13-4+1

2.6K 246 53
                                    


Guanlin side.

Nama ku Guanlin. Aku tinggal di salah satu komplek perumahan elit di suatu daerah.

Aku tak bermaksud riya, aku (mungkin) berasal dari keluarga yang kaya raya. Kenapa aku bilang mungkin, karena sampe sekarang aku pun tak tau dimana keluarga asli ku.

Dulunya aku punya keluarga. Keluarga yang terdiri dari ayah, bunda, dan satu adik perempuan.

Itu dulu 3 tahun yang lalu. Sebelum aku membunuh keluarga ku sendiri. Keluarga ku meninggalkanku sendiri saat hari ulang tahun ku. Miris memang.

Waktu itu aku dan keluargaku sedang berada di mobil menuju villa kepunyaan orang tua ku.

Aku dan adikku sedang berkelahi tentang masalah kecil. Bundaku yang melihat anaknya sedang berkelahi lantas melerai perkelahian kecil antar saudara itu.

Tapi bodohnya aku, aku malah membentak bundaku sendiri. Ayahku yang kaget dengan kelakuan ku itu, sontak memarahiku.

Bundaku berusaha menenangkan ayahku. Tapi karena sikap ku yang acuh tak acuh dengan ayahku sendiri. Malah membuat ayahku semakin marah.

Ayahku akhirnya naik pitam hingga tak konsen dengan adanya jurang didepan.

Disitu lah akhirnya mobil keluargaku jatuh kedalam jurang tersebut.

Ayah dan bundaku meregang nyawa di tempat kejadian perkara. Adikku meninggal saat di bawa kerumah sakit. Sedangkan diriku selamat, walau aku koma hingga 2 bulan.

Itulah yang dikatakan dokter saat aku tersadar dari koma ku. Aku benar benar terpukul atas pernyataan dokter tersebut. Mulai saat itu aku jarang sekali bahkan hampir tak pernah berbicara.

Kenapa? Karena setiap kali aku berbicara, aku teringat kejadian ketika aku membunuh keluargaku secara tak langsung.

Aku teringat ketika keluargaku meninggal karena kata kata yang ku keluarkan dari mulutku. Andai aku tidak banyak bicara waktu itu, pasti keluargaku masih ada disampingku hingga saat ini.

Sejak kematian keluargaku, aku tinggal di rumah nenekku, bukannya menyambutku dengan suka cita.

Nenekku malah memarahiku bahkan tak senggan beliau memukulku, beliau berkata kalau aku bukanlah cucunya.

Aku lah yang membunuh anaknya, ya, memang ku akui itu salah ku, tapi tak bisa kah beliau mengakui kalau aku adalah cucunya?

Itu lah yang awalnya ada didalam benakku, hingga akhirnya aku menemukan berkas milik ayahku, isi berkas itu menyatakan kalau aku hanyalah anak asuh.

Aku mulai memaklumi kenapa nenekku bersikap kasar terhadapku. Jadi kuputuskan untuk pergi dari sini. Didalam berkas berkas milik ayah (asuh) ku itu, aku mendapati sertifikat tanah beserta rumah atas namaku. Jadi ku putuskan untuk pergi kesitu.

Aku juga menemukan buku tabungan atas namaku, dan isinya lumayan banyak, mungkin bisa untuk menghidupiku untuk 10 tahun kedepan.

Jadi disinilah aku sekarang di tempat baruku, aku tak melanjutkan pendidikan di sekolah ku dulu, aku lebih memilih memakai jasa guru private.

Aku tak perlu khawatir atas biayanya, karena sudah kubilang sebelumnya kalau uang tabunganku lumayan banyak, itupun kalau aku masih merasa kurang, aku bisa saja berkerja sambilan entah jadi apa.

Awalnya aku pikir aku akan terus private hingga aku lulus SMA tapi nyatanya tidak.

Karena guru private ku memaksaku untuk sekolah layaknya anak biasa. Tentu aku menolaknya. Tapi dia terus terusan memaksaku.

Mau tak mau aku mengikuti permintaannya, kenapa? Karena aku berpikir apa salahnya mengikuti permintaan orang yang sudah kuanggap layaknya keluarga ku sendiri.

Aku sudah menganggapnya seperti keluarga sendiri karena selama 3 tahun hanya dia yang ada sampingku. Aku memang sengaja mencari guru yang sanggup mengajariku pelajaran SMP hingga SMA. Dan juga aku mencari yang mau tinggal bersama ku.

Dia tak hanya mengajariku tentang pelajaran di sekolah tapi dia juga mengajariku cara hidup.  Karena aku sudah terbiasa dengannya jadi aku sudah menganggapnya sebagai kakakku.

Walau aku tak lagi memakai jasa guru privatenya, tapi aku tetap menyuruhnya untuk tinggal dirumahku. Itu memang perjanjianku dengannya. Aku sekolah di SMA layaknya orang pada umumnya dan dia tetap tinggal dirumahku.

❄❄❄❄❄


Hari pertama di sekolah, menurutku tiada yang menarik. Sepert di SMP dulu, anak anak perempuan mulai mendekatiku.

Tapi ada satu orang yang menurutku beda dari anak perempuan lainnya.

Yang kutau namanya Rara, disaat anak perempuan lain mendekatiku karena ingin modus, dia malah mendekatiku karena ingin membantu ku mencari teman.

Aku berpikir mungkin ada baiknya jika aku memiliki beberapa kawan.

Jadi aku menerima bantuannya, dia mulai memberitahuku cara tersenyum yang benar, aku juga tak tahu mengapa aku sangat sulit hanya untuk memberi senyum ke orang lain.

Tapi lihatlah sekarang aku sudah bisa tersenyum, apalagi jika aku mengingat sosok Rara, bibirku tak henti mengembang, memperlihatkan senyuman.

Apa mungkin Rara sudah mengubah diriku yang seperti batu ini menjadi lebih lembut?

Aku sekarang memang sudah bisa tersenyum, tapi aku masih ragu untuk berbicara pada orang lain selain Rara dan guru private ku.

Perlukah aku ke psikiater agar aku dapat menemukan solusi? Kurasa itu agak berlebihan, mungkin aku hanya belum terbiasa saja dengan orang lain makanya aku tak ingin bicara.

Tapi kenapa itu tak berlaku pada Rara? Kenapa aku merasa nyaman dengannya? Kenapa setiap dia berada disisiku, aku merasa selalu ingin melindunginya.

Melihatnya tersenyum rasanya seperti ada segerombolan kupu-kupu yang menggelitiki perutku. Mungkinkah aku menyukainya? Haha.. Sepertinya aku mulai tidak waras.

Mana mungkin aku suka dengan seseorang yang baru saja ku kenal. Lagipula dia hanya menganggapku teman.

Cukup ku akui Rara memang gadis yang pintar, unik dan cantik. Tunggu apa tadi aku bilang cantik? Ya memang dia cantik, tapi baru ku sadari wajah Rara itu mengingatkan ku pada seseorang.

Rara mirip dengan adikku, adik yang kubunuh 3 tahun lalu, aku tak tau harus bagaimana, karena semakin kuingat kejadian beberapa tahun lalu.

Diriku semakin ingin melindungi Rara, atau aku bahkan ingin menjauhi Rara karena ku takut kejadian yang sama terulang kembali.

Aku bimbang, kuharap ini segara berakhir seiring dengan berjalannya waktu. Kuharap aku segera menemukan solusi terbaik.

Kurasa ini seperti kutukan atas dosa ku dulu. Tuhan kapan kutukanmu yang berupa anugrah ini berakhir dengan mimpi indah? Ku harap ini segera berakhir..









>GUANLIN SIDE<
»END«

Allahuakbar, bahasa gue keju gurih kriuk njir :'> pasti banyak yang gak paham kan, iya pasti, udah ah, yang penting acu update '^' btw udah ada yang muntah belum? Baca chapter kali ini :'‹

Gue aja geli lho bacanya hehe :V

Batu  » Lai Guanlin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang