Jimin terbangun, mengecap rasa manis di dalam mulutnya. Nyawannya belum terkumpul dan ia masih setengah sadar. Matanya masih terpejam, tidak mau ia buka saat ini. Tangannya meraba kesegala samping tubuhnya, dan menemukan tubuh seseorang yang berada di hadapannya. Posisi tubuhnya masih sama seperti semalam, menyaping dan sebuah tangan itu masih melingkar di pinggangnya.
Jimin membuka matanya, menemukan sosok yang sedang tertidur pulas di hadapannya. Senyumnya tersungging, jari tangannya tergerak untuk mengusap wajah seseorang di hadapannya. Itu lembut, pipinya sangat lembut dan Jimin menyukainya.
Sosok itu terbangun, menyadari sesuatu mengusik tidurnya. Matanya menemukan Jimin, bertatapan untuk beberapa detik. Jungkook memejamkan matanya lagi, merasakan usapan dari jari Jimin yang menenangkan. Tangannya meraih jari itu, menggesernya dan mengecup telapak tangan milik Jimin.
“Jarimu kecil, itu lucu saat jariku sedang menggenggamnya.”
Jungkook tersenyum, menatap Jimin yang juga tersenyum melihatnya.
“Jangan menjengkelkan seperti Taehyung yang selalu mengataiku kecil.”
“Tapi kau memang kecil. Jarimu sangat pas untuk ku genggam, dan tubuhmu sangat pas untuk ku peluk. Itu menyenangkan.”
Jimin mengerucutkan bibirnya. Ia kesal dan Jungkook tahu itu hanya candaannya. Ia menarik pipi Jimin yang tak terhalang apapun, membuat si pemilik menjerit kesakitan. Berulang kali hingga menghasilkan wajah Jimin yang memerah. Ia tertawa, membuat Jimin yang sedang menatapnya kesal pun ikut tertawa.
Ini pagi yang indah untuk tertawa bersama orang yang kita sayangi, di pagi hari dan di atas ranjang menertawai hal apapun yang sama sekali tak lucu menjadi lucu. Apapun yang kita lakukan, akan indah jika melakukannya dengan orang yang kita sayang.
Pintu kamar mereka terbuka, menampilkan sosok Taehyung yang berjalan masuk dengan wajah tanpa dosanya, mengabaikan dua orang yang tengah tertawa di atas ranjang mereka.
“Aku kira kalian masih tidur. Ini sudah jam sembilan, member sudah menunggu kalian untuk makan.”
Jimin bangun dari tidurnya, terduduk di atas ranjangnya dan menarik Jungkook agar bangun. Taehyung berjalan menghampiri meja nakas, mengambil ponselnya yang ia tinggalkan semalam, lalu berbalik arah berjalan keluar.
Langkahnya berhenti di ambang pintu, menoleh dan melihat kearah dua sosok yang masih mengobrol.
“Jangan lupa untuk mandi, kalian bau jika kalian tahu.”
_/_/_/
Semua member kini berkumpul di sebuah stadium bola yang kosong. Mereka berencana menghabiskan sisa waktu mereka di Tokyo dengan bersantai. Si bodoh Hoseok bersama teman se-pergilanya Taehyung yang merencanakan ini, member yang lain hanya menurut dan mengikuti kemauan duo manusia gila itu. Ya, setidaknya ini bisa mengusir rasa bosan mereka sebelum pulang ke Seoul.Sang leader memimpin jalannya pertandingan, membagi member yang sisa enam menjadi dua tim. Jungkook sontak langsung menarik tangan Jimin agar menjadi lebih dekat dengannya.
“Aku bersama Jimin hyung.”
Ia mengangkat tangannya tinggi, mengalihkan perhatian para member yang lainnya.
Namjoon menggeleng, tidak menyetujui keinginan maknae-nya. Ia menyuruh Hoseok agar mengambil kertas dan bolpoin, lalu membaginya enam bagian dan menulis satu angka dimasing-masing bagian.
“Kita harus membaginya rata.”
Kertas itu digulung menjadi gulungan kecil. Namjoon memberikannya satu-satu pada setiap member. Mereka membukanya dan langsung menyerukan nomor tim yang mereka dapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playing ✔
FanfictionCerita tentang kehidupan keseharian dari Jungkook dan Jimin di dalam grup naungan mereka yang bernama BTS. Sebuah cerita drabble yang bersambung. Kookmin.