Di suatu hari, Damar mengajak Khalilah naik helikopter. Senyum terus terbit dari bibir Khalilah. Kebahagiaan terpancar dari wajahnya. Tangan Damar menggenggam tangan Khalilah erat.
"Terima kasih, kak. Karena kakak aku bisa terbang."
Damar mencium kening Khalilah.
"Sama-sama, sayang."
"Kak, aku ada berita gembira nih."
Damar melihat wajah Khalilah sangat ceria.
"Apa itu?"
Khalilah tersenyum malu yang membuat Damar gemas. Khalilah mendekatkan bibirnya di telinga Damar.
"Aku hamil, kak," bisik Khalilah.
Damar terkejut dan memasang wajah tanda tanya. Berharap Khalilah tidak berbohong. Namun, saat Khalilah mengusap perutnya. Damar sangat yakin Khalilah tidak berbohong. Damar memeluk dan mencium kening Khalilah.
"Terima kasih telah memberi kakak banyak kebahagiaan."
"Aku yang terima kasih, kak. Aku yang bahagia sama kakak."
Damar mengencangkan pelukannya.
Sudah dua hari Damar menginap di rumah kedua orang tua Khalilah. Saat ini Ia sedang berada di balkon menikmati fajar.
Langit jahat sama aku, Lil. Dia bawa kamu pergi. Dia jahat.
"Damar."
Damar menengok. Ternyata ibu Khalilah yang masuk kamar Khalilah yang Damar tempati selama menginap. Sedikit bisa mengobati rasa rindu Damar pada Khalilah.
"Iya, Bu."
"Sarapan dulu, yuk."
"Iya, Bu. Damar nyusul."
"Ya sudah, ibu ke luar dulu, ya."
"Iya, bu.
Damar kembali melihat langit. Langit malah tersenyum melihatnya terpuruk.
Setelah itu, Damar turun ke lantai satu untuk ikut sarapan bersama.
Wajah Damar terlihat murung dengan balutan seragam lorengnya. Sudah 2 hari tidak ada kabar dari Tedza maupun dari pencari yang lain.
"Kamu mau kerja, Damar?" tanya ayah Khalilah.
"Hari ini Damar mau nemuin Kapten Syahid, Yah. Damar mau ikut cari Khalilah lewat udara."
"Kamu serius?"
"Serius, Yah. Damar gak bisa diem aja. Damar cape nunggu. Damar pengen ikut cari."
"Ya sudah, kalau itu mau kamu. Hati-hati. Jangan sampai malah diri kamu yang celaka."
"Iya, Yah."
_o0o_
Damar ke batalyon untuk menemui Kapten Syahid. Di sana Ia langsung ke ruangan Kapten Syahid.
"Permisi, Kapten."
"Damar? Ada apa?"
Damar pun masuk ke dalam ruangan Kapten Syahid.
"Saya ingin ikut mencari korban jatuhnya pesawat itu, Kapten. Saya tidak bisa diam saja."
"Kamu yakin, kamu kuat?"
"Siap! Yakin, Kapten."
"Oke, sekarang kamu berangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Yang Membawanya Pergi √
Short StorySemua tatapan aneh dari orang-orang tidak Ia hiraukan. Dalam balutan seragam TNI AU Ia berjalan di tepi pantai bersama wanita di sampingnya. _________ Cerpen pertama yang mengangkat kisah seorang TNI-AU. Dilarang copas. Perbuatan menjiplak dan lainn...