Jawaban atas Do'a

6.5K 274 0
                                    

Malam ini adalah acara lamaran bang Ali, namun Syifa tidak ikut karena alesan mau shalat istikhoroh. Ia membuka benda pipih diatas nakasnya dan melihat ada notifikasi WA.

+628232345****
Assalamu'allaikum Asyifa

Syifa megerutkan dahi.

Syifa

Wa'allaikumsalam. Maaf dengan siapa ?

+628232345****
RR

Syifa
Maksudnya gimana?

+628232345****
Radit Ramadhansyah

Degg

Syifa
Pak Radit guru syila?

+628232345****
Iya syila. Apa saya mengganggu kamu?

Syifa
Tidak pak. Kebetulan saya tidak sibuk. Ada apa ya pak?

+628232345****
Boleh saya telfon kamu?

Degg
Pak Radit mau telfon aku? Setelah tadi siang ngasih sapu tangan dan malam ini? Dia mau telfon aku? Dari mana dapat nomer ku?

Syifa
Iya pak. Inshaallah

Panggilan masuk

+628232345****

"Halo Assalamu'allaikum pak " sapa syifa.

"Wa'allaikumsalam syifa. Saya tidak mengganggu kamu kan fa?"

"Saya tadi udah bilang kan pak, bapak tidak mengganggu saya. Oh ya ada apa ya pak?" Syifa mulai gerogi.

"Emmm fa kamu udah shalat istikhoroh belum?"

"Sudah pak. Ini baru selesai sholat."

"Bagaimana fa hasilnya?"

"Maksud bapak?"

"Emm ya gimana hati kamu udah mantep belum?"

"Bapak kok tanya itu emang kenapa pak?"

"Fa, apa kamu marah?"

"Maksud bapak? Saya ngga ngerti maksud bapak."

"Bissmillahirrohmanirrkhim, sebebarnya saya sudah tau fa apa penyebab kamu menangis tadi siang. Saya tidak memaksa jika kamu menolaknya. Saya hanya mau menjalani ini semua dengan iklas bukan atas unsur paksaan fa."

"Ma mak maksud bapak?"

"Iya fa,saya yang akan dijodohkan oleh kedua orang tua kita."

Degg

Hening

"Fa, kamu ngga papa kan fa.halo "

"Ehh iya pak, Syifa ngga papa."

"Sykurlah"

"Bapak setuju akan hal ini?"

"Saya telah melakukan shalat istikhoroh tepat setelah saya bertemu dengan mu di istana boneka dengan qila."

"Emm ya sudah pak Syifa mau tidur udah malam Syifa ngantuk. Assalamu'allaikum"

"Wa'allaikumsalam. Semoga segera mendapat jawaban"

Lansung ku tutup ponsel ku. Jantubg ku berdetak 2 kali lebih cepat. "YaAllah benarkah ini? Pak Radit yang akan dijodohkan oleh Ayah?"

****

"Assalamu'allaikum umii,"
Ucap seorang laki-laki memasuki rumah. "Wa'allaikumsalan abi. Udah pulang? Makan dulu apa mandi dulu bi?" Ucapku sambil mencium punggung tangannya. "Umi dulu aja deh," ucapnya menggoda. "Abiii bauu, mandi dulu sana." Ku jauhi ia karena malu. "Iya-iya umi ku sayang." Ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya. Setelah mandi kita makan bersama dan tertawa bersama. "Abi cinta umi. Anna ukhibukha fillah umi." Ia mengcup puncuk kepala ku dengan mesra. "Anna ukhibukha fillah Abi".

****

Syifa bangun dengan nafas yang terengah-engah, tubuhnya penuh dengan keringat dingin. Ia menoleh ke arah jam dindingnya. Pukul tiga pagi. "Ya Allah apa ini jawaban mu atas doa ku" ia bangun dari tempat tidur dan mangambil wuhdu. Mengerjakan shalat tahajud dilanjut shalat istikhoroh. Dalam doa ia panjatkan doa-doanya, " YaAllah yang maha mengetahui apakah ini jawaban atas segala doa hamba YaAllah, jika benar pak Radit yang Engkau takdirkan untuk hamba berilah hamba keyakinan untuk menerimanya YaAllah. YaAllah hamba tau Engkau lah Yang Maha Segalanya. Tetapkanlah hati hamba YaAllah. Amin "

*****

Pagi ini Syifa memilih untuk membantu Ibunya memasak didapur untuk sarapan. Kali ini Syifa terlihat pendiam, ia masih memikirkan akan jawaban yang akan ia berikan. Melihat Syifa yang diam saja, Evi mengetahui jika Syifa tengah memikirkan sesuatu, "Syifa kamu kenapa nak?" Syifa hanya menggeleng. "Syifa sudah sholat istikhoroh?" Syifa mengangguk. "Apa jawabannya sayang?" Evi mengelus kepala Syifa. Syifa diam seribu bahasa, ia tak tahu harus bagaimana saat ini. Ia bingung harus menjawab apa saat Radit menanyakan jawabannya. "Syifa sayang," Syifa memeluk Ibunya, "Buk, Syifa udah dapet jawaban dari Allah, Allah meridhoi buk, tapi Syifa masih ragu. Syifa masih Sekolah." Evi tersenyum mendapati putrinya yang manja ini. "Ibu yakin sayang, Syifa pasti bisa. Nak Radit pasti ngerti sayang." Syifa melepaskan pelukan Ibunya, "Syifa mau menerima perjodohan ini, tapi sekolah Syifa gimana?" Ibu tersenyum, "nanti kita bicarakan bersama ya nak? Besok malem keluarga nak Radit kesini. Kamu ungkapin semuà aja sama nak Radit." Syifa mengangguk. Ia masih merasa kaget dan menurutnya ini dadakan. Disaat diusianya yang masih muda ia harus memikirkan masalah seperti ini. Namun Syifa tetap sabar dan mampu melewatinya dengan lapang dada.

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang