003

895 91 9
                                    

Setelah mendapat petunjuk dan arahan Yuju, kini Jimin sudah sampai di depan rumah yuju. Ada yang aneh menurut Jimin saat melihat nomor dan nama jalan yang berada di papan gerbang rumah yuju. Alamat itu mengingatkannya akan sesuatu, tapi dia masih belum yakin dengan kata hatinya kali ini

Jimin membukakan pintu mobil untuk Yuju, itu membuat Yuju merasa terhormat atas perlakuan Jimin. Setalah Yuju keluar, jimin kembali menatap papan nomor dan nama jalan itu dengan seksama. Dia kembali mencoba mengingat sesuatu tentang nomor itu.

"Ada apa dengan papan nomor rumah saya jimin-shi?" tanya Yuju yang heran kenapa Jimin sangat serius melihat papan nomor itu.

Saking seriusnya mencoba mengingat sesuatu, jimin sama sekali tak mendengar panggilan Yuju. Jaebum yg sedari tadi juga turun dari mobil pun ikut menatap bingung ke arah appanya

"jimin-shi? Kau mendengarku?" panggil Yuju kembali, sambil menepuk pundak jimin. Akhirnya jimin pun tersadar akan panggilan Yuju

"ah, maaf. Itu, sepertinya nomor dan nama jalan ini tidak begitu asing bagi saya." Jawab jimin

"bagaimana bisa? Kita baru bertemu hari ini. Dan appa atau eomma ku mungkin belum pernah bertemu denganku" Yuju pun ikut bingung

Kembali pria itu mencoba mengingat, tapi nihil. Karena kecelekaan itu menyebabkan beberapa ingatannya hilang, bahkan Jimin sempat mengalami amnesia selama 1 minggu karena saat kecelakaan kepalanya terbentur trotoar. Bahkan saat itu ia sampai lupa kalau dia sudah menikah dan punya anak berusia 1th. Untung saja itu tak berlangsung lama, karena ibu dan sahabatnya dengan telaten merawat Jimin.

'ayolah otakku, ingatlah nomor dan alamat ini. Arrrrggghhh' batin jimin dan tiba tiba kepalanya terasa sakit

"arrgghh...sakit...."Jimin jatuh berlutut memegangi kepalanya, itu membuat jaebum dan yuju terkejut

"jimin-shi! Anda kenapa?" tanya Yuju panik

"appa...apakah appa lupa minum obat?" panggil jaebum sambil memegangi tangan ayahnya

"obat?" tanya Yuju pada Jaebum. Sementara Jimin masih berkutat dengan rasa sakit di kepalanya

"ne ssaem. Appa selalu minum obat jika kepalanya terasa pusing seperti ini. Biasanya setiap pagi appa selalu meminum obat saat sarapan. Mungkin tadi appa lupa meminumnya" jawab Jaebum

'kenapa seperti aku? Appa dan eomma selalu menyediakan obat dan menyuruhku meminumnya tiap pagi dan sore. Bahkan aku tak tau itu obat untuk apa sebenarnya' batin Yuju

Jimin mulai bisa mengendalikan rasa sakit di kepalanya. Dia mulai bangkit dengan nafas terengah engah.

"haaah....maaf yuju shi, tiap saya mengingat sesuatu dengan keras, kepala saya akan terasa sakit" jawab jimin sambil berusaha memburu nafas

"appa tadi lupa minum obat ya?" tanya jaebum

"ne, tadi appa lupa jaebum. Karena sangat terburu buru." Jawab jimin dengan mengelus kepala anaknya

"lain kali jangan lupa minum obat jimin-shi. Kasihan jaebum sangat takut melihat anda kesakitan seperti itu" tambah Yuju

"baiklah. Yasudah, kami permisi pulang dulu Yuju ssaem" pamit Jimin

"tidak mampir dulu?" tawar Yuju

"terima kasih. Tapi ini sudah jam 2 siang, kasihan Jaebum nanti kecapekan. Dia juga belum tidur siang" jawab jimin

"ssaem..." panggil jaebum sambil menarik narik rok Yuju

"jaebum, jangan seperti itu. Tidak sopan" larang jimin pada anaknya.

"gwenchana jimin-shi" jawab yuju dengan senyumnya. "ada apa jaebum?" lanjut Yuju

"eeem, jaebum ... apakah...jaebum boleh memanggil saem dengan sebutan eomma?" tanya jaebum polos

DEG

Pertanyaan jaebum sukses membuat Jimin dan Yuju membelalakkan matanya. Jimin berfikir, apakah ikatan batin ibu dan anak begitu dekat. Yuju pun demikian, jauh di dalam hatinya kenapa dia seperti sangat dekat dengan Jaebum dan Jimin? Padahal mereka baru bertemu hari ini.

"saem? Boleh kan?" tanya Jaebum lagi

"e..e..bo..boleh jaebum. Kau boleh memanggilku eomma" jawab Yuju sedikit gugup, kini dia tengah mengelus pucuk kepala Jaebum.

"bolehkah aku memeluk eomma sebelum pulang?" lagi lagi jaebum memberikan pertanyaan yg membuat Yuju dan bisa menolaknya. Sementara jimin, memilih diam agar anaknya bisa sedikit memiliki kebahagiaan hari ini

"boleh nak. Sini" jawab Yuju dan akhirnya menyambut pelukan Jaebum. Hangat, itu yang Jaebum dan Yuju rasakan.

'sebenarnya siapa kalian ini? Kenapa aku seperti mengenal kalian?' batin yuju

"Jaebum, sudah ya. Kita harus pulang dulu nak" panggil Jimin membuyarkan lamunan Yuju. Jaebum pun melepaskan pelukannya

"ne appa." Jawab jaebum. "saem, jaebum pulang dulu ya. Besok ketemu lagi di sekolah" lanjut Jaebum yg kini sudah digandeng ayahnya bersiap masuk mobil

"ne jaebum-ah. Hati hati ne?" jawab yuju

"baiklah, kami pulang dulu yuju-shi. Anneyong" pamit jimin dan berjlan menuju mobil

"ne annyeong"

Selepas mobil jimin dan jaebum pergi meninggalkan rumah yuju, Yuju masih berdiri di depan pintu gerbang rumahnya dengan beberapa pertannyaan di kepalanya

"Jimin? Jaebum? Siapa kalian sebenarnya? Kenapa aku seperti mengenal kalian sebelumnya?" gumam Yuju sambil menatap mobil jimin yang mulai menjauh

"awwhhh kenapa ini terjadi lagi? Kenapa kepalaku selalu sakit saat berusaha mengingat nama itu? Arrrghh!" teriak Yuju sambil memegangi kepalanya. Dia tak tahan lagi dan akhirnya pingsan di depan gerbang hingga satpam rumahnya membawa ia masuk ke dalam rumah

BERSAMBUNG

Maaf ya kalau pendek, hehehe... 

beberapa clue udah mulai muncul. bagi yang masih penasaran tunggu aja chap berikutnya. jangan lupa vote and comment ya

bye bye

MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang