Arina Manasikana

992 15 1
                                    


Pagi hari yang cerah menyapa mata Arin yang sedang membuka jendela kamar . Arin yang masih mengantuk pun terkejut bahwa ia belum sholat subuh , sesegera pun Arin berlari ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Setelah sholat ia pun menyiapkan makan untuk sang ibu yang sudah tua renta dan kakaknya , ini pun menjadi kegiatan Arin setiap pagi hari sebelum ia pergi ke kampus yaitu mengurus sang ibu dan kakak , Ayah Arin telah meninggal semenjak Arin masih duduk di kelas 8 semester 2 . Arin sangat terpukul saat Ayahnya pergi meninggalkannya , Ayahnya meninggal karena didiaknosa mempunyai penyakit ginjal yang sudah sangat parah . Setelah kepergian Ayahnya Arin mulai mengerti apa artinya hidup tanpa sosok sang ayah. Arin mempunyai kakak yang bernama Azfar , umur mereka hanya berjarak 2 tahun . Kakaknyalah yang menjadi tulang punggung keluarga kecil ini.

"Bu ayo sarapan ini sudah jadi makanannya" kata Arin yang sedang menaruh nasi dipiring ibunya. Arin selalu bersikap patuh kepada ibunya karena ia tau bahwa surga ada ditelapak kaki ibunya, Nama sang ibu adalah Arni. Setelah sarapan Arin pun berpamitan untuk berangkat ke kampus .

Arin adalah perempuan dengan nama panjangnya Arina Manasikana . Arin adalah perempuan yang baik , santun dan sabar . Arin memiliki wajah yang cantik ,kulitnya putih hidung yang mancung gigi yang bersih dan rata.Dan Arin selalu memakai jilbab yang panjang setiap ia pergi kemanapun.

"Eh Arin , tumben datang telat?" tanya si Sabil yang dari tadi menunggunya di kampus. Sabil adalah sahabatnya Arin yang selalu setia menemani Arin.

"Sorry ya tadi gue bangunnya kesiangan" ujar Arin dengan wajah khawatir.

"Santai aja rin lagian aku baru aja datang" sahut Sabil sambil tertawa kecil . "Ayo ah nanti kita telat" kata Sabil lagi sambil menarik tangan Arin dan melangkahkan kaki untuk pergi.

Kaki Arin pun terhenti saat sedang melangkah, Sabil pun juga terhenti dengan wajahnya yang kebingungan . Mata Arina pun tertuju pada sosok laki laki yang sedang berjalan , laki laki itu adalah laki laki yang disukai Arin semenjak Arin masuk ke kampus ini , entah kenapa hatinya berdetak sangat kencang sekali sampai dada Arin sesak . Arin tidak ingin sahabatnya tahu kalo ia menyukai laki laki itu . Arin pun langsung melangkahkan kakinya sambil menarik tangan sahabatnya itu. Arin tidak ingin si Sabil mendengar detak jantungnya dan wajahnya yang berkeringatan. "Kamu kenapa rin" tanya Sabil sambil kebingungan. Arin pun tidak menjawab pertanyaannya Sabil sambil melangkahkan kakinya kembali yang sempat terhenti.

Setelah Arin dan Sabil ngampus mereka pun duduk di taman kampus . Arin suka sekali tempat ini karena tempat ini sangatlah sepi , jarang sekali mahasiswa mahasiswa datang ke tempat ini padahal suasananya sejuk . "Kenapa sih rin kita selalu kesini padahalkan disini sepi tuh liat gak ada orang" protes Sabil sambil menunjuk nunjuk kursi yang kosong. "Kita udah kuliah 3 tahun , trus selama itu juga kita selalu kesini , kenapa baru protes sekarang?"tanya Arin dengan muka sedikit kesal.

"Ya gakpapa Arinku" Jawab sabil sambil menyubit pipi Arin dan tersenyum.

My Life FriendWhere stories live. Discover now