Jika kamu ingin melupakan masalahmu, tidurlah! Itu salah satu caranya. walaupun tak bisa menghapusnya, setidaknya kamu bisa melupakannya sejenak.
-Putri Tidur-****
Hampir 30 menit lamanya Ia sudah memejamkan mata, suara kebisingan diluar sana tak dapat menariknya keluar dari alam bawah sadar. Wajah itu masih tertunduk dengan ditutupi buku, beberapa helai rambutnyapun ikut terjatuh seolah-olah mendukungnya untuk terus tertidur.
Suara jejak kaki berhamburan menuju ke lapangan utama tempat dimana pengumuman hasil olimpiade matematika yang akan ditempel beberapa menit lagi di atas papan pengumuman. "Fla, bangun! Ayo liat pengumumannya! Lo nggak penasaran apa?". Tak ada jawaban. Suara itu terdengar samar-samar ditelinganya. Ia berpikir bahwa suara itu berasal dari alam bawah sadarnya sehingga ia memilih untuk diam.
Disisi lain kini telah berdiri seorang laki-laki yang juga telah menunggu pengumuman, ia tak sabar akan hal itu. Iya, benar sekali, Denandra Dirta Denova atau yang biasa dipanggil Andra pemenang olimpiade matematika tahun lalu. Ia sangat percaya diri kalau kali ini ia akan memenangkan lomba itu lagi.
"Lo pasti menang lagi" Ocha semakin membuat Andra percaya diri. Kini kePD-annya sudah mencapai 100% atau mungkin lebih. Senyum smirknya mulai terukir diwajah tampan itu. "Lo lihat gih! Pastiin kalo gue yang menang!" perintahnya kepada gigih. Yang diperintahpun langsung bergegas melaksanakan dan menarik tangan Ocha untuk menemaninya.
Ocha dan Gigih sedikit berbeda, ia kini telah kembali setelah melihat pengumuman. Senyum yang tadi terukir kini sudah menghilang sejak mereka kembali. Ia bingung harus jujur atau bohong kepada Andra. Mengingat Andra akan sangat marah jika keinginannya tidak terpenuhi. "Gimana? Gue tetep on top kan?" Andra tanpa ragu bertanya dengan wajah yang masih dihiasi senyum smirk. Sedangkan kedua temannya masih tertegun. Andra sudah tak sabar, ia mencoba mencari jawaban dengan memperhatikan wajah kedua sahabantnya. Dan akhirnya....
Di sisi lain, Fla kini sudah terbangun karena mendengar bel pulang telah berbunyi. Ia memilih langsung menelpon supirnya untuk menjemputnya. Ia merasa tubuhnya sangat pegal berlama-lama disekolah. Tak lama menunggu akhirnya sang sopir datang dengan mobil berwarna hitam.
"Maaf saya lama non" jelas sang sopir. Fla hanya diam dan menganggukkan kepala pertanda 'iya' dan 'cepat berangkat'.Dalam perjalanan, ia kembali melanjutkan tidurnya mengingat waktu yang ditempuh dari sekolah ke rumahnya sekitar 15 menit. Waktu yang lumayang untuk menenangkan pikiran.
Sesampai di rumah Ia langsung naik ke atas kamar, mengganti baju, mandi, dan tidur lagi. Ia tak ingin makan sejak tadi, entah mengapa hari ini ia hanya ingin tidur tidur dan tidur. Ia berencana tidur sampai jam 5 sore. Namun, Tuhan berkata lain, baru sekejap ia tertidur dan hampir berada di alam mimpi, Jessica datang ke kamarnya berusaha membanhunkannya dengan sekuat tenaga dan beribu macam cara.
"Fla, gue punya berita heboh buat lo, berita terpanas yang hampir membuat sekolah kita terbakar" ungkapnya disertai sedikit senyuman.
"Hmmm" Fla hanya menjawab itu, saat ini ia sedang malas sekali mendengar ocehan Jessica. Anak itu hobi sekali membuat sahabatnya Fla merasa rusuh, jika sehari saja Ia tidak mengoceh, menggosip, berbicara sendiri, Fla harus meriksanya ke dokter. Ia takut sahabatnya itu sakit, apalagi sakit jiwa wkwkwk.
"Flaaaaa..." Jessica langsung berteriak tepat di telinga Fla dan dalam sekejap membuat gadis itu berubah posisi menjadi duduk, dan tawa Jessica pun meledak memenuhi seisi ruangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Tears
ChickLit"Kamu munafik Andra. Kamu sembunyiin semua ini, kamu cuma takut posisi on top kamu tergantikan aku. Namun disisi lain kamu juga nggak bisa bohongin perasaan kamu sendiri" Fla mencoba membendung kristal di matanya kini. Flafina Kezia Dealova Gadis ma...