SOLDIER

462 86 78
                                    

* Jangan lupa vote dan comment, karena dengan itu anda menghargai tulisan saya.

**jika tidak sempat comment karena sibuk maka vote saja tekan tanda bintang untuk vote, tidak lama dan tidak susah kok :)

*** mari comment dan mari kita berteman :D

#happy Reading !!!! jangan baper..

*

*

*

Mereka berjalan menuju ke depot logistik tentara utara. Jarak antara tempat penyulingan minyak dan depot logistik lumayan jauh, mereka membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam dengan berjalan kaki. Sesampainya di sana mereka mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.

Wonwoo yang memimpin perjalanan berhenti dan menunjuk sebuah bukit yang tidak terlalu jauh dari depot logistik tentara utara.

"Kita bersembunyi di balik bukit itu, aku yakin senapan kita bisa menjangkau para tentara yang ada di depot itu."

"Aku setuju Letnan." Jawab Seokmin.

Mereka bersembunyi di sebuah bukit yang sudah di tunjuk oleh Wonwoo.

"Ini sudah hampir pukul 10, kita masih memiliki waktu 5 jam untuk menjalankan misi ini." Wonwoo berkata sambil melirik arlojinya.

"Sepertinya mereka memperbanyak penjagaan mereka." Kata Jun sambil mengintai.

"Apa mereka sudah tau kedatangan kita?" Chan bertanya kepada rekan-rekannya.

"Aku harap mereka tidak tau. Tapi, seharusnya mereka mengirim bantuan di tempat penyulingan minyak untuk meredakan kekacauan di sana." Soonyoung ikut berkomentar.

"Aku rasa mereka memperbanyak penjagaan di sini karena mereka menganggap kejadian di tempat penyulingan minyak di sengaja dan mereka tidak mau kecolongan. Kita harus behati-hati." Jisoo ikut menanggapi.

"Aku tidak perduli, misi kita adalah menghambat pergerakan mereka jadi sebanyak apapun penjagaan mereka kita tetap harus bisa menghancurkan tempat itu. Benarkan Letnan." Kata Mingyu sambil menyenggol lengan Wonwoo yang sedang mengintai disampingnya. Wonwoo melirik Mingyu sekilas, sedangkan Mingyu hanya mendengus.

"Kita hancurkan tempat ini, rencananya sama seperti tadi. Jangan sampai gagal."

"Baik Letnan." Jawab keenamnya kompak.

Mingyu, Jun, Seokmin dan Chan berjalan perlahan mendekati depot logistik milik tentara utara. Sebisa mungkin mereka meminimalkan suara dan bersembunyi jika ada yang mendekat. Sama seperti saat mereka menghancurkan penyulingan minyak, mereka membagi menjadi dua tim dan meletakkan beberapa bom di beberapa tempat. Saat Chan akan meletakkan bom terakhirnya ada seorang tentara utara yang melihatnya, refleks Mingyu yang ada di belakang Chan menembakan senapanya ke arah tentara utara. Tidak perlu waktu lama keributan langsung terjadi, sahut-menyahut suara senapan terdengar di sertai dengan alarm peringatan yang di bunyikan oleh tentara utara.

"Sial mereka ketahuan. Kita harus membantu mereka." Jawab Wonwoo.

Wonwoo, Soonyoung dan Jisoo menembaki tentara utara dari arah bukit.

"Kita akan kalah jika seperti ini, kita harus pergi menyelamatkan mereka sebelum bom meledak." Kata Jisoo.

"Kita pergi dari sini, kita cari alat transportasi untuk menyelamatkan mereka lalu pergi." Perintah Wonwoo.

"Baik." Jawab Jisoo dan Soonyoung bersamaan.

Mereka bertiga bergerak bersamaan dengan hati-hati dan waspada, Soonyoung yang ada di depan diikuti Jisoo lalu Wonwoo. Ketika Soonyoung melihat sebuah truk tentara, dia langsung berlari ke arah truk tersebut tanpa dia sadari ada seorang tentara utara yang akan menembaknya. Saat tentara tersebut akan menembak Soonyoung, Wonwoo dengan cekatan menembaknya lebih dulu tepat di jantungnya, tentara tersebut langsung tewas terkapar. Soonyoung kaget dengan kejadian tersebut, dia lalu melihat ke arah Wonwoo.

SOLDIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang