chapter 2

3 0 0
                                    

"Apa ya yang kurang?" Ucap leanna mondar-mandir mencoba mengingat-ingat hal yang dilupakan olehnya. Kembali leanna melihat ke arah tas ransel sekolahnya. Mencoba membongkar dan meneliti setiap detail isi tasnya. Baru beberapa detik leanna merasa tidak ada yang tertinggal pikirannya melayang mengingat dua buah benda yang sangat penting dalam hidupnya. Handphone dan earphone kesayangannya yang tidak boleh sampai tertinggal.

Huffftttttt.....

Gugup. Itulah yang sedang terjadi saat ini pada leanna. Tidak mudah baginya memulai semua ini. Dia sudah terbiasa hidup tertutup dan tidak bergaul dengan siapapun. Dan mulai sekarang hidup barunya disekolah mengharuskannya untuk dapat bergaul dan membaur dengan orang-orang baru yang akan dikenalnya nanti.

Leanna memasukkan kedua benda kesayangannya itu didalam saku rok seragam sekolahnya. Berjalan ke arah garasi tempat mobil yang sangat jarang dipakainya. Selain karena baru mempunyai sim leanna lebih menyukai berjalan kaki ke tempat-tempat baru dan belum pernah didatanginya hingga membuat kedua orang tuanya kewalahan mencarinya. Jika kalian berfikir leanna gila kalian salah. Leanna tidak gila. Leanna hanya mencoba mengikuti perasaan dan kemana kakinya melangkah. Dia ingin hidup bebas untuk dirinya sendiri. Menikmati semua yang telah Tuhan ciptakan tanpa mengganggu siapapun disekelilingnya. Cukup baginya untuk merasa tertekan dan sedih atas sikap kedua orang tuanya terhadap leanna.

Leanna menghela napas melihat mobilnya yang memiliki warna ungu sesuai dengan warna kesukaannya. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil untuk ukuran gadis sederhana seperti leanna. Dia masih ragu untuk mengemudikan mobil itu.  Antara takut dan grogi karena di hari pertama nya sebagai anak baru dia sudah memakai mobil. Dia takut dianggap sombong oleh teman-temannya tapi apa boleh buat. Dia juga tidak ingin diantarkan oleh supir yang disediakan mamanya. Baginya itu terlalu ribet terlebih lagi jika sang sopir terlambat menjemputnya.

Dengan malas leanna membuka pintu mobilnya. Meletakkan tas ranselnya di kursi yang berada tepat di samping kemudinya. Dengan hati-hati leanna menjalankan mobilnya menuju sekolah barunya. Leanna mengemudikan mobilnya dengan santai karena saat ini jam masih pukul 05.00 wib selain itu dia tidak ingin jika dia telah sampai disekolah barunya gerbang sekolah belum dibuka. Pikirannya yang satu ini memang konyol tapi itu bisa saja terjadi kan?  Setelah sempat nyasar dan melihat gps mobilnya berkali-kali akhirnya leanna sampai disekolah barunya. Siapa sangka ternyata sekolah barunya jauh dari jalan raya. Sedikit diluar ekspektasi untuk sekolah dengan kualitas dan nama yang sudah terkenal hingga tingkat nasional. Leanna bahkan sempat berpikir dia akan menyerah dan tidak jadi berangkat sekolah. Masih pagi tetapi sudah terlihat beberapa siswa yang datang ke sekolah.

Leanna memarkirkan mobilnya tanpa hambatan apapun. Parkiran siswa terlihat masih lengang dan hanya beberapa mobil saja yang terparkir rapi di kanan dan kirinya. Leanna menghela napas panjang melihat bangunan sekolah yang tepat didepan matanya. Leanna sedikit takut dan bingung untuk mencari ruang kepala sekolah nantinya. Bangunan sekolah ini terlalu besar untuk leanna mencari ruangan itu.  Bukannya leanna tidak ingin bertanya pada siswa yang berada disini. Tapi rasanya leanna sedikit was-was dengan tipikal teman-teman barunya disini.

"Tuhan.. Besar banget.  Bakal telat banget nih masuk kelas" ucap leanna ngeri melihat bangunan didepan matanya.

Leanna keluar dari mobil dan berjalan kedalam gedung pertama dari tempat parkir kendaraan di sekolahnya.  Dia berharap bisa langsung menemukan ruangan kepala sekolah.  Setelah berjalan melewati beberapa ruangan leanna merasa jika gedung ini dikhususkan untuk kegiatan organisasi dan ekstrakulikuler sekolah. Terlihat dari ujung gedung yang dilewatinya tadi yang pertama ruang musik dan sekarang yang dilihatnya ruang DA pramuka.  Leanna menghela napas panjang merasa kesal dengan kebodohannya.  Tidak mungkin kan ruangan kepala sekolah jauh dari gedung siswa dan guru.  Apa lagi di sini sangat sepi dan tidak ada kegiatan satupun kecuali seorang cowok berponi menyamping memakai kacamata yang sedang membaca buku sangat tebal didepannya. Leanna memandangnya dengan penuh perhatian.

"Tipikal cowok culun yang selalu menghuni perpustakaan disekolah dulu. Menarik ..." ucap leanna dalam hati memandang cowok yang sedang duduk didepan mading yang terhimpit dua tembok sehingga siapapun tidak akan dapat melihat cowok yang bersembunyi itu kecuali dari posisi leanna berdiri sekarang. 

"Dia sembunyi ya?  Dia mau membantuku mencari ruang kepala sekolah atau tidak ya? Masa bodoh..  Dari pada telat yang ada bisa tambah sial dan berkesan buruk apalagi aku kan murid baru disini" ucap leanna dalam hati mencoba menghampiri cowok yang sedang duduk membenarkan letak kacamatanya. Belum sampai pada tempat cowok itu berada. Cowok itu sudah menatap leanna yang berjalan kearahnya dengan raut muka terkejut. Leanna sempat menghentikan langkahnya melihat wajah cowok itu. Dengan langkah yang dipaksakan leanna mendekatinya dengan menampilkan senyum yang sangat jelas terlihat dipaksakan.

"Emm..  Maaf,  boleh aku meminta bantuan kamu?" ucap leanna berat berjongkok didepan cowok itu dengan pandangan menunduk menekuri lantai. Cowok itu masih memandanginya dengan intens dan tertarik pada leanna yang semakin tidak berani menatap matanya.

"Aku boleh minta bantuan kamu?" ucap leanna memandang hidung cowok itu dan kembali mengulang pertanyaannya.

Tidak mendapatkan jawaban ataupun anggukan dari cowok itu leanna berdiri berbalik dan mulai melangkahkan kakinya dengan malas.  Leanna menghela napas panjang merasa sangat malu dengan apa yang baru saja dilakukannya.  Siapa juga yang tidak malu jika mendapatkan perlakuan seperti itu. Leanna menyeret kakinya hingga sebuah suara memecah keheningan dan membuatnya berhenti.

"Kamu siswa baru?"

Leanna berbalik memandang mata cowok itu. Sedikit terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkannya. Leanna mengangguk kembali memandang hidung cowok itu. Leanna merasa tidak nyaman dan takut memandang mata orang lain yang baru saja dikenalnya.  Cowok itu berdiri melepas  dan memasukkan kacamata  serta buku besarnya ke dalam tas ranselnya berjalan mendekati leanna. Mengulurkan tangannya yang membuat leanna sedikit terkejut.

"Fidelyo abqari runako..  Kamu bisa panggil aku dio" ucapnya tersenyum pada leanna.  Leanna dengan kikuk membalas uluran tangan dio.

"Leanna carl.  Biasa dipanggil leanna" ucap leanna memperhatikan tangannya yang berjabat tangan dengan orang asing untuk pertama kalinya. Leanna kembali mengalihkan perhatian ke arah dio yang sedang menatap sambil tersenyum kearahnya.

"Kelas berapa?" tanya dio kembali tanpa melepaskan jabat tangan mereka yang membuat leanna panas dingin karenanya.

"12 dan aku masuk jurusan ipa,  dio sendiri gimana?" ucap leanna membalas pertanyaan yang sama pada dio.

"Sama" ucap dio tersenyum menatap mata leanna dalam membuat leanna membeku beberapa saat melihat senyum yang diberikan cowok itu kepadanya.

"Eh-emm..  Dio, boleh minta anterin ke ruang kepala sekolah?" ucap leanna tergagap menyadari dirinya yang menatap dio lama.

"Tentu, mungkin kalo kamu mau aku bakal kasih tour keliling sekolah dan nunjukin ke kamu beberapa tempat rahasia disekolah ini,  gimana?" ucap dio panjang membuat leanna tanpa sadar tersenyum mendengarnya. Ini sebuah awal yang baik bagi leanna.  Tentu saja leanna sangat menginginkannya,  dio terlihat begitu baik dan tulus hingga mau mengajaknya berkeliling sekolah barunya ini. Leanna merasa beruntung bisa bertemu dio,  teman pertamanya disekolah barunya ini.

Setelah terdiam membeku beberapa lama, dio mengajak leanna ke gedung ke tiga tempat ruangan kepala sekolah dan guru berada. Mereka sesekali mengobrol dan bertanya tentang kehidupan masing-masing seolah keduanya tidak sungkan melakukannya,  seperti kedua teman lama yang sudah lama tidak berjumpa. Ini sebuah kemajuan yang luar biasa bagi leanna,  untuk pertama kalinya  dia bisa merasa nyaman dengan orang asing entah karena apa.

Sepertinya ini awal yang baik bagi leanna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Leanna storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang