"Eh kutil, pacar baru lo anak mana hah?" tanya remaja laki-laki kepada gadis yang sedang senyum-senyum sendiri.
"Kepo lo pil, lo juga baru tuh pacar lo. Cantik sih tapi masih cantikkan gue." jawabnya santai.
"Seenggaknya dia nggak kepaksa pacaran sama gue, mungkin karena gue cool kali ya." ujar Devan nama cowok itu.
Arta, gadis dengan rambut yang dicepol asal-asalan itu menatap ngeri sahabatnya. "Yang ada dia itu khilaf mau nerima lo jadi pacarnya."
"Gue gak pernah nembak dia, dianya aja yang ngajuin jadi pacar gue. Ya lo tau sendirilah pesona Devan Fernando gak pernah tertandingi." ucapnya bangga.
Arta hanya memasang muka ingin muntah melihat betapa horror kelakuan orang yang telah ia kenal dari cetakannya dulu. Arta heran, kenapa dia bisa kenal dan bersahabat dengan makhluk sejenis alien ganteng seperti Devan, dan anehnya lagi dia bisa bertahan hidup berada didekat Devan. Padahal Devan adalah sejenis manusia yang berbahaya jika dibiarkan berkeliaran, mungkin Arta diciptakan untuk menjadi pawangnya Devan.
Karena hening dan Devan sangat membenci keheningan dia merebut paksa ponsel Arta. "Buset pacar lo alay bener til, masa ngetik malem pake huruf zt akhirannya." Devan tertawa terbahak-bahak melihat chat yang dikirim oleh pacar Arta.
Arta sangat kesal dan ingin sekali menjungkir balikan Devan. "Ish, lo kok ngeselin sih! Keluar lo dari kamar gue!" sentak Arta.
"Iya iya gue keluar, nih gue balikin ponsel lo." setelah memberikan ponsel Arta, Devan bangkit dan berhenti dipintu kamar Arta. "Iya sayang yang g-nya diganti x." Devan lalu lari dari kamar Arta sebelum ada benda yang melayang kena kepalanya.
"DASAR UPIL IJAH!!!" teriak Arta.
"Non manggil bibi?" tanya pembantu rumah tangga Arta. Yang namanya Ijah.
Arta semakin ingin melompat dari balkon kamarnya, tapi dia urungkan karena dia masih ingin mengorek habis upil Devan. "Nggak bi, tadi Arta lagi kesel sama Devan kok."
"Oh begitu ya sudah saya ke dapur dulu ya non." ujar bi Ijah dan dijawab anggukan oleh Arta.
***
Kringgggg....
Bunyi alarm membuat Arta terbangun, ia melihat jam yang berteriak minta dibanting dari tadi. Jam 06.00.Arta bangun dan pergi menuju kamar mandi untuk melakukan ritualnya. Setelah selesai Arta mengecek ponselnya yang sedari tadi berbunyi pertanda ada panggilan masuk. Upil Gajah. Arta mengangkat telfon dari mahkluk tak kasat mata yang 16 tahun terakhir ini menghantui hidupnya.
"Apa kangen lo sama gue, sampe-sampe lo buang-buang pulsa cuma buat dengerin suara lembut gue bak sinden yang terkenal." cerocos Arta.
"Hem, benar ini dengan Kutil tomcat?" tanya orang disebrang sana.
"Lo nggak usah bikin gue tambah kesel ya, gue liat nama lo diponsel gue itu aja udah bikin mood gue yang awalnya kaya matahari jadi kaya petir hujan badai." ujar Arta malas.
"Oh ya? Oke gue akan kesana sekarang tunggu beberapa jam lagi."
"Eh upil gajah denger ya, rumah lo itu depan rumah gue. Terus yang lo maksud berjam-jam itu apa?" ingin sekali Arta menonjok wajah Devan melalui ponselnya.
"Oke."
Gila. Satu kata untuk manusia seperti Devan dari Arta. Gadis dengan rambut digerai itu mengabaikan sahabat terlucknut nya. Ia menuruni tangga dan mengucapkan selamat pagi kepada kedua orang tuanya dan kakak laki-lakinya.
"Pagi Ayah, pagi Bunda, pagi Ogeb."
"Pagi sayang." jawab Sanjaya papa Arta.
"Pagi juga anak bunda." kata Arsi mama Arta.
"Terus yang ogeb siapa? Gue?" tanya Nando polos.
"Yap, seratus buat abang gue yang kece." jawab Arta tenang, dan Nando hanya membalas tatapan tajam kepada adik terbangsatnya.
"Selamat pagi calon keluargaku." sapa seseorang yang baru masuk ke ruang makan, siapa lagi kalo bukan Devan.
"Pagi Devan, sini duduk kita sarapan bareng." ujar Arsi.
"Oke tante." ujar Devan dan duduk disisi kanan Arta. "Muka lo kecut banget bang, kaya asemnya pak Haji Mahmud." lanjutnya menatap wajah Nando.
"Dia lagi galau, biasa kelamaan jomblo jadi nggak ada yang diucapin selamat pagi." bisik Arta dan Devan hanya ber-oh ria.
"Apa lo bisik-bisik, ngatain gue lo ya?" ujar sinis Nando, dan hanya dibalas senyuman licik oleh Arta dan juga Devan.
"Udah-udah jangan ribut terus, cepet sarapan nanti kalian telat lo." tegur Sanjaya.
Mereka makan dalam keheningan. Setelah selesai Arta dan Devan berpamitan kepada Sanjaya dan Arsi untuk berangkat kesekolah.
***
Vote and coment!
New story guys!! Masih rawan terhadap kegajean 😂Salam new author 😎

KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected
Teen FictionIni cerita tentang sebuah persahabatan antara pria dan wanita yang tidak sadar bahwa sebenarnya saling mencintai satu sama lain lebih dari seorang sahabat. Mereka mencoba untuk menepis jauh-jauh rasa itu dengan cara bergonta-ganti pacar.