1. Anandito Pradana Putra

9 2 0
                                    


Pagi ini adalah awal paling nyebelin yang pernah gue temuin. Selain dari kejadian kemarin yang diperbuat tuh cowok lempeng, gue pagi ini kena sanksi sebab telat ke sekolah.

Huuuh!! Capek banget! Pegel banget nih kaki, disuruh jalan bebek keliling lapangan sebanyak dua putaran.

Gue pun duduk di kursi gue, setelah terus disoraki oleh para cecere kelas yang nyebelinnya minta di garuk.

"Huuuuh!! Capek banget, gue!" Gue membenamkan kepala gue di atas meja.

"Woy! Perhatiin tuh, yang di depan!" Kata seseorang dari samping gue. Eh, lho kok suara cowok?

Gue pun menoleh ke arah datangnya tuh suara.

Huweeeladalah!! Kenapa Michella berubah jadi tuh cowok.... Lempeng!

" Woy, muka triplek! Lo ngapain, duduk di kursi temen gue? " Gue memaki tuh cowok dengan suara yang agak dipelankan. Cowok itu diem, gak ngerespon. Hih, nyebelin banget! Gue pun menginjak kaki tuh cowok dengan brutal.

Si cowok noleh, langsung mendekatkan wajahnya yang lempeng ke deket wajah gue. Gue kaget ambil ancang-ancang takut tuh cowok tiba-tiba aja ngelakuin hal yang gak bermoral.

"AW!!" kata si cowok dengan wajahnya yang tanpa ekspresi itu.

Gila! Gue antara pengen ngakak sama ngegebok tuh anak. Capek-capek nengok cuman buat bilang aw dengan flat face nya?

Gue cuma bisa melongo. Tuh cowok pun kembali ke posisi semula, memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran saat ini.

Gue pun kembali membenamkan kepala gue ke atas meja dan mencoba untuk mendinginkan kepala sejenak. Meski pertanyaan yang dari tadi muncul, terus aja goyang dumang di fikiran gue.

Michella kemana sih? Kenapa gue jadi duduk sama ni kacrut? Itulah yang terus menerus jadi pertanyaan di kepala gue yang mumet ini.

" Andria Rumi Anansya! " Panggil bu Mega tiba-tiba.
" Eh, iya Bu? " Gue terperanjat kaget, lantas langsung menegakkan kepala memandang Bu Mega.

" Dikarenakan Michella tidak hadir hari ini, jadi kamu satu rekan kerja dengan Anandito Pradana Putra, untuk tugas materi kali ini " Lanjut Bu Mega, dan saat itu gue bertanya-tanya.

Siapa itu Anandito? Si botak Aldo ganti nama kah? Wujud lain dari Michella? Atau nama lain dari upilnya Mang Jajang yang jualan cicak hias? ( Emang ada gituh, cicak hias? ).

Disaat gue bertanya-tanya akan hal itu, tiba-tiba tuh muka triplek ngebisikin sesuatu ke telinga gue.

"Anandito itu, gue Neng!" Katanya dengan wajahnya yang tetep aja gak berekspresi.
"Nama lo Anandito? Muka lempeng kayak gini?" Respon gue, setengah teriak.
"Terus? Lucu, kan?"

Hoeeek** Lucu darimananya, Onta?

Bu Mega pun mengakhiri pelajarannya dan melangkah keluar dengan anggunnya. Nia berdiri mengomandoi anak-anak untuk memberikan ucapan terimakasih dan ucapan salam kepada Bu Mega, menggantikan tugasnya Michella.

"Woy, Onta! Nilai gue jelek, awas aja lo! Meskipun gue sering dispensasi, tapi nilai gue gak pernah turun!" Ancam gue ke Anandito, yang baru gue ketahui dia itu dipanggil Dito, soal tugas kelompok barusan.

Oh iya, ngemeng-ngemeng mungkin anda-anda ini ( Tsaaah! ) bertanya-tanya kan? Kenapa gue disebut Ara? Sedangkan nama asli gue adalah Andria.
Itu adalah sebuah singkatan dari nama lengkap gue.

Andria Rumi Anansya
Disingkat : ARA! Cerdaskan?.

"Yow!" Jawab Dito dengan santainya. Gila!!! Stress gue!

A & ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang