| ADDITIONALS |

3.6K 316 19
                                    

Another Day in the Bookstore

Kentaro bisa segera mengenali pasangan Uchiha yang masuk ke toko. Mereka telah menjadi pelanggan tetap bahkan sebelum pacaran atau menikah. Pasangan pengantin baru itu seperti sepasang yin dan yang, hitam dan putih, onyx dan moonstone; saling bertolak belakang. Si laki-laki terlihat keras dan tak terjangkau, sementara si perempuan begitu ramah dan cerah. Seringnya mereka menjelajahi rak-rak buku fiksi dan referensi. Di lain waktu, si perempuan betah di antara rak-rak buku sastra. Si laki-laki kemudian menyusulnya dan mulai mencari perhatian dari si perempuan dengan banyak bertanya. Seperti hari itu, si perempuan memilah beberapa buku sastra dan menumpahkan seluruh perhatiannya ke sebuah buku kumpulan puisi.

"Kau dapat buku apa?" si laki-laki bertanya.

"Mm," sahut si perempuan.

"Apa itu?"

"Buku."

"Tentang apa?" si laki-laki mendekat, mengecek sampul bukunya. Ekspresinya berubah ketika si perempuan menarik bukunya lagi. "Kau tak membutuhkan itu," lanjutnya. Si perempuan berbalik, memunggungi si laki-laki. "Hei, Hinata, bagaimana kalau kita ke lantai dua dan mencari buku lain?"

"Pergilah sendiri, Sasuke."

"Kau yakin?"

Si perempuan menghela napas kesal. "Aku sudah selesai. Aku akan beli buku ini." Si perempuan berjalan meninggalkan si laki-laki. Langkahnya terhenti ketika sepasang matanya menemukan satu buku yang lain. Sekali lagi, ia memusatkan perhatiannya pada sebuah buku dan tak memedulikan keberadaan si laki-laki. Buku itu dibebaskan tangannya dari barisan buku-buku lain di rak. Ia membaca sampul belakangnya dan terpana.

Si laki-laki lalu berkata, "Itu juga tak kaubutuhkan."

"Mengapa begitu?"

"Kau sudah punya aku."

Buku kedua yang diambil si perempuan adalah buku non-fiksi yang merupakan kumpulan kisah-kisah wanita lajang yang sukses dalam karir. Tentu saja si laki-laki mengatakan itu dengan percaya diri karena mereka baru saja menikah dan si perempuan bukan lagi seorang lajang. Yang tidak diketahuinya adalah satu hal paling krusial, nama Yuuhi Kurenai yang merupakan mentor-nya di masa lalu yang juga penulis buku itu.

"Hinata."

"Mm?"

"Apa kau mau aku menciummu agar aku bisa mendapatkan perhatianmu?"

Si perempuan bertahan, membuat si laki-laki memutuskan untuk tak lagi menunggu. Ia berdiri di antara rak-rak buku, menjulang di samping si perempuan, "Aku benar-benar akan menciummu sekarang."

"Jangan lakukan itu."

"Akan kulakukan," ancam si laki-laki.

Si perempuan meletakkan buku-bukunya. "Kau sudah dapat perhatianku. Sekarang kau mau apa?"

"Cium aku."

"Tidak."

"Cium aku atau kau akan menyesal."

"Apa salahku sehingga kau mengancamku begini, Sasuke?"

"Kau bilang ini bulan madu kita, kan? 'Kita akan pergi ke pulau buku-buku' seingatku kau mengatakan itu tadi."

Si perempuan menggeleng tak percaya. Suaminya benar-benar kekanakan.

"Ayolah," rayu si laki-laki.

"Oh... baiklah. Kau menang. Janji kau tak akan melakukan ini lagi saat kita ke sini lain kali."

"Oke. Tak masalah!"

Darling YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang