"Happy Birthday Coco! Tiup lilin dan buatlah harapan!" Coco, Cosette lebih tepatnya, meniup 17 lilin yang tertancap di kue keju tersebut, permohonannya masih sama dari 2 tahun yang lalu. aku harap aku bisa menjadi wanita berkarier yang sukses!, lalu datang lelaki yang merupakan kekasihnya saat itu, membawa boneka yang sangat besar dan sebuket bunga. "Happy Birthday Coco!" serunya.
Tepat di hari ini, Coco berulang tahun ke 22. "Happy Birthday Coco! Tiup lilin dan buatlah harapan!" sahabat sewaktu kuliahnya berkumpul untuk merayakan ulang tahunnya. dia lalu meniupnya dan membuat harapan. semoga aku bahagia dan selalu bahagia, namun bedanya, sekarang tidak ada yang membawa boneka besar dan sebuket bunga.
"Alan kemana? kok ga kesini?" Alan. Iya, kekasihnya dari SMA masih menjadi kekasihnya di hari ini. "Dia sibuk, perusahaannya lagi cari investor buat kantor global" Fera, sahabatnya yang tadi bertanya tersenyum lebar. "Ah.. irinya, Coco menjadi Direktur di entertaiment, lalu Alan juga kerja di perusahaan ternama, kalian memang cocok sekali!" Nyata Rirry, sahabatnya juga. "Apaan, kami jadi jarang ketemu" katanya merajuk. "Ei.. tapi kalian bisa saja nikah muda, setelah itu setiap hari ketemu" Nata, juga ikut berbicara. "dan malam juga ketemu" Rirry menambahkan. Mereka tertawa lebar dan Coco memukul lengan Rirry malu-malu.
Setelah pulang dan memasuki apartemennya, ia memutuskan untuk menghubungi Alan. "Kenapa Co?" tanya Alan. "Alan, lagi dimana?" Alan, Lupa ulang tahun Coco. "Aku? di rumah" Coco hanya tersenyum. "kenapa dari tadi tidak hubungi aku?" terdengar elahan nafas Alan. "Aku kerja". "Masih kerja sampai sekarang?" tanya Coco. "Iya masih". "Ah.. begitu, maaf ya mengganggu" Coco mematikan hubungan telfonnya. Coco memutuskan untuk mengecek sosial media. "Wah.. siapa lelaki ini? Pengikutnya banyak sekali" salah satu artis sosial media muncul di laman sosial media Coco. "sepertinya dia belum terhubung dengan entertaiment manapun, video menyanyinya juga banyak" Syd, namanya Syd.
Coco memutuskan untuk memeriksa latar belakang lelaki tersebut. "Apa ada yang kau dapat?" tanya Coco pada Asistennya. "Iya, dia adalah Barista, di Kafe Flo" Coco memutuskan untuk bertemu langsung dengan dia, karena pekerjanya juga sedang sibuk.
"Silahkan masuk" Suara lelaki menyambut kehadiran pelanggan. "Ingin memesan apa? menu favorit adalah Kue Keju dan White-Coffee" jelasnya. "Ya, aku pesan itu saja" setelah 10 menit, datanglah pesanannya. "selamat menikmati" pelayan tersebut tersenyum. "Syd" panggil Coco. "Oh? tahu dari mana namaku Syd?" dia berbicara masih dengan senyuman."Ah.. jadi kakak dari CC entertainment? Wah.. aku sering sekali melihat Boyband dan penyanyi dari CC entertainment" Syd tipe yang penatik hati, suka tersenyum, kelihatannya jahil, itu yang tersangkut dalam fikiran Coco. "Jadi? Kau ingin bergabung?" tanya Coco dengan senyuman juga tentunya. "Kasih aku waktu untuk berfikir ya Kak, aku juga tak suka diberi kartu nama, sebagai gantinya, nomer telfon kakak?" dasar penggoda iman. Batin Coco.
Setelah dari Kafe Flo, Coco pergi ke kantor Alan dengan tujuan memberi Kue Keju, ia sempat membungkus 1 Kue Keju lagi di Kafe Flo. "Alan? kau dimana?" setelah itu Alan bergegas turun dan menyambut kekasihnya. "Wah.. Apa ini?" Coco melihat mata Alan yang berbinar dan senyumnya yang manis menatapnya. "Kue Keju" jawab Coco singkat. "Alan.. hari ini ada film bagus lho" Coco menambahkan. "Maaf a-". "Tak apa" Coco lalu putar balik dan keluar dari perusahaan Alan.
Alan sibuk, Coco harus mengerti, Syd sedang berfikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uninvited Feelings
Romancemenjalin hubungan serius dengan seseorang dalam jangka waktu yang lama seringkali dianggap pasangan sempurna. namun, bagaimana jika dalam hubungan tersebut timbul kebimbangan, bagaimana jika semua perjuangan hanya berakhir dengan sia-sia? dan saat i...