"Oca... ciee ini cowok lo nunggu di depan pintu buat lo " suara dinar dari jendela kelas X-1
"Ca jalanya jangan cepet-cepet ini tio sengaja pegang sapu belagak piket cuman buat liat lo lewat tau" disambung suara badudu dengan suara lakinya.
Aku cuma membalasnya dengan senyum dan berjalan lebih cepat, heran kenapa kalo jalan lama dan langkah nya pendek banget padahal kelas kita sebelahan. kalo ditanya kenapa aku memilih jalan cepat dan tidak menikmati candaan tadi dengan melihat usilnya tio yang selalu ada di depan pintu setiap pagi. kalo kalian tetep pengen tau alesanya itu karena aku kurang nyaman bukan karena tio tapi karena emang dasarnya aku aneh.
masa SMA memang sangat terkenal dengan cinta monyet nya bukan? dan di masa SMA ini aku sedang berbagi cerita bersama tio. semuanya berjalan lancar tentram damai dan bahagia saking bahagianya walaupun masih kelas 1 SMA seisi kelas sudah tau kalo aku pacaran sama kelas sebelah dan selalu berharap kedepanya bakalan baik -baik aja.
tapi bukan hidup namanya kalo berjalan mulus, dan akhirnya semua yang tadinya baik-baik aja berubah jadi tidak baik-baik saja.
"ca, gue bukan yang terbaik buat lo, dan lo yang terlalu baik buat gue, gue tau lo enggak nyaman sama gue selama ini, jadi kita engga bisa dilanjutin lagi."itu lah seingatku akhir cerita dengan tio.
setelah itu aku lebih sering jatuh sakit dan pulang di tengah pelajaran, aku jadi penghuni kamar dari matahari datang sampai bertukar bulan dan kemudian berganti jadi matahari lagi. sampai abang eja muak dan akhirnya mengerti keinginan adik satu -satunya ini hanya membutuhkan waktu sendiri.
setelah itu melanjutkan hari-hari dengan apa adanya berharap semuanya tidak banyak yang berubah walaupun sebagian hati gue sudah berubah. dinar dan badudu mulai bersikap normal ketika aku lewat depan kelasnya dan benar apa yang sudah aku tebak kalau tio tidak pernah ada di depan pintu kelas lagi setelah kejadian itu.
Rasanya seperti kehilangan sesuatu yang biasanya hadir setiap pagi. ingin rasanya menangis saja dan bolos dari sekolah setidaknya untuk kali ini saja.
setengah hati aku paksa untuk berusaha mengerti apa yang udah terjadi. dan setengah hati masih ingin penjelasan yang lebih. walaupun ini hanya kisah cinta biasa anak SMA tapi untuk orang seperti ku ini akan menjadi luka yang belum tentu bisa sembuh walaupun dengan bantuan waktu.
"Oca, lo mau ke kantin enggak ?" tanya revy sebelah bangku.
"Hmm.. duluan aja gue nyusul" cuma itu balasan gue setiap hari ke temen-temen sekelas mungkin sudah di atur oleh otak.
waktu istirahat aku lebih banyak di habiskan dengan beberapa komik dan novel baru yang dibeli setiap pulang sekolah. atau hanya dengan menaruh kepala di meja dan bernafas hanya itu.
Biasanya anak-anak yang sudah ke kantin pasti selalu membawa topik terbaru atau gosip terbaru yang mereka dengar dari angin dan burung yang berterbangan di kantin. dan untuk hari ini mereka membahas tio dan sandra yang sudah resmi pacaran 2 hari yang lalu.
jangan di tanya apa kabar hati ku yang tinggal setengah ini, hanya bisa berusaha tetap tenang di posisi sekarang menunduk di meja adalah hal yang terbaik ditemani dengan hujan buatan yang datang dari kedua mata dan berharap bel pulang akan segera berbunyi entah itu karena rusak atau karena rapat guru atau mungkin karena kebakaran sekolah apapun itu yang aku mau cuma satu pulang !!
dan di saat aku bertahan habis-habisan agar tidak terlihat menyedihkan penyelamatpun datang guru selanjutnya sudah datang untuk mengisi pelajaran biologi. dan gosip pun mulai lenyap sejenak setidaknya itu sedikit membantu.
kelas1 SMA ternyata bukan awal yang baik untuk ku, harus satu kelas dengan orang-orang asing hanya toni si cowok tengil yang gue tau karena satu kelas di kelas 3 SMP dulu. harus putus cinta disaat belum menemukan teman yang pas dan masih sendirian dan itu masih proses adaptasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
i'll find you
Teen Fictionnama gue Darevika Septiyunaria panggilan gue oca tergolong manusia bumi yang mudah ditebak. punya permasalahan serius di bagian hati dan otaknya dimana keduanya saling bergerak dengan arah yang selalu bertolak belakang. "saya tau, dulu cuman di m...