chapter 2

55 13 0
                                    

"Ini bukan dompet gue!" Taeyong angkat bicara. Kedua sahabatnya suskse dibuat bingung oleh perkataannya.
Tubuhnya bangkit dari tempat duduknya. Tujuan pria itu untuk mencari gadis ceroboh yang tak sengaja menjatuhkan barang berwarna merah muda itu.

***

Gadis berambut panjang itu keluar dari sebuah ruangan dengan pintu yang bercat putih.
Senyuman manisnya tergambar jelas di wajah cantiknya, ditambah dengan merahnya kedua pipinya. Hanya saja kedua mata indahnya itu tertutupi oleh kacamata besar.

"First day! Semangat!" Serunya, menyemangati dirinya sendiri.
Kakinya melangkah ketempat yang ia tuju, kelas XI-3.

Ini adalah hari pertamanya mulai bersekolah, suasana hatinya bergitu senang sekali. Usahanya tak sia-sia untuk masuk ke sekolah yang ia selama ini impi-impikan.
Selain usaha, gadis bernama lengkap Qian Arranna itu tidak lupa berdoa di setiap solatnya.

Disisi lain, Taeyong tersenyum simpul. Kakinya sudah lelah mencari keberadaan gadis ceroboh itu.
"Lo!!" Panggilnya pada Arranna.

Arranna yang merasa terpanggil menoleh ke sumber suara. Agak ragu gadis itu menunjuk dirinya sendiri sambil menatap Taeyong.

"Aku?"

"Iya Lo!" Sahut Taeyong, kakinya melangkah untuk memperdekat jarak gadis itu dengannya.
"Jangan mendekat!" Perintah Taeyong sukses membuat bingung Arranna.

Mungkin, jarak mereka masih bisa di bilang agak jauh. Dengan kondisi Taeyong yang bisa dibilang alergi terhadap wanita membuat Taeyong bersikap dingin pada setiap wanita, termasuk ibunya sendiri.

Dilempar sebuah benda berwarna merah muda itu kearah Arranna. Sontak Arranna terkejut, dengan cepat ia menangkap benda itu.

"Dompet Lo jatuh!" Jelas Taeyong lalu meninggalkan Arranna yang Masih dibuat bingung olehnya.

"Gomawo!!!" Teriak Arranna. Mungkin saja Taeyong mendengar ucapan terimakasihnya.

***

Taeyong berjalan santai, seragam yang ia kenakan meliuk menggoda saat tertiup sumilir angin. Tak hanya seragam yang ia kenakan, rambutnya tak mau kalah meliuk menggoda kaum hawa.

Laki-laki bertubuh jangkung menggenakan Hoodie menghampiri Taeyong. Seperti sudah akrab di antara keduanya, laki-laki itu merangkulkan tangannya di bahu Taeyong.

"Gimana? Udah belajar buat Ulangan Harian nanti?"
Tanya laki-laki itu yang bernama Johnny, teman sekelasnya.

Taeyong berdecak kesal, menyingkirkan tangan Johnny dari bahunya, lantas merapihkan penampilannya.

Johnny menyenggol Pelan lengan Taeyong, lantas ia tertawa.
"Mending ke kantin aja, masih kepagian. Yang lain sudah menunggu disana," ajak Johnny.
Lantas Taeyong mengangguk setuju.

"Woy kemana aja baru nongol? Kita udah nunggu dari tadi bro," tanya cowok berkacamata, cowok yang badannya agak kurus dari yang lainnya, berdiri meninju perut Taeyong sekali. Lantas Taeyong meninju balik cowok itu. Itu memang sudah menjadi kebiasaan mereka.

"Sorry Mark, tadi ada masalah sedikit," jelas Taeyong.
Pria itu hanya akrab bersama ke-delapan sahabatnya dibanding dengan keluarga atau yang lainnya.

Kedatangan Taeyong disusul oleh seorang pria berwajah ke-jepangan, Nakamoto Yuta.
"Sorry bro telat, abis manjain calon mamah muda dulu" sahut Yuta lalu duduk dan menyeruput kopi susu yang tergeletak di meja.

"Kopi gue itu,"  suara protes dari Winwin terdengar begitu jelas. Winwin yang bermata sipit memaksa untuk melotot ke arah Yuta.
Sontak semuanya tertawa lebar melihat betapa lucunya ekspresi Winwin berusaha membuka matanya selebar dunia.

I LOVE YOU, I REMEMBER YOU -LTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang