Bukankah sudah kubilang dari awal jika Zeus akan mendapatkan sesuatu yang diinginkannya dengan berbagai cara, tidak peduli jika cara itu merugikan orang lain. Hal ini pula berlaku pada sosok Kim Mingyu, jika dia tertatik terhadap sesuatu jangan harap bisa lepas dari cengkramannya. Dan sekarang Ia yakin dengan ucapannya tadi jika pria manis itu akan menjilat ludahnya sendiri.
Jika diibaratkan Mingyu adalah seorang bunga di tengah kumpulan para lebah, Ia akan menerima setiap lebah jantan atau betina yang menghampirinya. Jadi tidak masalah jika kau pria atau wanita yang terpenting kau bisa memuaskan napsu binatangnya. Aktivitas kedua makhluk sejenis ini pun makin memanas. Wonwoo semakin berontak dan Mingyu semakin gencar menggoda.
Jika diibaratkan lagi Wonwoo di sini semacam anak kucing di tengah kumpulan serigala lapar, lemah tak berdaya dan menanti ujung hidupnya. Posisi Wonwoo menghadap tembok memberikan sisi kenikmatan tersendiri bagi Mingyu, bokongnya yang sedikit berisi berhasil membangunkan sang adik walau hanya sekali goyangan. Tangan bejatnya menari-nari di luaran kemeja Wonwoo, menggoda nipple mungil itu.
"Melihat reaksimu seperti ini aku semakin yakin kalau kau belum pernah disentuh siapapun. Bukankah kau sudah punya pacar?" Mingyu menggeram di telinga sensitifnya. Wonwoo menggelengkan kepalanya kuat-kuat, jangan samakan dirinya dengan pelacur di luar sana.
"K-kim Mingyu lepaskan aku! Kau homo biadab—" ucapannya terhenti saat Mingyu membalikkan tubuhnya face to face. Wonwoo menelan ludah perlahan, mata itu menatapnya tajam seakan jika Ia bergerak sedikit nyawa yang menajdi taruhannya. Dia merutuki kebodohannya seharusnya Ia tidak menolak Rowoon untuk mengantarnya dan sekarang gigolo berkedok pangeran menyekapnya dan ingin memperkosanya!
"Memang aku homo biadab, jadi lebih baik kau patuh terhadap tuanmu." Mingyu mencoba menggapai bibir merah menggoda itu, lidah Mingyu terjulur untuk mengecap rasa dari sana. Ini sudah keterlaluan! Dengan segala kekuatan yang dipunya Wonwoo mendorong dada Mingyu agar menjauh. Tapi kucing tetaplah kucing sekuat apapun kau melawan serigala , kekalahan yang akan dialami.
Pria lebih tinggi menarik paksa tangan Wonwoo dan mengangkatnya di sisi kepala Wonwoo. Ruang lingkup mulai sempit, hanya dua kemungkinan pasrah atau menunggu datangnya keajaiban. Tidak menunggu lama Mingyu membuka kancing itu satu persatu, tubuh putih bak porselen terpampang di hadapannya seolah berbicara aku milikmu daddy. Wonwoo semakin panik saat gigolo tampan itu mulai menaruh bibirnya di perpotongan leher sensitifnya. Menjilat, menghisap, bahkan digigit dengan gigi taringnya.
Wonwoo terisak, jadi seperti ini perasaan wanita yang hendak disetubuhi. Wonwoo memang tidak lemah hanya pria di hadapannya berkali lipat lebih kuat di banding dirinya. Mengapa hidupnya seperti ini? Bahkan sang kekasih hanya berani memeluk dan menciumnya, apa ini memang sudah takdir jika Ia harus kotor di tangan Don Juan berengsek itu.
Salah satu tempat favorit Mingyu dari pria manis itu adalah adam apple-nya. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil sehingga sangat mudah untuk memasukkannya ke dalam mulut. Wonwoo mendesah saat bibir itu turun menuruni nipple-nya. Suara yang paling menjijikkan yang pernah Wonwoo keluarkan.
"Kau munafik kitten. Mulutmu berkata tidak tapi tubuhmu berbicara 'setubuhi aku daddy aku akan menjadi anak yang baik' bukankah itu hebat?" Wonwoo bergidik mendengar perkataan hina itu, sekali lagi Ia bukan pelacur yang biasa menjajakan tubuhnya.
Mungkin belum
Mingyu sang maniak mulai memelintir kedua aset mungil itu. Ia mulai menyadari titik kelemahan pria manis itu. Telinga, leher, nipple, dan pasti prostat. Mengingat kata itu ingin sekali Mingyu cepat-cepat memasukkan adiknya mencari kehangatan. Setelah puas dengan tubuh bagian bawah dengan lancangnya Mingyu membuka kaitan sabuk yang digunakan Wonwoo, pria manis itu telah mengantisipasi jika hal ini terjadi. Namun sepertinya Dewi Fortuna tengah menyaksikkan jika hambanya tengah menderita, dobrakan pintu UKS terdengar diringi suara berat yang menggelegar. Wonwoo tersenyum lemah sebelum Ia menjatuhkan tubuhnya ke lantai.
Kim Rowoon menyelamatkannya.
Walaupun Don Juan seorang yang tampan dan pintar tapi tetaplah Ia seorang manusia biasa. Kesalahan terbesarnya adalah Ia mengerjai Wonwoo di muka ruang UKS. Rowoon terkejut melihat kondisi UKS itu ditambah keadaan kekasihnya yang berantakkan, Ia bukanlah seorang polos yang tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Di sana kekasihnya tengah ketakutan dengan tubuh yang hampir seluruhnya terekspos. Mingyu tersenyum miring jadi incarannya memang memiliki kekasih. Betapa beruntungnya dia telah menyicipi Wonwoo sebelum kekasihnya sendiri.
"Kau bajingan sialan! Apa yang telah kau lakukan?" Rowoon menghampiri keduanya atau lebih tepatnya ke arah Wonwoo. Pria manis itu telah kehilangan kesadarannya, tanda merah menghias sekujur tubuh prianya, Rowoon mengepalkan tangannya. Tanpa peringatan Ia menghantam wajah Don Juan dengan kesetanan, persetan dengan drop out yang terpenting Ia harus membalaskan dendam sang kekasih. Baku hantam tak terelakan keduanya saling menunjukkan kekuatan walau Rowoon yang terlihat mendominasi. Rowoon menghentikan hantanmannya saat seseorang memeluknya dari belakang, suara isakan menghentikan keduanya.
"R-Rowoon-ah hentikan. Tolong hentikan semua ini." Rowoon menghadapkan tubuh Wonwoo lantas mengangkat tubuh ringan itu seperti koala, Ia melihat Mingyu yang tengah berbaring menahan sakit. Sebelum pergi Rowoon meludahi wajah tampan Mingyu.
"Awas jika kau dekati Wonwoo lagi. Kujamin wajah tampanmu tidak berbentuk lagi." Mereka pergi dari UKS tidak menyaksikkan senyum jahat yang tersemat di bibir sang Dewa Zeus.
'Aku yang akan pertama kali merasakan lubang jalangnya.'
TBC
A/N : Vomment? Kamsahamnida^^ maafkan Saka wonwoo T-T
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Sex? [Hiatus]
Fanfiction[WARN] 18+ pilihlah bacaan dengan bijak. Mungkin Mingyu adalah Aphrodite di dunia nyata dengan bentuk pria. Perlambangan cinta, napsu, dan kecantikan terwujud di dalam sosoknya. Tidak berlebihan jika orang-orang menyebutnya keturunan langsung Dewi A...