Hari ini tentunya Seulgi bangun lebih pagi agar tidak terlambat seperti kemarin. Dia sedang menikmati sarapan roti dengan selai strawberrynya sendirian, karena kakaknya sudah berangkat kerja sejak jam 5 pagi.
"Kamu tumben bangun pagi, biasanya jam segini masih mandi," sapa Ibu Seulgi yang segera duduk di samping anaknya yang sedang sarapan itu.
"Kemarin terlambat, terus di hukum. Jadinya hari ini terpaksa bangun pas Kak Jiwoon berangkat kerja," balas Seulgi dan meminum susu putihnya.
Dia berjalan keluar rumah dan mulai memakai sepatunya. Tapi, entah kenapa dia menjadi teringat saat kakak kelasnya mengikatkan tali sepatunya itu sampai benar-benar terikat kencang dan rapi. Mengingat itu, Seulgi langsung mengikat kencang tali sepatunya.
"Bu! Seulgi berangkat ya?" pamit Seulgi, dia langsung berjalan keluar dari lingkungan rumahnya menuju sekolah.
Seperti biasanya, dia akan berangkat sekolah menaiki bus. Dia terpaksa naik bus karena kakaknya tidak memiliki cukup waktu untuk mengantarnya ke sekolah. Ayahnya juga merupakan orang yang sibuk, sehingga Seulgi menjadi kurang dekat dengan sosok ayahnya itu.
Di bus, dia harus berdiri karena bangku sudah penuh, dan hal itu merupakan sesuatu yang Seulgi tidak sukai. Dia biasanya akan mengeluh jika macet, karena kakinya sudah sangat pegal.
"Silahkan duduk. Biar gue yang berdiri," ucap seseorang sambil menepuk bahu Seulgi, menyuruh gadis itu untuk duduk di bangku miliknya.
"Ah iya, makasih–"
Seulgi kaget saat tahu siapa yang mempersilahkan dia duduk. Itu adalah kakak kelas laki-lakinya kemarin --bernama Jimin, atau sekarang bisa di bilang sebagai laki-laki yang Seulgi sukai.
Iya, Seulgi menyukai kakak kelasnya itu sejak pertama kali mereka saling bertemu. Ingat kejadian itu saja sudah bisa membuat pipi Seulgi memanas dan memerah.
"Sama-sama. Gak usah pasang muka gak enak begitu, emang udah pada dasarnya kadang cowok harus sedikit ngalah sama cewek," kata Jimin seraya tersenyum melihat pipi Seulgi yang memerah karena sedikit malu.
Pada akhirnya, Seulgi hanya biasa mengangguk pelan dan mengalihkan pandangannya ke arah luar, melihat jalanan.
Aduh jantung gue berisik banget, buset. Batin Seulgi sambil memejamkan matanya kesal.
~'•'~
Hayoung sedari tadi terus menerus memohon pada Seulgi untuk menemaninya jalan-jalan sepulang sekolah nanti. Tentu saja yang namanya Seulgi yang pemalas, gadis itu juga terus-terusan menolak ajakan Hayoung.
"Gue males banget, Young! Pulang sekolah gue mending ngebo daripada harus keliling mall temenin lo liat-liat baju tanpa ada niatan mau beli. Gak usah sok, gue tau karena lo sering begitu kalo ajak gue ke mall!" seru Seulgi kesal, namun pada akhirnya dia kembali memasang wajah datar.
"Ayo dong, Seul. Gantinya, gue kasih ID LINE Kak Jimin ya? Tapi please, lo ikut~" bujuk Hayoung di sertai sogokkan yang cukup menguntungkan Seulgi.
Gadis bernama Seulgi itu melirik Hayoung tajam setelah mendengar sogokkan yang berhubungan dengan orang yang di sukainya itu. Akan sangat tidak asik kalau Seulgi menolak.
"Ok! Tapi bener lo kasih ID LINE nya ke gue ya? Jangan nipu gue cuma demi main ke mall," ucap Seulgi akhirnya.
"Huh, iya, iya! Gue punya ID LINE nya dari lama sih, kayaknya cuma gue juga yang punya. Tapi khusus untuk lo, gue bocorin. Tenang aja~!" balas Hayoung di sertai smirk.
Seulgi-pun beralih kembali membaca buku novelnya. Namun, tentu saja pikirannya tidaklah tertuju pada bukunya itu, melainkan ke bagaimana jika dia sudah mendapatkan ID LINE laki-laki yang dia sukai itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Club Dance ;seulmin [discontinued]
FanfictionSeorang Kang Seulgi yang tidak pernah merasakan apa itu "cinta", namun akhirnya "jatuh cinta" pada seseorang yang merupakan kakak kelasnya. • Akankah kisah cinta pertamanya berjalan "baik-baik saja"?