Episode 1

973 22 1
                                    

(Ingatlah), ketika Allah SWT mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajarkanmu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah liat (suatu bentuk) yang berupa burung dengan ijin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. (Al-Ma'idah : 110)

Dahulu kala, diriku ini hanyalah sebongkah tanah liat, kemudian dengan kuasa Allah SWT, aku pun menjelma menjadi seekor burung. Dari sebongkah tanah yang tak mampu bergerak banyak, Allah mengizinkanku menjadi seekor burung yang mampu bergerak sendiri, juga terbang bebas ke angkasa luas. Itulah aku.

Mungkin beginilah aku akan memperkenalkan diriku kepada dunia.

Dengan kuasa Allah SWT, Ia memberikan tanda-tandanya untuk kehadiranku dalam surat cintanya yang berbunyi seperti ini :

"Ingatlah, ketika Allah berfirman, "Wahai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu dengan Rohulkudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa. Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) Hikmah, Taurat dan Injil. Dan ingatlah ketika kamu membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin-Ku, kemudian kamu meniupnya, lalu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku." {Al-Maidah (5) :110)}

Itulah sebenar-benarnya aku sebelum dunia.

Sebongkah tanah...

Di masa itu, akulah putri tanah. Seorang putri walaupun hanya di kalangan tanah.

Lalu aku pun jatuh cinta. Waktu itu ketika Isa, putra Ibunda Siti Maryam, menyentuhku. Ketika aku jatuh cinta, tubuhku yang dibuat dari tanah liat, mulai berubah perlahan-lahan.

Bagaimana bisa aku mengungkapkan wangi tanah yang mula-mula ada di langit?

Saat itu aku mencoba tenang, dan merasa cukup dengan kehadiranku sebagai sebongkah tanah. Aku sama sekali tidak berani bermimpi, karena tanah memang tidak punya kemampuan bermimpi. Tapi walaupun aku tak bisa bermimpi, aku merasa cukup dengan kehadiranku. Sejarahku sebelum menjadi tanah bumi sudah cukup panjang. Sebelumnya, aku bahkan pernah menjadi bagian dari matahari. Kemudian milyaran tahun berlalu dan aku belum juga jatuh cinta, sehingga bara matahari pun memadam, aku berubah menjadi batuan karang yang akhirnya menjadi bagian sebuah planet yang disebut Bumi, tepatnya di tempat yang kini dikenal orang dengan nama Palestina.

Aku ini bagian dari tanah Palestina. Lihatlah seberapa banyak penderitaanku. Ribuan tahun telah berlalu tanpa aku bisa merasa jatuh cinta.

Aku terbiasa untuk merasa cukup dengan meminum sedikit air, merasa puas dan lalu membantu bunga-bunga bermekaran, bahkan tanpa merasakan cinta atas timbal baliknya. Adalah sebuah insting dari tanah untuk mendapatkan air, sehingga di atasnya dapat tumbuh bunga-bunga. Satu bibit saja cukup bagiku untuk menumbuhkan sesuatu yang memukau pikiran dan hati. Lalu setelah melakukan semua ini, aku pun tak berubah, hanya sebongkah tanah bumi.

Diriku tidak dapat melihat apa-apa yang ada diluar jangkauanku. Tanah liat tidak melihat dengan matanya, sebab ia memang tak mempunyai mata. Walau begitu, terkadang aku dapat melihat dunia dari cerita-cerita ulat dan bunga-bunga yang tumbuh di atasku. Aku tak begitu paham apa yang sedang terjadi di sekitarku, aku tak tahu pula apa yang terjadi di atasku. Terkadang aku merasa bahagia dan di waktu lain aku pun menjadi sedih.

Bumi ini memang terkadang bahagia dan terkadang getir. Aku bisa bilang begitu walaupun bumi tak punya hati atau perasaan. Ah! Ini juga salah satu misteri tanah dan aku tak mengerti bagaimana cara menyampaikannya pada manusia. Tapi tak apa. Aku tak seharusnya bicara lagi dan lagi tentang diriku sekarang, hanya saja aku sedang ingin melakuannya. Bukan hal yang terlarang untuk bicara tentang hal yang kita sukai, bukan?

Ketika aku, sebongkah tanah, jatuh cinta, maka aku akan jatuh cinta pada diriku. Umurku panjang, sudah banyak hal-hal di atas bumi yang aku dengar. Aku mendengar kisah nabi Isa sebelum ia dilahirkan ke Bumi. Aku melihatnya saat dia menjadi Nabi. Bahkan, karena dirinya aku mendapat pengalaman ajaib! Sebagian dari tubuhku pernah diubahnya menjadi hewan bernyawa yang bisa terbang, burung. Saat itu, sebagian tubuhku itu berada di taman dekat Masjid Aqsa. Nabi Isa sedang dalam perjalanannya menuju mihrabnya (tempat beribadah). Saat itu juga ada Maryam, melewatiku begitu saja, tanpa berhenti sejenak. Aku sebetulnya sudah berusaha keras menarik perhatian Maryam, tapi aku tetap gagal. Kemudian setelah kupikir-pikir, tak ada yang bisa kulakukan untuk dapat menarik perhatiannya.

Lalu suatu hari setangkai mawar kecil tumbuh dariku. Tangkainya masih berwarna hijau terang, tak seperti pohon mawar tua yang daun dan tangkainya sudah menua pula menjadi warna hijau tua. Aku pun terkejut ketika pada hari itu akhirnya Maryam berhenti di atasku dan melihat mawar itu. Aku mendapat harapan baru untuk bisa diperhatikan olehnya, namun aku masih gagal. Di tengah kesedihan dan rasa frustasiku, kemudian muncul kembali satu kuncup mawar yang kali ini akan terbuka.

Lalu Siti Maryam sang perawan menengokkan kepalanya, kemudian berpikir tentang keajaiban kuncup mawar yang mekar ini. Hari itu akhirnya Maryam bersedia memberikan air untuk diriku. Dan, ya, aku masih ingat perasaan itu, rasanya jauh berbeda dengan ketika aku basah oleh hujan. Air yang diberikan Maryam itu sama dengan rasa air yang diminumnya. Airnya lebih manis dan ada wangi lemon di dalamnya, dan rasanya seperti air dari surga firdaus. Setelah Maryam memberiku air, aku tak pernah merasa haus lagi. Lalu aku pun jatuh cinta dengan Maryam. Ia adalah cinta pertamaku selamanya. 

Kisah Hikayat Nabi Isa AS  & Burung Merpati Yang Tercipta Dari Tanah LiatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang