5.

176 28 2
                                    

Harry Pov•

Aku baru saja sampai di London, dan langsung bergegas pergi ke kafe tempat ku bekerja.

"Whoa... Penyanyi terkenal kita sudah sampai" ucap Hannah dengan senyum menggoda, dia salah satu pelayan di kafe ini.

Aku terkekeh "Jangan berlebihan, Hannah. Oh iya, apa Mr.Edson ada di ruangannya?"

Hannah mengangguk "Apakah ada hal yang sangat penting?"

"Entahlah" aku berjalan keruangan Mr.Edson dan mengetuk pintu, Lalu membukanya.

Kulihat Mr.Edson sedang berbicara dengan seorang pria, dia terlihat lebih tua dari Mr.Edson.

"Nah ini dia, duduk lah Harry" sepertinya pembicaraan ini akan serius.

"Harry perkenalkan ini Simon, dan Simon ini Harry" aku menjabat tangannya.

"Langsung saja. Besok kau datang ke alamat ini, bawa gitarmu dan kau akan di audisi bersama beberapa penyanyi lainnya" Simon memberikan sebuah kartu nama, alamat yang disebutkan juga tercetak jelas disana dan di belakang kartu tersebut terdapat jam kedatangan yang harus ditepati.

"Datang awal akan lebih baik" lanjutnya.

Kuanggukan kepalaku "Tentu"

⭐⭐⭐

Keesokan harinya aku menepati janjiku datang lebih awal dan memulai audisi lebih dulu, kabar baiknya aku menang audisi.

Ada banyak perjanjian yang harus diisi sebelum masuk ke dapur rekaman. Aku tidak sabar memberi tau Lyn soal ini atau aku harus merahasiakannya? Ah benar. Aku akan memberitahunya ketika aku pulang nanti, akan kusimpan sebagai kejutan untuk nya.

Ponselku tiba-tiba bergetar, tercantum nama teman yang memberiku tempat tinggal disini.

"Ya Zayn?"

"Bagaimana audisinya Harry, apa kau berhasil?"

"Ya, aku lulus audisi dan besok akan mulai rekaman"

"Benarkah? Selamat Harry, aku ikut senang. Nanti malam kita rayakan di rumah, aku akan mengundang teman-teman"

"Boleh juga, kalau begitu aku akan mampir ke mini market, membeli makanan dan minuman untuk pesta"

"Ide bagus, jadi aku akan langsung pulang kerumah dan mempersiapkannya. Baiklah, sekarang aku harus kembali bekerja, sekali lagi congratulation dude"

"Sebentar Zayn, terimakasih karna kau sudah mau menampungku di rumah mu"

"Hei! tidak usah membahas hal itu lagi, kita sudah bersahabat lama, kalau kau masih membahas soal itu akan ku usir kau dari rumah!"

aku terkekeh, Zayn memang baik "Oke, selamat bekerja"

Setelah memutuskan telfon aku menandatangani beberapa kontrak dan langsung pulang untuk menyiapkan pesta nanti malam.

⭐⭐⭐

Malam pun tiba, satu persatu tamu berdatangan tapi sedari tadi aku merasa aneh dengan tamu-tamu yang datang, wajahnya tidak asing.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku "Harry?"

"T-taylor?"

"Harry, aku benar-benar merindukanmu" Taylor memelukku. Bagaimana dia bisa datang ke pesta? Tunggu, sudah pasti ini ulah Zayn. Aku langsung melepaskan pelukannya dan pergi.

Aku dan Taylor memang memiliki hubungan khusus ketika Highschool, aku sangat mencintainya melebihi apapun. Tapi, semua itu hilang ketika aku melihat Taylor yang sedang berciuman dengan Mark, teman ku sendiri.


"Hei Mate congratulation, long time no see" Bukankah itu Liam?.

"Selamat atas keberhasilan mu baby tarzan" Louis terkekeh lalu ikut memelukku. Aku mematung ditempat, bagaimana mereka bisa sampai disini?.

"Selamat my curly brother, rambutmu semakin panjang sekarang" Dan sekarang Niall juga ikut memelukku. Kami terlihat seperti teletubbies.

"Bagaimana kalian bisa ada disini?" tanyaku bingung.

"Tentu saja bisa. Zayn yang mengundang kami, kau tau aku langsung membatalkan rapat dan terbang ke sini" sahut Liam, dia tetap sahabat yang terbaik.

"Kau tau Harry, aku meninggalkan semua istri ku dirumah demi kau" sahut Niall. Tunggu, bukankah Niall belum menikah dan tadi dia bilang semua istri nya?

"Kau harus tau Harry, semua makanan di rumahnya dia panggil istri" ucap Zayn memberi tahu.

"Astaga Niall kau benar-benar aneh" aku terkekeh geli, seperti nya Niall harus cepat-cepat mendapatkan kekasih.

"Sudah-sudah ayo kita rayakan keberhasilan Harry" sahut Taylor yang sudah berdiri di sebelahku dengan membawa banyak gelas berisikan alkohol.

Malam itu semua orang sibuk dengan pasangan dan minuman masing-masing. Aku teringan Lyn, sedang apa dia disana?.

"Harry kenapa kau diam saja, ayo nikmati pesta ini" Louis mendorong tubuhku sampai menabrak Taylor yang saat itu sedang membelakangiku.

"Astaga, Taylor maafkan aku"

"Harry. Oh astaga, kau semakin tampan saja" Taylor mengalungkan kedua tangannya di leherku,  aku berusaha melepaskannya "Harry, aku masih mencintaimu" sontak mataku membulat sempurna.

"Maaf Taylor, aku sudah punya kekasih" aku langsung pergi dari hadapannya dan masuk ke dalam kamar. Pesta ini menjadi kacau.

[To be Continued]

About Us [H.S] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang