9😢

968 67 6
                                    

Happy reading ukhti/akhi!
Sebelum membaca vote nya jangan lupa yaw!🌠
Ini chapter sedih kayaknya jadi putar musik diatas sedih banget instrumen ditambag cerita ini menurut ana tapi gak tau menurut kalian😂

Jam menunjukkan angka 9 pagi
Namun hasybi belum balik balik
Ayra takut terjadi apa-apa

Untuk menghilangkan sedikit rasa khawatirnya ia sholat dhuha karna ia tau sholat dhuha memperbanyak rizki

Tak lama kemudian datanglah hasybi ke Kamar dengan tergesa-gesa

"Ayraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"
Teriak hasybi

"Kenapa bi?" Cemas ayra

"Lo pelacur kan  gue bakal bayar lo seterah lo karna papa gue ingin dapet cucu dan cucu itu dari lo! Gue bayar berapapun" ucap hasybi pusing dalam keadaan mabuk sepertinya dia habis minum saat pergi

"Maksudnya bi? Kamu mau bayar aku dalam hal itu, itu sebenarnya adalah kewajibanku sebagai istri namun aku ingin kau memintanya dalam keadaan sadar dan mencintaiku karna allah" ucap ayra meneteskan air mata

"Gue itu benci lo jadi jangan berharap suami lo ini cinta sama lo yang pelacur lo itu bekas tau gak?! Ucap hasybi membentak ayra

"Aku tau dan itu sekarang aku akan mengubahmu aku akan membimbingmu ke jalan allah aku istrimu yang bekas ini berusaha mengubahmu berusaha untuk tegar jadi jangan pernah mengulang kata itu lagi rasanya sakit saat suami sendiri berkata seperti itu pada istrinya sendiri rasanya seperti ditusuk ribuan jarum sangat banyak ,suamiku aku ingin berbakti padamu namun aku harus sedikit tegas dalam membuatmu hijrah ini ,aku akan mulai dari sekarang aku harua memikirkan suatu ide yang bahkan tak pernah dipikirkan, dan yang nantinya ingin hidayah itu sendiri ya kamu suamiku.. karna aku tak bisa membuatmu hijrah terpaksa semua dari dirimu sendiri apapun yang kamu lakukan itu adalah dari dirimu sendiri maka kenali dirimu maka kau akan tau jati dirimu suamiku.. kau akan tau bahwa dunia ini sementara dan akhiratlah yang kekal ,aku hijrah juga saat aku maksiat dan bermimpi dan kau tau aku baru sadar bahwa yang membuat aku hijrah adalah kamu, iya karna yang berbicara denganku saat dimimpi suaranya dengan kesan tulus itu seperti dirimu aku akan merubahmu dengan selalu berdoa pada allah agar engkau dapat hidayah, aku tahu perancang skenario terbaik adalah allah SWT" ucap ayra dengan nada getir dan menangis sekuat-kuatnya

"Aku akan menunggu hal itu sebenarnya aku juga ada pernah niatan bertobat saat sholat shubuh bersamamu itu namun aku abaikan apakah rasa itu harus aku pikirkan?" Ucap hasybi juga mengalir air mata dan ayra terkejut karna apa yang dilontarkan hasybi dan bahasanya yang memakai aku kamu yang lebih halus dan melontarkan pertanyaan itu

"Wajib suamiku wajibbb wajibb dipikirkan, kenalilah niatan itu karna sesungguhnya hal itu datangnya dari allah SWT" jawab ayra dengan langsung memeluk hasybi dan hasybi membalasnya tetapi tak lama pelukan itu merenggang rupanya hasybi sudah tak sadarkan diri,
Ayra langsung menelpon ambulan dengan air mata yang sudah membahasahi lantai itu, malam itu adalah saksi hasybi mempunyai niatan hijrah

Setelah tak lama datanglah ambulan dengan membawa hasybi yang tak sadarkan diri dibawa kerumah sakit

Ayra menunggu diluar UGD dengan cemas karena dokter belum juga keluar dari UGD

Setelah 1 jam dokter keluar dengan wajah yang tidak bisa diartikan

"Bagaimana dokter? Dia tidak apa apa hanya pingsan karena stress dan kelelahan jaga suami ibu ya dia terlalu banyak pikiran" ucap dokter memberi sedikit nasehat

Hasybi pun dipindahkan ke kamar rawat inap, saat ayra ingin masuk dari luar ada yang berlari dan memanggil ayra rupanya ayahnya sendiri dengan tergesa-gesa mencoba berbicara

"Ke-na-pa gak  di angkat telponnya dan kenapa gak bilang kalau lagi disini tadi hpmu tinggal di teras rumah untung gak ada yang ngambil, ayah liat kamu ada nelpon ambulan dan papa telpon lagi ambulan itu dan nanya ini dirumah sakit mana dan akhirnya kesini ayah kira kamu ada apa-apa" ucap ayah ayra masig mencoba menetralkan napasnya

"Hasybi pa dia pingsan tadi" ucap ayra menangis

"Kenapa pingsan?" Ucap ikram ayah ayra

"Kebanyakan pikiran kata dokter" ucap ayra

"Kamu udah hubungi papanya?" Ucap ikram ayah ayra

"Gak ada nomornya yah" ucap ayra

"Oh oke biar ayah yang bilang ke papa hasybi kamu masuk ke dalam temani dia disana" ucap ikram ayah ayra dan dibalas ayra hanya mengangguk lalu masuk

Saat masuk hasybi sudah tersadar dan melihat ayra dengan tatapan tajam

                        Bersambung..

Assalamualaikum wrb.

Hayoo ada yang nangias gaks? Ana yakin gak ada tapi pas ana nulis kok ana yang nangis si?eh curhat

Jangan lupa tekan bintang
Dan boleh komennya yang nangis jawab 'hadir' dikomentar (kalau ada )
tapi pasti gak ada si
yaudah itu aja

Wassalamualaikum wrb.




Hijrah karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang