Terkadang, akal pikiran dan logika
akan kalah dengan kata hati
-Anonym-
****
Harumnya roti bakar itu menyeruak masuk ke hidungku. Entah mengapa pagi ini udara terasa sangat segar tak seperti biasanya, mungkin karena masih jam 6 pagi. Namun ada yang aneh, entah mengapa pagi-pagi sekali mama sudah membuat sarapan.
"tumben banget Ma" basa basiku kepada Rahma yang tak lain tak bukan adalah Bundaku yang kini tengah menunggu roti bakar itu matang.
"Mama kan udah bilang sama kamu tadi malem. Hari ini, Mama mau ke Bandung nyusul Papa kamu" jelasnya.
"Sepagi ini?". Mama mengangguk, mengiyakan. "Aku pikir Mama berangkat jam 10, ehhh ternyata sepagi ini" ungkap Fla dengan wajah lesu. "Baiklah. Aku ke taman dulu, Ma. Mau lari pagi" senyumnya kini kembali merekah dan beranjak menuju Mamanya untuk bersalaman.
"Hati-hati sayang! Nanti Mama telpon bik Rima buat nemenin kamu" jelasnya dengan sedikit berteriak karena Fla sudah cukup jauh jaraknya. Fla hanya mengangkat jempol tanda menyetujui.
Fla kini telah asik berlari kecil sambil bersenandung ria. Yapps earphonenya telah terpasang sejak tadi, dan kini tengah memutar lagu -Ariana Grande ft Nicki Minaj, Side to side-
This friends keep talking wait to much
Saying I should give you up
Can't hear them no
Cause I..I've been here all night
I've been here all day
And boy...
Got me walking side to sideTak terasa kini Ia sudah sampai di taman, Ia memperhatikan sekeliling, masih sepi. "Padahal ini kan hari libur, mengapa masih sepi?" Fla bertanya kepada dirinya sendiri.
"Karena ini masih pagi. Masih jam 06:23" laki-laki itu menjawab dan langsung melingkarkan tangannya di atas bahu Flafina. Sang pemilik bahu langsung menggeliat, hingga tangan lelaki tersebut jatuh terlepas. Fla pun beranjak dari dekatnya, dan berpindah ke sebuah bangku panjang tempat orang di taman biasa duduk.
Andra terus mengikuti kemanapun Fla pergi, dan kini ia tengah duduk di dekatnya. Senyum Andra mulai terukir. Sedangkan Fla mulai mengeluarkan benda pipih dari saku jaketnya dan mulai memainkannya. Sesekali ia bermain game, membuka galeri, bahkan membaca cerita di wattpad. Ia mulai bosan, taman masih juga sepi. Hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang. Padahal sedari tadi ia sudah lelah menunggu. Fla tak tau harus melakukan aktifitas apa lagi.
Jam sudah menunjukkan pukul 06:56, sudah 20 menit lebih ia menunggu. Namun hasilnya nihil, 'mungkin karena hari ini mendung' ungkapnya dalam hati. "Huuuhh gue bosen nunggu lo" suara itu seketika membuat Flafina kaget. Ia baru sadar, kalau Ia tak sendiri. Ternyata psedari tadi lelaki ini berada didekatnya, duduk bersamanya. Ia menatap Andra dengan wajah datar. Ia tak mau terlihat kaget di depan pria itu. Ia heran mengapa Andra masih berada di sampingnya, dan tunggu! Tadi Ia mengatakan bahwa Ia tengah menunggu Fla. 'Padahal kan aku gak pernah nyuruh dia nunggu' berkata dalam hati.
"Woii.. gue ngomong sama lo" Andra kembali bersuara. Fla tak menjawab. Ia hanya memandangi Andra dalam diam.
"Flafina Kezia Dealova jawab gue! Gue ngomong sama lo" Andra mulai berteriak. Ia menahan kesalnya kepada Fla.
'Dari mana dia tau namaku, apa aku mengenalnya? Oh tidak. Bagaimana dia bisa mengetahui namaku? Apa dia fans tersembunyiku? Apakah aku dia teman masa kecilku? Ah atidak mungkin, akau kan tidka punya. Siapa dia?' Flafina terus berbicara sendiri dalam hati. Ia sedikit heran dengan pria asing yang ada didekatnya kini.
"Hey? Kenapa lo malah bengong? Hey gue ngomong sama lo bego" teriaknya dan berhasil menyadarkan Fla dari lamunannya tentang dirinya.
"Oh. Kenapa?" Fla mulai bersuara namun wajah tetap datar.
"Temenin gue.." ucapan Andra terpotong karena kini Fla tiba-tiba beranjak dari tempatnya. "Flaaa lo mau kemana?" Andra sudah kesal dengan Fla. Ia terus mengikutinya, sedangkan orang yang diikuti malah terus berlari sambil memasang earphonenya. Ocehan Andra sudah tak dapat terdengar lagi di telinga Fla.
"Oke cukup sudah! Gue capek!" Setelah mengatakan itu, tanpa berpikir lagi Ia langsung menarik earphone dari telinga Fla dan membuat Fla seketika berhenti di ikuti dengan Andra. Fla memandang andra bingung. Menurutnya lelaki ini sungguh tak ada kerjaan. Mengapa ia terus saja mengikutinya. Aneh.
"dengerin gue ngomong! Sekali aja!" Andra berusaha membuat Fla mendengarkannya. Fla hanya diam dan menaikkan sebelah alisnya. Ia masih bingung dengan pria ini. "Flafinaa buddek" Andra kembali bersuara bahkan kali ini ia sedikit berteriak. Namun sayang, Fla tak akan
mendengarkan dengan semudah itu. Ia malah kembali memasang earphonenya dan kembali berlariAndra terus saja mengikuti kemana Fla berlari walaupun ia tak tau kemana Fla akan membawanya. Andra bingung kepada dirinya sendiri, mengapa ia mengikuti Fla. Padahal niatan awalnya saat bertemu di taman tadi hanya ingin mengobrol dan mengajaknya sarapan bersama. Namun waktu berkata lain. Andra kini tengah bingung sendiri. Hingga Fla berhenti didepan sebuah rumah bertingkat, berpagar putih. Andra melihat Fla mulai membuka gerbang rumah itu dan memasukinya.
"Oo jadi ini rumah lo" suara Andra membuat Flafina berbalik memandang Andra. Lagi dan lagi dengan muka datar. Andra bingung harus berkata apa melihat tatapan gadis yang berada disebrangnya ini. "Yaudah. Gue ba balik" fake smile terukir di wajah Andra. Namun sebelum Ia berbalik, Fla sudah terlebih dahulu berbalik pergi meninggalkannya memasuki rumah. Andra pergi.
****

KAMU SEDANG MEMBACA
The Tears
Chick-Lit"Kamu munafik Andra. Kamu sembunyiin semua ini, kamu cuma takut posisi on top kamu tergantikan aku. Namun disisi lain kamu juga nggak bisa bohongin perasaan kamu sendiri" Fla mencoba membendung kristal di matanya kini. Flafina Kezia Dealova Gadis ma...