Aku sengaja tidak lagi mengingat-ingat bagaimana raut wajahmu ketika tersenyum. Aku juga sengaja tidak lagi menghafal bagaimana ritme tawamu. Aku pun tidak lagi berusaha mengingat-ingat bagaimana kamu menjalani hari, menghafal bagaimana caramu bercerita dan caramu memanggil namaku. Ketika itulah, Ketika aku berusaha untuk tidak. Maka pada saat itu, semua tentangmu mulai membayang - bayangi setiap hariku. Masih saja di antara keramaian, dua bola mata ini tetap mencari sebentuk raut senyummu. Masih aja seriring dengan hiruk pikuk suara yang kudengar, tetap suara tawamu terngiang di telingaku. Masih saja aku mengingat semua hal, bagaimana setiap caramu memperlakukanku. Masih saja aku patah hati lagi, manakala memahami angan yang sudah tidak bertuju dan rasa yang tak lagi bersambut. Kita yang sudah menjadi dua orang asing. Kita yang berlomba untuk saling lupa.