Untuk Mama

Untuk Mama

Halo, Ma, apa kabar? Mama sudah makan? Apakah Mama tidur nyenyak semalam? Semoga Mama selalu baik-baik saja dan dalam lindungan Tuhan, aamiinn.

Mama ingat tidak hari ini hari apa? Hari ini Hari Ibu, Hari Mama.

Jujur, semalaman aku tidak bisa tidur karena memikirkan hadiah untuk Mama. Tapi aku sadar, Mama masih ada di luar kota. Di sisi lain aku bersemangat, karena di rumah ada faksimile, begitu juga di kantor dinas Mama. Aku memutuskan untuk menulis tangan puisi buatanku untuk Mama, spesial di Hari Mama ini. Abang juga menyetujui ideku untuk mengirim pesan lewat faksimile khusus untuk Mama.

Banyak yang ingin aku ceritakan tentang sekolahku sebulan terakhir pada Mama, tapi keadaan dan jarak membuat aku menahan ceritaku. Sepertinya aku harus bersabar sampai Mama kembali pulang dari luar kota.

Kupersembahkan puisiku ini untuk Mama, selamat membaca, Ma!

========================

Tanpa Mama

Matahari turun menuju tempat tidurnya, aku masih sendiri.
Tanpa Mama.
Sinar mentari kembali menyembur dari timur, aku tetap sendiri.
Tanpa Mama.

Aku sendiri, bergulung dengan gelap.
Tanpa senyum, serta belaian kasih sayangmu.

Tapi aku sadar.
Aku sadar, Mama menyayangiku dengan sangat.
Mama banting tulang, demi aku dan kakak.
Demi anak-anak dan keluarganya.
Tak peduli berapa galon keringat yang telah mengucur.

Mama...,
Aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan.
Supaya Mama selalu sehat, disertai umur yang panjang.
Supaya Mama selalu dilindungi dan berada dalam lindungan-Nya.
Doaku selalu menyertai Mama.

Tetap jadi pahlawanku, ya, Ma.
Selamat Hari Mama, Mama!♡

========================

Bila kuingat lelah,
ayah bunda.
Bunda piara piara akan daku,
sehingga aku besarlah.

Waktuku kecil hidupku,
amatlah senang.
Senang dipangku,
dipangku dipeluknya.
Serta dicium dicium dimanjakan, namanya kesayangan.

Cepat pulang ya, Ma. Sekali lagi, selamat Hari Mama, Mama!♡

Dari anakmu yang lucu:))
22 Desember 2017