Juma't itu begitu cerah, sekolah akan disibukkan dengan kegiatan tahunan, yap pemilihan ketua osis baru.
Setelah duduk dibangku kelas 3 setiap tahunnya maka akan ada pergantian ketua osis, mengingat dikelas terakhir itu para siswa/i harus lebih fokus belajar untuk menghadapi ujian.
Perasaanku bimbang ntah harus merasakan yang mana, bahagia karna diawal semester ini aku bisa masuk kelas unggulan atau sedih, karna aku tahu walaupun masih beberapa bulan lagi aku sadar betul bahwa Aldi akan lulus dari sekolah dan tentu saja akan ada yg berbeda saat nanti aku yang duduk dibangku kelas tiga.
Aku ditugaskan sebagai pemandu demokrasi sekolah atau yang kerap disebut moderator, tak salah memang kecakapanku dalam berbicara dimuka umum memang tidak diragukan lagi, hal itulah yang membuatku kerap dikirim sebagai perwakilan sekolah kami jika ada kegiatan diluar sekolah. Seperti pertemuan antar pelajaran , seminar dan workshop dan berbagai macam lomba yang berbasis publick speaking.
Rasa ingin tahu ku yang cukup besar serta cara berfikir yang praktis membuatku amat lancar berbicara dan menyampaikan pendapat, tapi tentu saja berhitung adalah kelemahanku. Tapi tidak masalah selama aku masih menjadi kekasih bintang pelajar , ia akan slalu membantuku dan aku, aku akan sangat senang bersamanya meski harus memeras otak karna berfikir.
Acarapun dimulai, aku memandu kampanye, dan mengarahkan jalanya kegiatan. Acara berlangsung dengan lancar, Arif teman sekelasku terpilih sebagai ketua osis baru.
Satu hari full kami habiskan disekolah, mulai dari kampanye para calon, sampai kegiatan serah terima jabatan. Aku yang masih memegang kendali acara sampai akhir menatap kebahagian sempurna terpacar dari mantan ketua osis kekasihku, dia menyampaikan beberapa patah kata sebagai tanda penyerahan jabatan kepada arif.
Sikap tenang yang ia miliki, selalu membuatku jatuh cinta padanya. Ia slalu tenang dalam mengambil keputusan, dia slalu tenang saat memimpin rapat, dia slalu tenang saat menghadapi sikapku yang kekanak2kan bahkan ia bersikap tenang saat menciumku. Hah ? Mencium, apa yg aku fikirkan? Seketika tepuk tangan para siswa/i menyadarkan lamunanku. Aku menutup acara tersebut dengan salam.
Aku merasa sangat lelah hari itu, aku ingin segera pulang, seperti biasa langkah sepatu hitam itu akan menghampiriku.
Aku memasukkan barang2 ku kedalam ransel, melihatku lemas lunglai dia pasri paham bahwa aku sangat lelah hari ini. Tiba2 ia mendekapku dari belakang, aku sontak kaget "kak, kakak kenapa?" sambil bertanya mata ku sibuk melihat sekeliling memastikan tak ada ada orang lgi dikelas itu.
Aku masih terkaku, namun ia memeluk ku dengan hangat. Sepertinya ia tahu bahwa aku masih merasa canggung dengan hal2 seperti ini, pasalnya selama satu tahun berpacaran kami hanya melakukan hal2 wajar saja.
Ia membalikkan tubuhku menghadapnya, masih dengan tingkah canggung aku menatapnya. Namun ia tersenyum begitu manis, mengecup keningku dan kembali mendekapku.
Aaah dan sekarang aku benar2 tidak tahu berbuat apa, aku sedikit memberi jarak mengingat payudaraku menyentuh dadanya, namun aku tidak bisa menolak pelukan hangant itu.
"Sayang aku pengen tetep kaya gini, aku gak pengen jauh dari kamu." kata2nya yang begitu manis membuatku sedikit tenang, aku mulai berani memberikan ruang. Aku menenggelamkan tubuhku seutuhnya dalam pelukan hangat kekasihku, aku begitu menikmatinya sampai aku sadar tangan Aldi mulai menelusuri bokongku.
Aku merasa terangsang terlebih lagi ketika jarinya membuat garis mengikuti garis celana dalamku, ooh aku merasakan sensasi yang luar biasa, aku tak bisa menolaknya.
Kenikmatan itu berakhir ketika akal sehatku menyadarkan bahwa kami sedang berada diruang kelas, aku melepaskan dekapanya.
Wajahku memerah dan ia tertawa kecil menggodaku, "hihi kamu kenapa sayang?"
Ah aku benci pertanyaan itu, aku takut jika ia menyadari bahwa aku merasa terangsang dengan tingkahnya. Tapi mengapa ia bisa begitu tenang?
Aku memukul dadanya seperti anak kecil dan sedikit mengumpat untuk menenangkan diriku, tapi ia tak berhenti berhenti mentertawakanku.
15:00 wib kami melupakan sesuatu, kami berdua segera meninggalkan kelas dan pergi kerumas Sandra.
Hari ini aku ada janji untuk mengerjakan PR bersama Sandra, dan tentu saja Aldi harus menemaniku.
Aku meminta maaf karna kami terlambat, Sandra tak mempermasalhkan hal itu. Kami pergi keteras belakang rumah sandra, tempat yang sangat asri dan nyaman untuk belajar.
Kami mengerjakan tugas bersama, kadang kami mengobrol dan sedikit bercanda, Sampai perut ku berbunyi lapar, dan tentu saja mereka mentertawakanku.
Aku melupakan makan siangku, Sandra sangat peka, ia pergi untuk membeli makanan sambil tak henti mentertawakanku.
Aku sangat malu, wajahku kembali memerah. Aldi meraih daguku dan mencium bibir ku, aaah bibirnya begitu kenyal. Kini aku tak kaku lagi, aku justru menginginkan hal yang lebih.
Rumah sandra slalu sepi, ia anak tunggal orangtuanya baru akan pulang malam hari.
Aku menatap Aldi seolah menyampaikan bahwa aku menginginkan ciuman itu lagi.
Aldi begitu mengerti kami kembali berciuaman, dan kali ini aku tidak menyia2kan kesempatan, aku begitu menikmatinya.
Tanganya membuka satu persatu kancing baju putih ku, aku merasakan hal itu, tapi aku tak membatasinya.
Aku memberikan ruang kepada Aldi untuk menguasai diriku, aaah Aldi mulai meremas payudaraku perlahan, aku begitu merangsang.
Ingin rasanya saat itu aku mendesah hebat, tapi bibirku masih dalam cumbuan yang luar biasa.
Aku memberanikan diri memainkan lidahku dimulutnya, ia mengigit kecil bibir ku. Tanganya terus beremas payudaraku, sampai aku pun tak sadar kapan jemarinya mulai masuk kedalam bra ku.
Ia berhenti menciumku, matanya sayu menatapku puas, masih dalam keinginan yang nakal, ia lebih mendekat dan menurunkan bra ku.
Aku begitu malu dan sedikit menahanya untuk menelanjangiku, tapi rayuanya justru malah membuatku menyerahkan diri seutuhnya.
"Kenapa sayang? Aku pengen liat dan cek keadaan payudara kamu, gk usah malu aku milik kamu dan kamu milik aku."
Aku terdiam mendengarnya dan melepaskan gengamanku yang menahan tanganya untuk mengeluarkan isi bra ku.
Perlahan dan penuh kehati2an ia mengeluarkan payudaraku dari sangkarnya, payudara kanan ia kecup nakal dan dielusnya puting kecoklatan yang belum nampak.
Payudara kiri ia keluarkan pula, aku merasa agak malu karna puting payudara kanan ku belum nampak seperti puting payudara kiri.
Aku tertunduk, ia mengetahui bahwa aku begitu malu dengan hal itu. Aldi mengangkat wajahku dan tersenyum seolah tak perlu ada yg dikhawatirkan, ia mengecup bibirku, turun keleher dan mulai mengisap puting payudara kananku yang belum mincul itu.
Aku ingin tertawa, aku merasa geli namun tetep terangsang, sesekali Aldi menggodaku dengan gigitan2 kecil nakalnya.
"Makanan datang,...!!!!"
Aku sontak terkejut, suara Sandara terdengar dikejauhan.
Aku segera merapikan pakaianku, dan Aldi hanya tersenyum2 menggoda melihat tingkahku.
Bisa mati aku kalo Sandra sampai tau apa yang kulakukan, bisa sampai keorangtua ku.
Kami bertingkah seolah tak terjadi apa2, sambil menikmati camilan yang dibawa Sandra.
Aku merasa agak kurang nyaman dengan celana dalamku, sepertinya basah, aku berfikir bahwa aku haid atau mungkin ngompol.
Aku berlari kekamar mandi dan memeriksanya, cairan berwarna putih dengan aroma yang khas, aku tak mengerti cairan apa itu, tapi kurasa bukan keputihan.
Aku membersihkanya dengan tisu dan segera kembali belajar bersama Aldi dan Sandra.
Sebagai remaja yang mempunyai reputasi baik disekolah kurasa puber kami mulai tak terkontrol dan mulai melakulan hal2 nakal, tapi aku begitu menikmatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy Boyfriend
RandomIni adalah sebuah kisah yang menceritakan tentang seorang gadis remaja yang memiliki hasrat seksual tinggi, namun ada kedilemaan dalam dirinya ia memiliki kemampuan indigo. ia kerap bercinta dengan pria yang tak nyata, yang membuatnya dilema apakah...