1/6

7K 212 2
                                    

Artavia Kencana Khalilah, biasa dipanggil Khalilah. Gadis berusia 16 tahun yang periang dan murah senyum. Menyukai sastra. Bilangnya gak bisa buat, tapi hampir tiap hari buat sastra. Kelas XI IPS, karena tidak minat IPA. Menyukai benda-benda angkasa terutama bintang. Punya sahabat baik dan kemana-mana selalu bersama. Seorang pengagum rahasia. Biasa mencintai dalam diam. Sederhana dan tidak suka yang ribet. Punya mimpi yang tinggi, tapi kadang gak yakin sama mimpinya sendiri.

Damara Azka, seorang pria berusia 18 tahun. Kelas XII IPA. Menyukai langit, karena bercita-cita menjadi pilot angkatan udara. Pintar, sedikit konyol, berteman dengan siapa saja, dan tidak suka musuhan. Sederhana dan penyayang. Kurang peka sama perasaan orang lain. Punya sahabat yang sama-sama konyol. Gak suka sama anak IPS, karena menurutnya semua anak-anak IPS gagal move on yang dipelajari masa lalu terus. Punya kenangan yang menyakitkan walau selalu disamarkan dengan senyumnya. Semangatnya tinggi seperti langit. Namun, ia berjanji tidak akan melupakan tanah. Punya satu mantan dan belum punya pacar lagi. Kadang tebar pesona. Kadang dia bisa jadi orang yang sangat cuek.

Tedza Abimanyu, pria berusia 18 tahun. Kelas XII IPA. Sahabat konyolnya Damar. Bersahabat dari SMP. Sama-sama menyukai langit. Namun, tidak suka malam. Hatinya keras, namun bisa juga sangat mellow. Keras kepala. Suka gombalin adik kelas. Sampai pada akhirnya ia bertemu salah satu adik kelas yang sangat cuek padanya. Suka bersabda. Kadang nasihatnya berguna. Sok bijak dan makannya banyak tapi tidak gemuk malah badannya sangat atletis.

Purnama Brigita Yuna, biasa dipanggil Gita. Gadis berusia 16 tahun dan sekelas dengan Khalilah. Sahabat baiknya Khalilah. Menyukai sifat Khalilah yang murah senyum, tapi sendirinya jarang senyum ke orang lain. Cuek dan kelihatan judes. Namun, aslinya baik banget. Pintar di pelajaran bahasa inggris. Menyukai pantai, karena suka dengan deburan ombaknya. Membenci hujan dan petir. Benci sama orang yang konyol dan alay. Gak suka diperintah.

_o0o_

Deburan pantai terlihat sangat menarik di mata gadis berkulit putih pucat itu. Mata hitam pekatnya terus memperhatikan seseorang yang sedang berlarian di atas deburan ombak. Senyumnya terus terbit di kala seseorang itu tertawa seperti anak kecil.

Hari mulai sore dan senja sudah terlihat indah. Ia tidak terlalu menyukai senja. Ia melirik ke arah jam tangan putih di tangan kirinya. Menunjukan pukul 5.20. Dan itu sudah sangat sore.

"Gita!!!" teriak Khalilah. Namun, gadis itu seperti tidak menghiraukan teriakan Khalilah. Gadis itu sibuk berlarian seperti anak kecil.

Khalilah menghembuskan nafas kasarnya. Sahabatnya akan lupa waktu kalau sudah bermain dengan ombak. Dan akhirnya Khalilah mengalah. Ia menunggu Gita sampai puas bermain ombak.

Khalilah, gadis kelas XI IPS 1 itu mengambil sebatang kayu dan mulai menuliskan kata-kata pada pasir yang jauh dari air pantai.

Cukup aku mengagumimu dalam diam, Pangeran langitku.

Itulah kata-kata yang dituliskan pada pasir. Sampai Gita datang sembari menenteng sandal dengan roknya yang sudah basah. Khalilah dengan cepat menghapus kata-kata di pasir tersebut.

"Gak usah dihapus, Lil. Gue udah tau kok," ujar Gita. Khalilah hanya tersenyum.

Akhirnya mereka berdua duduk di atas pasir yang jauh dari tepi pantai. Merasakan angin yang berhembus cukup kencang. Menikmati matahari yang perlahan tenggelam. Jam sudah menunjukan pukul 5.40, namun mereka masih belum beranjak dari sana. Sudah menjadi jadwal setiap hari minggu sore mereka ke pantai. Itu juga yang bikin jadwalnya Gita.

Langit Yang Membawanya Pergi √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang