PRINCESS 01

4.6K 457 51
                                    

Matahari pagi membuat lelaki yang tangah tertidur tanpa atasan itu tengah mengeliat, badannya terasa remuk matanya masih mengantuk.

Mungkin sudah tidak bisa lagi di katakan pagi, apakah jam sepuluh itu termasuk pagi? Di rasa itu sudah bukan pagi lagi. Sedari tadi bel terus berbunyi, namun lelaki itu tak juga kunjung bangun dari tidurnya.

Park Jimin, lelaki itu memilih untuk membenamkan diri di bantal dan menutupi telinganya karena suara bising bel yang mungkin sudah lebih dari lima belas menit itu.

"Akrrh!" lama-lama ia menyerah dan segara mengambil dan memakai asal kaosnya, membuka pintu dan mengetahui siapa di balik pintu apartmennya.

"Astaga kau ini, walaupun ini hari sabtu, setidaknya kau bangun pagi. Lihat rumahmu berantakan sekali?"

"Dan lihat penampilanmu itu, cepat mandi sana!"

Omelan wanita paruh baya itu menjadi sarapan pagi bagi Park Jimin, seorang pegawai negeri yang baru di angkat satu tahun lalu di kementrian pariwisata.

Tak peduli dengan ocehan sang ibu, Jimin memilih segera memasuki kamarnya. Sungguh melelahkan, pasalnya pekerjaannya sedang banyak-banyaknya dan baru saja dua minggu lalu ia pindah ke tempatnya sekarang. Memilih hidup lebih mandiri daripada selalu ikut orang tua.

Tapi pada kenyataannya, masih belum genap satu bulan tinggal sendiri, sang ibu sudah setiap akhir pekan mendatangi rumah barunya itu.

"Hei, cepat mandi!" teriak sang ibu sambil membersihkan dapur yang bisa di katakan cukup berantakan.

Sekitar sepuluh menit aktivitas Jimin di kamar mandi selesai, ia kini tengah sibuk membereskan barang-barangnya yang baru saja datang semalam. Sisanya sudah lebih dulu datang dan sudah rapi di tempatnya. Sedangkan sang ibu sibuk masak membuat sarapan sekaligus makan siang untuk putranya itu.

"Kau ini, sudah ibu katakan cepat cari pacar atau istri. Sudah mapan, punya rumah sendiri tapi masa belum punya pacar yang mau di ajak buat nikah sih Jim?" protes sang ibu.

Jimin sudah tau akan kemana arah pembicaraannya.

"Jangan lupa nanti, ibu sudah buatkan janji dengan anak teman ibu SMP dulu. Anak perempuannya cantik dia bekerja di bank."

Benar dugaannya, selalu saja waktu istirahatnya di paksa untuk menghadari kencan buta yang di buat oleh ibunya.

"Ku harap kali ini kau mau menerima. Ibu sudah tak sabar ingin melihatmu menikah."

Jimin hanya bisa diam dan pasarah karena sebentar lagi pasti ibunya akan bersuara lagi.

"Tapi itu ya terserah kamu, ibu tidak memaksa. Tapi ibu sangat berharap lebih untuk kali ini." suara pasarah terdengar jelas dari sang ibu.

Jimin menghela nafasnya panjang dan dalam, sebenarnya ia lelah di suruh menghadiri kencan buta selama sebulan lebih ini di akhir pekan, padahal jika di ingat-ingat usianya juga tak tua-tua amat. Bahkan masih belum memasuki kepala tiga, ya walaupun sudah di akhir usia dua puluhan.

"Jimin tau, tapi ibu tak usah repot-repot juga seperti itu, Jimin belum setua itu juga bu." ucap Jimin mencoba menolak secara halus.

"Apa kau tak kasihan dengan adikmu? Dia juga ingin menikah? Apa kau tega melihat Soyoung yang harus menunggumu menikah dan entah kapan itu?"

Jimin masih diam menunggu sang ibu melanjutkan.

"Bahkan kemarin Sungjae sempat menemui ibu jika dia ada niatan akan menikahi adikmu itu."

"Bu, Jimin tak masalah jika Soyoung menikah dulu."

"Tapi ibu mau anak pertama ibu yang menikah duluan! Atau setidaknya kau punya kekasih yang memang siap untuk kau ajak menikah!"

"Pokoknya nanti kau harus datang menemui anak teman ibu, jam empat sore di Hope cafe. Namanya Mina, nanti ibu kirim fotonya."

Jimin hanya bisa diam dan menghela nafas dalam-dalam melihat ibunya yang baru saja selesai memasak.

"Dan beri tau password rumahmu pada ibu!"

"Nanti ku kirim lewat pesan bu." balas Jimin selembut mungkin.

"Ibu pulang, tak usah mengantar cepat makan saja kau, ibu marah padamu! Dan akan lebih marah jika nanti kau tak datang!" seketika wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu menghilang di balik pintu apartemen Jimin.

"Huh!"

Jimin benar-benar pusing sekarang, kini ia tengah duduk di Hope cafe sesuai dengan perintah sang ibu. Setelah ibunya mengirim foto wanita yang di sebutkan bernama Mina, Jimin segera mengirim password rumahnya dan juga berakhirlah Jimin di tempatnya sekarang.

"Maaf terlambat!" suara lembut itu menyapa Jimin, "kau Park Jimin kan?" putranya tante Sohe?" lanjutnya bertanya yang hanya di beri anggukan oleh Jimin.

"Perkenalkan aku Mina, Song Mina."

"Iya aku sudah tau!" balas Jimin datar namun masih terdengar sopan.

Sungguh Jimin benar tak tertarik dengan metode kencan buta yang di rancang ibunya. Ya walaupun tak di pungkiri wanita bernama Mina itu lebih cantik aslinya dibandingkan di foto namun tetap saja Jimin tak merasa tertarik. Mungkin jika tak ada kencan buta bisa saja Jimin tertarik, tapi entahlah.

"Ehm!" Jimin berdehem memecah keheningan yang tercipta.

"Langsung pada inti saja." lanjutnya berucap, ia tak mau basa-basi.

"Maaf sebelumnya, aku datang ke sini bukan atas dasar kemauanku, tapi aku hanya mencoba untuk menuruti permintaan ibuku. Jadi entah nanti bagaimana kelanjutannya yang jelas_" Jimin diam sejenak.

"Emm.. Maksudku, maaf tak bisa melanjutkannya karena aku ada janji dengan teman-temanku. Sekali lagi aku minta maaf!" ucap Jimin penuh dengan nada yang sopan.

Mina, wanita itu terseyum. Namun terlihat ada semburat kecewa di raut wajahnya.

"Sekali lagi aku minta maaf." ulang Jimin.

"Jika kau mau aku bisa mengantarmu pulang." ucap Jimin memberi tawaran.

Mina mengeleng, "aku bisa sendiri, lagi pula aku juga ada janji dengan temanku."

"Ah begitu?!"

"Baiklah kalau begitu, aku aku duluan. Permisi!" lanjut Jimin sambil membungkuk memberi salam.

Setelah pertemuan dengan Mina, wanita yang kesekian ia tolak dalam acara kencan buat buatan sang ibu, kini Jimin tengah berada di sebuah tempat makan untuk bertemu dengan teman-temanya. Dan ia juga tak berbohong dengan ucapannya yang akan bertemu dengan teman-temannya.

Terlihat wajah Jimin sama sekali tak bersemangat, lesu dan seperti banyak pikiran.

"Ada apa?" tanya salah satu temannya itu, Min Yoongi.

"Biasa ibuku!" jawab Jimin singkat dan semuanya sudah paham akan hal itu.

"Kau tak mau mencoba dulu?" saran Hoseok.

Jimin mengeleng.

"Sudahlah, ini bukan untuk menanyaiku masalah kencan buta. Tapi hari ini pesta untuk Hoseok hyung yang sebentar lagi akan menikah dan pesta untuk Jin Hyung yang akan menjadi seorang ayah!" jelas Jimin untuk mengubah topik pembicaraan.

"Baiklah, kita harus bersenang-senang!" suara Namjoon salah satu temannya.

Dan entah mengapa malam ini Jimin hanya ingin minum yang banyak agar semua bebannya sejenak hilang. Entah beban pekerjaan atau pun beban soal siapa calon istrinya nanti yang selalu saja di tagih oleh sang ibu.

"SIAPA KAU?????" kaget Jimin saat membuka mata dan hal yang pertama ia lihat seorang wanita tidur di sampingnya. Satu ranjang dengannya.

Jimin tak ingat, yang ia ingat hanya satu hal semalam ia sudah banyak minum hingga mabuk.

PRINCESS

[S09] PRINCESS [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang