* Jangan lupa vote dan comment, karena dengan itu anda menghargai tulisan saya.
**jika tidak sempat comment karena sibuk maka vote tekan tanda bintang untuk vote, tidak lama dan tidak susah kok :)
*** mari comment dan mari kita berteman :D
Happy Reading !!
*
*
*
Seoul, 16 September 1952
Tentara Korea Selatan berhasil menghentikan pergerakan tentara Korea Utara untuk menyerang Seoul dengan menghancurkan jembatan Pamunjong dan sekarang mereka telah bersiap untuk membalas kekalahan mereka di Gangwon-Do.
Wonwoo berjalan menuju ke kantor komandanya.
Tok. Tok. Tok
"Masuk." Wonwoo membuka pintu lalu masuk ke dalam, tidak lupa dia memberi hormat kepada orang yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Duduklah." Wonwoo duduk setelah dipersilahkan.
"Letnan aku ingin mengucapkan terimakasih padamu karena kau berhasil menjalankan misi mu, sehingga kita dapat menghambat pergerakan mereka untuk menyerang Seoul. Aku tau walaupun misi mu berhasil tapi kau tetap merasa gagal karena kehilangan salah satu rekan mu, aku turut berduka cita atas."
"Terimakasih atas simpatinya komandan. Saya permisi." Wonwoo mengatakan itu tanpa ekspresi, selanjutnya Wonwoo memberi hormat lalu keluar dari ruangan komandanya.
***
Mingyu berjalan masuk ke sebuah ruangan operasi, dokter baru saja mengambil peluru yang bersarang di kepala Jun dan menjahit luka di kepalanya. Dia lalu berdiri di samping tubuh Jun yang sudah ditutup dengan kain putih hingga kepala.
"Jun kita berhasil menyelesaikan misi ini. Aku, Letnan, Sersan Jisoo, Soonyoung, Seokmin dan Chan berhasil pulang dengan selamat."
"Seharusnya kau tidak perlu menyelamatkanku... hiks. Jika kau tidak menyelamatkanku maka kejadiannya tidak akan seperti ini." Mingyu menangis, dia tidak sanggup lagi membendung air matanya.
"Aku menyuruh Letnan Jeon untuk menjadi orang yang tegar, tapi aku sendiri tidak bisa menjadi orang yang seperti itu...hiks."
"Ini memalukan... hiks. Aku seorang tentara tapi aku menangis." Mingyu mengusap air matanya, lalu memegang tangan Jun yang sudah tertutup kain.
"Terimakasih Jun kau sudah menolongku dan maaf, maaf karena aku kau gugur dalam misi ini."
Setelah selesai mencurahkan isi hatinya Mingyu pergi.
Seoul, 15 September 1955
Seorang tentara berdiri di depan sebuah batu nisan, ini sudah tahun ketiga dia melakukan hal yang sama.
"Jun, hari ini tepat tiga tahun yang lalu kau pergi dari dunia ini." Tangan Wonwoo terulur menyentuh tulisan pada batu nisan tersebut, nama seorang Hwang Jun Hui.
"Kau tau, perang sudah selesai tak lama setelah kau pergi dan aku harap tidak ada lagi perang di masa yang akan datang."
Laki-laki itu lalu terdiam dia menutup kedua matanya dan menikmati semilir angin yang berhembus. Dia menikmati suasana ini sampai tiba-tiba dia mendengar sebuah suara langkah kaki yang mendekat disertai wangi aroma tubuh yang tidak asing baginya. Langkah kaki ini, aroma ini milik-
Kim Mingyu
"Sudah aku duga kau pasti ada di sini Letnan." Kata Mingyu sambil tersenyum ke arah Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLDIER
Romansa"Karena aku... aku tidak akan meninggalkan rekan-rekanku. Aku akan membawa mereka pulang dalam keadaan apapun." Letnan Jeon Wonwoo