Chapter 1

65 6 0
                                    

POV Keynara Alexander Xavita

Aku berjalan menuju gerbang kampus dengan membawa buku yang lumayan tebal. Pukul 06:00 pagi aku berjalan menyusuri koridor kampus, iya. Aku mahasiswi baru lebih tepatnya aku mahasiswi yang berkesempatan bisa belajar di kampus jakarta university. Aku hanya mahasiswi yang mendapatkan Beasiswa dari kampus ini.

Semua tatapan warga kampus menatapku dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan tatapan tak suka, pasalnya aku pergi kekampus hanya memakai pakaian santai seperti celana jeans dan kaos beserta sepatu tidak seperti mereka yang memakai pakaian yang sangat modis yang sangat glamor.

Semua tatapan warga kampus menatapku dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan tatapan tak suka, pasalnya aku pergi kekampus hanya memakai pakaian santai seperti celana jeans dan kaos beserta sepatu tidak seperti mereka yang memakai pakaian yang ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bukan seperti mereka yang berasal dari keluarga yang kaya. Aku hanya terlahir dari keluarga yang sederhana, aku tinggal bersama ibuku. Sedangkan Ayah sudah meninggal dunia saat aku masih duduk di bangku SMA, tepatnya 3 tahun yang lalu akibat penyakit jantung yang dideritanya.

Aku mempunyai seorang kakak perempuan bernama Rendita Alexander Xavita yang biasa dipanggil Dita. Tetapi dia sudah bahagia bersama Tuhan disurga sana akbiat kecelakaan yang menimpah kami berdua 5 tahun yang lalu. Mobil yang dikendarai kita berdua bertabrakan dengan Truk besar yang melaju dengan kencang. Kami berdua koma, sudah beberapa minggu Dita tersadar lebih dulu dibandingkanku sejam setelah ia tersadar kemudian aku tersadar dari koma.

Dita yang mengetahui aku buta ia berpesan jika ia tidak bisa bertahan hidup, jika meninggal ia meminta matanya didonorkan utnukku dan sekarang aku sudah bisa melihat karena mata yang diberikan Kakakku, mata hitam pekat yang sangat indah.

Ibuku hanya seorang ibu rumah tangga tetapi ia mempunyai sebuah toko kue yang tidak lumayan besar, ya lumayan bisa membantu kehidupan kita berdua.

Aku berjalan mencari ruang tata usaha untuk menanyakan dimana kelas Fakultas kedokteran berada. Aku mengambil beasiswa kedokteran lebih tepatnya dokter jantung karena ada suatu alasan yaitu Ayah, Ayah yang tidak bisa di selamatkan karena penyakit jantungnya. Maka dari itu aku mengambil beasiswa tersebut ingin menyelamatkan orang yang terkena penyakit jantung.

Aku terus berjalan terus menyusuri koridor kampus mencari ruang tata usaha tetapi tetap tidak ketemu juga. Kampus Jakarta university ini sangatlah luas jadi wajar saja kalau mahasiswi baru tidak menemukan ruang Tata usaha tersebut.

Jam dipergelangan tanganku sudan menunjukkan pukul 06:30 wib yang artinya 30 menit lagi kelas akan dimulai. Tiba-tiba ada mahasiswi yang mendatangiku.

"hai kamu mahasiswi baru?" tanyanya tersenyum

"iya, aku mahasiswi baru." ucapku tersenyum juga

"Kamu fakultas apa?" tanyanya lagi

"Aku fakultas kedokteran. Boleh tunjukkan letak ruang tata usaha dimana?" tanyaku sopan

"tentu saja. Kamu tinggal lurus sampai ujung terus belok kanan, itu ruang tata usaha." jawabnya

"Oke makasih. Btw nama kamu siapa?" tanyaku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang