part 4

68 4 0
                                    

Bats.......

Gue melepaskan rangkulan freddo dan menatap tajam kearah freddo lalu pergi keruang makan. Freddo hanya menatap gue dengan tatapan sedih tapi tidak gue pedulikan. Freddo pun juga ikut ke ruang makan.

Kami semua makan siang bersama lalu om royman dan freddo pun pamit untuk pulang.

***

Arabella pov

"Apa yang terjadi kemarin ya, kenapa aletta mengajak gue pulang bareng dan kenapa ia meminta gue didepan teman temannya.....". Pikir gue yang terhenti saat gue menabrak seseorang dan membuat gue terjatuh dan itu adalah raya dan teman temannya, yaitu loli dan fera.

"Eh kalau jalan tuh liat liat dong". Bentak raya.

"Dia yang salah dia yang sewot". Ujar gue pelan tapi masih terdengar oleh raya.

"Apa lo bilang". Bentak raya.

"Ng.....nggak maaf". Ujar gue sambil berusaha berdiri.

"Bodoh". Ujar raya judes lalu berjalan melewati gue bersama teman temanya.

Gue pun berjalan berjalan menuju kelas gue.

***

KRING........

Suara bel istirahat pun berbunyi.

Gue berdiri dari kursi dan berjalan keluar kelas namun saat sampai didepan pintu raya langsung menabrak gue.

"Aduh...." Jerit gue saat ditabrak oleh raya.

"Gitu aja sakit lemah". Hina raya yang hanya gue diami.

"Eh arang ikut gue" ujar raya yang tiba tiba tangan gue ditarik oleh loli dan fera.

"Ehh apa apaan ini" ujar gue sambil meronta tapi tidak ada hasilnya.

Gue pun dibawa ke gedung olahraga. Disana sangat sepi karena jam istirahat adalah jam yang melarang untuk aktifitas olahraga dilaksanakan.

"Ka......kalian ngapain bawa gue disini". Ujar gue sedikit takut.

Raya pun langsung mendorong gue sehingga kepala gue terbentur ke tembok lalu menarik rambut gue.

"Auh....." Teriak gue karena kesakitan pada kepala gue.

"Haha sakit kan" ujar raya dengan senyuman licik nya.

"Auh......lepas sakit". Jerit gue yang tanpa sadar menjatuhkan air mata karena menahan sakit.

"Guys enaknya kita apaain". Ujar raya kepada teman temannya.

"Kita buang aja kelaut". Ujar fera disertai dengan tawa

Loli menyiram gue dengan cairan bekas pel. Rasanya jijik marah dan sedih ingin ku lupakan semua tapi gue harus tahan supaya gue bisa tetap bersekolah disini.

Mereka terus menerus membully gue tanpa henti.

"Woi" bentak seseorang dibelakang mereka dan itu adalah freddo ketua osis.

Mereka langsung membalikkan badan dan melihat freddo, seketika raut wajah mereka langsung berubah.

"Arabella" teriak seseorang dari belakang freddo sambil berlari kecil.

"Aletta" ujar gue pelan.

Aletta langsung menghampiri gue yang duduk dengan pakaian yang basah serta bau.

"Kamu nggak apa apa" tanya aletta yang kubalas dengan anggukkan pelan karena menahan rasa sakit dirambut.

"Apa yang telah kalian lakukan" teriak aletta dengan nada sedikit keras.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang