Naya memasuki kelas barunya, ia di sambut oleh temannya, tidak ada yang terlalu akrab dengannya, sebatas kenal saja.
"Nay sini duduk bareng gue!" ucap seorang teman yang ia ketahui bernama Alya. Alya bisa dibilang cantik, kulitnya sawomatang dengan bulumata yang lebat dan berbibir merah alami, rambut hitamnya hanya sebahu, namun terlihat sangat manis.
"Oke!" ucap Naya lantang, ia duduk di shaf paling depan di barisan ke dua.
Di mejanya sudah terdapat tiga teman lainnya sehingga mereka menjadi berlima, yaitu Nisa, Amel dan Syifa. Naya mengeluarkan kotak makannya, begitupun teman yang kini berkumpul di mejanya.
"Ah sialan! Gue gabawa sendok lagi, mana gue bekel mie." Ucap Naya lalu mengerucutkan bibirnya.
"Pake tangan aja Nay!" ucap Amel terkekeh
"Kalo nasi masih bisa, yakali mie pake tangan." Ucapnya ketus
"Nih pake sendok punya gue aja, kebetulan gue bawa roti, jadi gausah pake sendok." Ucap seorang laki laki di belakang meja Naya.
Naya dan teman temannya kompak menoleh ke belakang,
"Beneran gapapa? Nanti gue cuci deh, gue laper banget belom makan sama sekali dari pagi." Balas Naya dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Iya santai aja, kenalin nama gue Dimas, dulunya 10 IPA 2." Ia menjulurkan tangannya pada Naya.
"Anaya, dulu gue 10 IPA 9." Lalu menyambut uluran tangan Dimas.
Sontak teman di sebelah Dimas menoleh ke arah Naya, lalu kembali fokus melihat layar ponselnya.
Nayapun mengambil sendok dari Dimas, teman teman yang lain sudah berkenalan lebih awal ketika Naya mengurus pelaksanaan siswa baru.
Rafa yang duduk satu meja dengan Dimas melepas earphonenya.
"Dim lo tau ga? Masa tadi pagi gue dikira tukang ojek!" ucap Rafa nyaring.
Naya yang sedang mengunyah tiba tiba diam menyimak percakapan mereka yang hanya terhalang satu meja itu.
"Tampang lo emang tampang abang abang ojek si Raf!" Dimas terkekeh
"Enak aja lo, masa gue ganteng kayak gini dibilang kaya tukang ojek si!" Rafa tidak terima dengan ucapan temannya itu.
"Dapet duit dong lo Raf?" sambung Rizal yang ikut nimbrung.
"Dapet 20 rebu, yaudah gue kasih ke mang ujang, kasian dia belum sarapan."
Rafa tau betul gadis yang tadi menumpang padanya kini duduk tepat di depannya.
Naya menoleh ke belakang, Rafa menatapnya dingin dan melihat tingkah aneh Naya.
Hidung Naya mengendus-endus ke arahnya, lalu berbalik menghadap teman temannya, memberes kan tempat makan lalu kembali berbalik menghadap Rafa.
"Lo Bau Rokok!" tembak Naya kepada Rafa
Rafa yang sudah asyik dengan gamenya langsung memasukan ponselnya kedalam saku, ia melihat Naya dengan satu alis yang terangkat.
"Gue?"
"Iya lo, gue gasuka sama cowo yang bau rokok, jauh jauh lo dari gue!" balas Naya tiba tiba sensitif.
"Rese lo, baru dateng juga! Kalo gasuka lo aja yang pergi, ribet amat hidup lo!"
Rafa mendekatkan wajahnya ke Naya, namun masih terhalang meja, lalu kembali bersandar di bangkunya.
"LO BAU BADAN! MANDI GA LO TADI PAGI!?" Ucap Rafa.
Naya mencium badannya, hari ini ia tidak mandi karena buru buru, juga tidak menyemprotkan parfumnya, ditambah seharian ia berada di lapangan dan berkeliling sekolah karena mengurus siswa baru yang pastinya sangat berkeringat.
Sebenarnya Naya tidak bau badan, hanya sedikit asam, Rafa saja melebih lebihkan.
"Gue gasuka cewe bau badan! Pergi lo jauh jauh dari gue!" ucap Rafa lebih ketus.
Naya bangkit dari tempat duduknya, pergi meninggalkan kelas, ia pergi menuju kamar mandi putri yang tidak jauh dari kelasnya.
"Lo jahat banget si Raf." Ucap Alya lalu bangkit dari tempat duduknya.
Rafa hanya tertawa, "orang dia yang rese duluan!"
"Bentar lagi juga balik lagi tuh cewe." tambah Rizal
Alya menyusul Naya ke kamar mandi putri, namun tidak melihat keberadaan teman barunya itu.
"Nay lo dimana?" ucap Alya yang kini berada di kamar mandi.
"Di pintu yang kedua." sahut seorang dalam kamar mandi, tak lama kemudian keluar.
"Eh Alya, ngapain? Susulin gue?"
"Iya, gue takut lo nangis"
"Haha lebay lo, masa gituan doang nangis, gue abis pipis. Dari pagi belom pipis" jawab Naya seraya membenarkan seragamnya.
"Syukur deh, Tapi Rafa gabiasanya kok kaya gitu." Alya mencoba meluruskan.
"Rafa? Cowok yang tadi namanya Rafa? Lo kenal?"
"Kelas 10 dia sekelas sama gue."
"Yaudah, balik ke kelas yuk Al!"
Alya menganggukan kepalanya, saat melangkah keluar "eh eh.. Tunggu Al." ucap Naya memberhentikan langkahnya.
"Apaan lagi?"
"Lo cium ketek gue dong, emang beneran bau ya?"
"Gila lo emang!" ucap Alya sebal.
Merekapun tertawa dan melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Tak ada lagi percakapan antara Naya dengan yang lainnya, teman Naya yang tadi berkumpul di meja kini sudah menempati mejanya masing masing, semuanya terlihat canggung.
"Dim, gue balikin sendoknya besok ya!" Naya memulai percakapan sambil menoleh ke belakang, dan melirik Rafa yang lagi lagi asyik dengan gamenya.
"Oke!" ucap Dimas santai.
Tak lama bel pulang berbunyi, semua siswa membereskan tasnya, Rafa mengambil helm fullfacenya di kolong meja dan bangkit paling awal, saat melewati meja Naya, Rafa berhenti.
"Mau Abang anter pulang neng pake ojek?" ucap Rafa terkekeh lalu berlalu meninggalkan kelas.
Naya mematung di tempat
"Sialan!" gumamnya.
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Author note
Gimana ? Penasaran sama sosok Rafa? Nih aku kasih liat imagine aku mengenai sosok bad boy menyebalkan Rafa..
Rafa Aditya
Keep Enjoy readingg...!
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Be "Us"?
Teen FictionPublished under Bentang Belia Publisher #1-TEENFICTION (11/09/2018) Sebagian part dihapus. " Mungkin cukup "gue" sama "lo", bukan "kita".