04 oca

33 2 0
                                    

"Raka jadi kita harus gimana? Kenapa juga sandi harus curiga"tanya ku sekai lagi.

Aku heran dengan sikap raka dia masih terlihat tenang,padahal sandi sudah membuat otaku bekerja lebih keras dengan pertanyaan anehnya itu.

"Ca,gini kayaknya emang kita harus berenti" ucap raka dengan tiba-tiba.

Gini loh ya, aku tau raka adalah manusia yang sama anehnya denganku tapi ucapan dia barusan itu terdengar mendadak dan sangat aneh,bukanya 2 hari yang lalu dia yang menawarkan diri untuk membantuku membuat kisah pura-pura ini?

Dan sekarang raka bilang  berenti? Apa hanya dua hari ? Apa kerja otaknya selalu secepat ini?.

"Maksudnya.." tanyaku dengan perasaan kesal

"Aku mau kita berenti pura-pura". Ucap raka

Duarrrr

Aku hanya bisa diam mungkin saat ini aku harus menjadi pendengar dulu, biarlah raka bicara duluan dengan otak jeniusnya itu. Karena percuma kerja otaku dan otaknya sangat berbeda jauh. Aku  ingin tau apa yang raka ingin kan dan apa yang di maksud dari ini semua.

"aku mau kita jalanin yang sebenarnya." Ucapnya dengan tetap melihat ke arah lapangan basket.

Tuh kan, aku bilang apa kerja otak kita berdua itu  emang  berbeda. Dia selalu berpikir cepat dan aneh. Apa dia enggak mikir gimana  perasaan perempuan yang sedang patah hati ini? hatinya aja tinggal separo dan otaknya cuman sesendok ditambah perempuan ini baru saja mendapatkan luka bung , dan belum siap jika nanti mendapatkan luka baru. 

Tuhan,apalagi ini?.

Apa harus melibatkan raka?

"Tapi ka, kamu juga tau  kan kalo  aku.."

"Iyah tau.. ca aku bilang aku mau jalanin yang sebenernya itu bukan berarti aku maksa kamu buat langsung jatuh cinta bukan?" Potong raka yang sudah tau jalan pikiranku akan seperti apa.

"Aku mau nunggu kamu ko" sambung raka.

Apa yang harus aku jawab kali ini.

Aku hanya bisa diam dan mengangguk. (inilah kerja otaku yang cuma se sendok)

Hanya itu.

Malam ini aku habiskan dengan berpikir apa yang raka mau, apa raka punya tujuan tertentu? Tapi kalau memang punya tujuan tersendiri aku bisa terima. Asalkan jangan sampai apa yang raka ucapkan itu tulus dari hati.

Aku tidak mau kalau raka benar-benar tulus menyukaiku.

Jangan sampai dan jangan pernah.

Karena aku masih menyukai orang lain,karena aku masih ingin  bertahan.

Apapun itu jangan buat aku seperti orang jahat ka.

1 minggu berlalu tidak seperti layaknya anak remaja yang berpacaran pada umumnya. Aku dan raka sama-sama tidak menghubungi satu sama lain.

Aku yang masih susah payah bertahan.

Dan raka yang memberiku waktu dengan sangat pengertian. Karena memang itu yang aku butuhkan.

Aku berharap besok raka berubah pikiran,aku berharap esok otak raka punya jalan yang lain
dan aku harap raka menyesal dengan ucapanya tadi.

Aku belum siap punya pacar lagi!!

i'll find youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang