* Jangan lupa vote dan comment, karena dengan itu anda menghargai tulisan saya.
**jika tidak sempat comment karena sibuk maka vote tekan tanda bintang untuk vote, tidak lama dan tidak susah kok :)
*** mari comment dan mari kita berteman :D
Cerita ini hanya fiktif belaka jika ada kesamaan cerita, tokoh dan lain-lain merupakan unsur ketidaksengajaan. Ceita milik saya, tokoh terserah milik siapa.
Jeon Wonwoo as Letnan Dua Jeon Wonwoo
Kim Mingyu as Sersan Mayor Kim Mingyu
Hong Jisoo as Sersan Satu Hong Jisoo
Wen Jun Hui as Kopral Kepala Hwang Jun Hui
Kwon Sonyooung as Kopral Kepala Kwon Soonyoung
Lee Seokmin as Kopral Dua Lee Seokmin
Lee Chan as Prajurit Kepala Lee Chan
Seoul, 15 September 1952
Letnan Dua Jeon Wonwoo, dia sedang berjalan menuju kantor komandannya. 'Misi lagi?' Pikirnya. Jujur saja saat ini dia sangat lelah. Dia dan timnya baru saja ikut berperang di daerah Gangwon-Do yang berakhir dengan kekalahan telak. Setelah sampai di depan ruangan komandanya Wonwon mengetuk pelan pintu kantornya.
"Masuk." Terdengar suara menyahut dari dalam. Wonwoo masuk ke dalam lalu menutup pintu.
"Komandan Choi." Kata Wonwoo sambil hormat kepada komandanya, lalu duduk setelah dipersilahkan.
"Ada perlu apa anda memanggil saya pak?" Tanya Wonwoo.
Komandan Choi lalu berdiri mengambil sebuah kertas lalu menaruh di mejanya, yang ternyata adalah gambar peta negara Korea Selatan.
"Gangwon-Do sudah berhasil mereka kuasai hanya dalam waktu singkat, dan tentara kita berhasil dipukul mundur hingga ke Seoul."
Wonwoo melihat peta yang ada di depanya lalu memperhatikan daerah yang disebutkan tadi.
"Mereka juga sudah berhasil menguasai Paju dan menurut intelijen dalam waktu tiga hari mereka akan menyerang Seoul. Aku tidak ingin menyerahkan kota ini dengan mudah, kita harus memberikan perlawan pada mereka." Wonwoo menatap komandanya.
"Apa yang akan kita lakukan komandan?" Tanya Wonwoo.
"Aku ingin kau dan timmu menyusup ke wilayah musuh di Paju lalu menghancurkan depot logistik dan penyulingan minyak untuk menghambat pasokan material tentara utara."
"Tapi aku hanya memberimu waktu 10 jam untuk menyelesaikan misi ini, karena tepat pukul 3 dini hari aku akan menghancurkan jembatan Pamunjong untuk mencegah mereka masuk ke kota ini. Kau keberatan dengan misi ini?"
Wonwoo berfikir sebentar tentang misi yang diberikan padanya, jembatan Pamunjong merupakan satu-satunya jalan yang menghubungkan antara Seoul dan Paju jika dia dan timnya gagal dalam misi ini maka mereka akan terjebak di wilayah musuh. Tapi, dia adalah seorang tentara dan seorang tentara tidak boleh menjadi pengecut. Dia harus berani, dia akan melakukan apapun untuk melindungi kota ini, untuk melindungi negaranya tidak perduli seberapa besar resikonya, dia akan melakukannya.
"Tidak pak." Jawab Wonwoo tegas.
"Baiklah, kalian akan berangkat pukul 5 sore. Laksanakan misi ini!"
"Baik, Pak!" Jawab Wonwoo lantang dia lalu berdiri memberikan hormat sebelum keluar dari kantor komandannya.
Saat berjalan menuju barak Wonwoo berpapasan dengan anggota timnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLDIER
Romance"Karena aku... aku tidak akan meninggalkan rekan-rekanku. Aku akan membawa mereka pulang dalam keadaan apapun." Letnan Jeon Wonwoo