HANTU

492 26 1
                                    

"Konon, disekolah ini pernah melibatkan kasus pembunuhan yang terjadi berpuluh-puluh tahun lalu."Jelas Yoshiki.

Semua murid 5-3 yang memutari tempat duduk Yoshiki pun saling menatap takut satu sama lain, sesekali merapatkan badan nya seakan tak ingin membuat celah diantara jarak mereka.

"Kasus pembunuhan?"gumam Mereka yang mendengarkan.

"Dan katanya, ada seorang puteri dari tentara Belanda yang mati tertembak dibagian kepalanya. Puteri itu nggak terima dan menjadi arwah, kabarnya dia bakal gentayangan dibalik jendela dijam 3 sore dan bakal tarik kepala siapa saja yang nongol dari Jendela."lanjut Yoshiki.

"Ih.. serem."komentar Yukko.

"Di jendela? Kenapa?"Tanya Tappei masih penasaran.

"Dia tiba-tiba tertembak pada saat menghadap jendela, Mayatnya jatuh dari Jendela dan hancur."Jawab Yoshiki.

"Ihhh.. kok gitu sih? Kasian banget yang nembak puteri Dari Belanda itu,"Ucap Mari-chan.

Jeddar[]

Petir menyentak seusai mari-chan berkomentar demikian, membuat murid-murid 5-3 berteriak takut. Lampu dikelas itu pun padam, sekolah tampak sepi karena memang jam saat ini adalah waktu pulang bagi murid SD suginoki.

"Hei, Sudah Jangan takut semua nya!"Teriak Miiko yang membuat seisi kelas menatap kearahnya.

"J-jangan percaya sama hantu, kalo kita nggak ganggu.. pasti mereka juga nggak bakal ganggu kita."Kata Miiko.

"Kau ini sok banget, sih!"Cibir Tappei.

"Nggak ada urusan sama Tappei!!"Geram Miiko kesal.

"Jangan membuat kegaduhan ketika waktu hampir senja, karena arwah puteri Belanda itu biasanya suka menampakkan dirinya saat jam itu."Kata Yoshiki yang membuat Nyali Miiko menciut.

Miiko menatap teman-teman nya yang semakin takut.

"Eh? Kita pulang saja yuukk!"Ajak Miiko untuk menutupi rasa takutnya.

"😨iya nanti ada hantu nya lagi."Tambah Tanimura Miho takut.

Klik😱

"Huwaaaaaa!!!"

Lampu padam tiba-tiba, membuat sesisi kelas menjerit kaget. Miiko naik ke pundak Tappei, entah bagaimana bisa, Miiko secepat kilat naik ke pundak Tappei.

"S-sudaaah! Jangan takut semuanya! Ini cuman listrii yang padam."Teriak Miiko.

"Jangan takut tapi kau malah naik ke bahu ku_-,"Cibir Tappei.

"Eh? Hehehe.."

Clashh😲

Yoshiki menyalakan lilin dan meletakkan nya di meja, Seisi Kelas sudah seperri semut yang menggerubungi Makanan. Mereka menatap satu sama lain takut.

"Miiko, kenapa kau selalu berusaha supaya kami gak takut?"

Pertanyaan Mari-chan diangguki oleh semua nya, Miiko tidak bergeming. Dia malah tersenyum lebar sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hei, ternyata kalian belum pulang?"ujar pak guru tiba-tiba yang mendengar keributan dikelasnya dengan senter ditangan nya yang menyorotkan silau nya.

"Pak Guruuu!"Serempak mereka semua menghambur ketakutan kearah Pak Guru.

Yoshiki menceritakan apa yang terjadi ke Guru nya itu, semua dengan mitos tentang tragedi mistis Pembunuhan Puteri Belanda.

"Ahh, kalian ini terlalu serius saja. Itu bukan begitu ceritanya,"Kata Pak Guru.

Pak Guru ikut nimbrung ke meja Yoshiki dengan Lilin ditengah-tengah meja, Semua menunggu kelanjutan Cerita Pak Guru.

"jadi begini,"Pak guru pun memulai cerita nya. "Jadi, dulu pernah ada anak perempuan yang sekolah disini. Dia dari Belanda yang katanya diasingkan di Jepang, Nama anak itu Mitsuka. Mitsuka memiliki boneka seram yang selalu ia bawa kemana-mana,"

"Mitsuka memiliki masalah pada mentalnya, dia suka sekali membanggakan kedudukan Ayah nya sebagai tentara Belanda."Jelas Pak Guru.

"Lalu? Apa hubungan nya sama Kasus pembunuhan itu?"tanya Yoshiki tak sabar.

"Diam, Pendek! Kau ini jangan banyak tanya."Gertak Tappei.

"Apa masalah mu😬?!"

"Sudahlah, Tappei, Miiko! Kalian ini mau dengar cerita nya nggak?"Lerai Mari-chan.

"Hehehe, peace✌."Miiko melebarkan senyuman nya.

"Lanjut pak Guru!"Seru kenta.

"Suatu hari, dia mendapat kabar bahwa Ayahnya tertembak saat bertugas. Dia depresi dan setiap sore dia selalu menyendiri dikelas dengan boneka kesayangan nya. Jika ditegur, dia marah. Maka dia dibiarkan menyendiri disekolah."

"Dan pihak sekolah mendapat kabar bahwa dia tertembak kepalanya disekolah. Awalnya para pihak sekolah kaget, dan bertanya-tanya dari mana kah peluru itu berasal."kata pak guru.

"Kok bisa ya? Peluru itu kok bisa kena nyasar."gumam Yoshida.

"Ternyata berita itu salah, Mitsuka masih hidup. Geli nya, bukan peluru yang asli yang jadi tembakan nya melainkan paku tajam. Dan ternyata, kepala yang kena 'tembak' itu kepala boneka nya."

Gubraaak!

"Kok bisa??"

"Yahh.. kalo gitu, pulang ajja ah. Gak seru!"

"Eh? Kok boneka nya-_-"

"Mitsuki melempar Paku tajam kearah jendela, dan tak sengaja mengenai kepala boneka nya. Entah siapa yang menyebarkan Mitos kalau Mitsuki yang tertembak, sampai saat ini cerita itu masih dikenal sampai sekarang."Cerita Pak Guru.

"begitu ya?"

"Maka nya, kan Aku sudah bilang kalau Itu cuman Mitos! Jangan percaya sama yang begituan, iya kan pak guru!"Kata Miiko dengan dada membusung.

"Ya sudah, kalian pulang lah."pinta Pak guru.

"padahal, kalau Cerita itu benar-benar ada.. aku bakal ngedepin Si puteri Belanda itu."Ujar miiko masih ber celoteh.

"Sudahh, jangan mencerocos saja. Lihat ke Jendela! Sudah hampir gelap."Dengus Tappei.

Mendengar kata Jendela, Mendadak Miiko bersembunyi dipunggung Tappei.

"Nggak, ah! Nanti ada Hantu Mitsuka."Sahut Miiko dengan wajah tanpa dosa nya.

Gubraaak!

###

Maaf ya, cerita chap ini absurd bangettt😑 abis aku takutnya kalo kelaamaaan update, viewers nya makin berkurang. Jadi aku paksain ajja buat update dengan ide yang pas-pasan.. *kokCurhat?*

Semoga di chap lain, bisa memuaskan yaaa..









Hai, Miiko!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang