. Dan hal itu, yang nantinya akan menjadi masalah utama bagi orangtua gadis kecil itu.

Bel pintu berdenting ke seluruh ruangan. Sasuke yang sejak tadi berdiri, berjalan keluar ruang makan dan menerima beberapa amplop yang sebagian besar berisi tagihan-tagihan. Kadang-kadang dia berharap ada surat-surat seperti di masa kecilnya dulu. Tapi sekarang surat-surat tak lagi ditulis dan dikirim melalui pos. Hal-hal sederhana seperti ini yang membuatnya merindukan masa anak-anak.

Ia kembali ke ruang makan, meletakkan amplop-amplop di samping piringnya. Hinata masih setengah mengantuk, mengundang senyum di wajah Sasuke. Ia membelai rambutnya, menerima protes dari Chiharu yang memintanya untuk kembali duduk dan jangan menyentuh Mama.

"Mama mengantuk. Aku mau makan. Pizza!"

"Itu tidak sehat, Chiharu."

Si kecil merasa tertantang. Ia tak lagi bersandar pada ibunya. Kedua alisnya berkerut marah. "Aku akan makan apa yang kumau!" ia mengakhiri pernyataannya dengan menggelembungkan pipinya dan menyipitkan mata, mencoba untuk terlihat mengintimidasi.

Sasuke menahan tawanya dengan susah payah. Ia mempersiapkan misil-misil baru. "Tidak, kau tidak akan makan pizza lagi."

"Kenapa?" Suaranya keras, sekeras tekadnya.

Darling YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang