Reina diam seribu bahasa. Bingung langkah apa yang harus dia ambil saat ini. Haruskah dia bicara jujur? Sepertinya begitu. Karena, tidak ada gunanya juga Reina berbohong. Dia sudah kecolongan sejak awal.
"Apakah kau menyukaiku?"
What?
Kedua bola mata Reina membulat sempurna. Pertanyaan apa yang baru dia dengar barusan? Kenapa pria tampan ini bisa mengetahuinya begitu cepat? Apa ekspresi wajah Reina menunjukkan semuanya? Tidak. Itu tidak boleh terjadi.
"Ehem..." Reina berdehem kecil. "Apa tadi? Anda mengatakan apa? Saya menyukai anda?" Reina tertawa. Seakan pertanyaan itu lucu. "Saya bahkan tidak tahu siapa anda. Jadi, bagaimana mungkin aku menyukai anda?" sambung Reina.
Ya. Memanfaatkan pertanyaan konyol pria itu untuk kabur dari masalah ini adalah hal yang tepat sekarang. Dan sepertinya pria di hadapan Reina ini terpancing. Buktinya dia menatap Reina dengan intens. Jauh dari tatapan menyelidik yang tadi sempat dia tunjukkan. Bisakah Reina merasa lega sekarang?
"Jadi kau tidak mengenalku. Begitukah?" tanya Kenzo. Kali ini nada suaranya terdengar tegas.
Mampus. Reina mengutuk dalam hati. Tampaknya pria ini tidak akan melepaskannya dengan mudah. Dia masih menaruh curiga pada Reina. Oh ayolah Reina. Keluarkan kemampuan ngeles-mu yang sudah berada di level teratas itu. Kau pasti bisa menghindari pria ini.
Reina menarik napas panjang. Lalu menatap sinis pada pria itu. "Apakah anda orang yang begitu penting sampai-sampai aku harus mengenal anda?" ucap Reina ketus. Dia mulai bergerak mengelilingi Kenzo sembari memainkan ujung rambutnya. Oh Tuhan. Sungguh ciptaan Tuhan yang sempurna. Ingin rasanya Reina memeluk tubuh atletis itu sekarang juga. Tapi dia harus menahan diri. Tampaknya, dia akan tetap pada misinya. "Apakah anda menyukaiku?" tanya Reina setelah berhasil mengembalikan kesadaran otaknya.
Kali ini Kenzo yang menatap horor pada Reina. Pertanyaannya dibalas dengan pertanyaan. Gadis di hadapannya ini sungguh tidak punya rasa takut sedikitpun. Kenzo berpikir, apakah gadis ini akan tetap pada keberaniannya saat tahu identitasnya? Ya. Kenzo beranggapan kalau gadis yang di depannya ini tidak tahu siapa Kenzo sebenarnya.
"Kalau kukatakan aku menyukaimu, apa kau bersedia menghabiskan malam bersamaku?"
Kejutan kedua untuk Reina. Pria yang di hadapannya ini terlalu frontal untuk di hadapi. Reina yakin dia akan kalah jika terus berada disini. Lalu, bagaimana caranya kabur dari sini? Reina tidak bisa berpikir lebih lama. Atau pria ini akan semakin mencurigainya.
Sepertinya Dewi fortuna menyelamatkan Reina. Ponselnya berdering. Menampakkan nama Leetha disana. Ah, sebaiknya dia harus berterima kasih pada sepupunya itu. Ini bisa jadi alasannya untuk pergi.
"Maaf, aku harus pergi. Temanku sudah menungguku," ucap Reina sembari melangkah meninggalkan tempat itu. Tidak lupa ponselnya dia letakkan ditelinga kanannya. Dia bahkan tidak menoleh ke belakang lagi.
---
Kenzo kembali kedalam bar setelah sosok gadis yang dia temui itu menghilang bersamaan dengan sebuah mobil berwarna putih. Seperti biasa, Kenzo hanya duduk dan menonton anak buahnya minum dan mabuk. Tapi kali ini otaknya bekerja. Memikirkan si gadis aneh yang dengan beraninya menantang Kenzo. Dan itu membuat Kenzo memiliki obsesi tersendiri pada gadis itu.
"Panggilkan Taka Ryu kemari," perintah Kenzo entah pada siapa. Meski demikian, para anak buahnya bergerak cepat memboyong Ryu ke hadapan Kenzo.
Ryu tampak takut menatap Kenzo. Tidak dapat dibohongi lagi. Seluruh pekerja di bar ini tahu siapa Kenzo. Itulah mengapa mereka ketakutan saat dipanggil oleh Kenzo. Berbeda dengan para wanita. Dengan semangat mereka akan menghampiri Kenzo. Dengan harapan bisa menghabiskan malam bersama dengan Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gangster Love
Storie d'amore[Story of Hikaru Reina] Setelah mendapat persetujuan Antonio untuk menyusupi sebuah geng berbahaya, Reina segera melakukan aksinya. Tapi di tengah aksi selidiknya, Reina tertangkap basah oleh sang bos, Kenzo Yamazaki. Bahkan sebelum dia mendapatkan...