Playing -Short Story 3-

1K 95 10
                                    

Jimin berjalan di belakang Namjoon menuju atas panggung. Tangannya melambai kearah penonton dengan senyum yang terpatri jelas di wajahnya.

Mereka sedang melangsungkan hari pertama World Tour yang ke-3, dan Seoul adalah tempat pertama tour diadakan.

Mereka berbaris menyapa para penggemar, berbincang di sana untuk sekedar berbasa-basi.

"Annyeonghaseo, aku orang yang paling berkharisma, Park Jimin imnida."

Jimin memberikan deathglare, dilanjutkan dengan eyesmilenya yang membuat para penggemar berteriak histeris. Semua member tertawa, bahkan rasanya Taehyung yang berada di sudut sana ingin sekali memukul bokong Jimin dan mengatakan bahwa itu menjijikan.

Konser berlangsung lancar. Semua member menutupnya dengan salam perpisahan dan salam pertemuan untuk hari ke-2 esok. Mereka berjalan menuruni panggung sambil terus melambaikan tangan.

Jimin terbaring di sofa, mengelap keringatnya dengan tisu dan membiarkan para member yang lainnya duduk dimanapun. Ia memejamkan matanya sejenak, telinganya masih saja mendengar suara teriakan penggemarnya yang masih menggema. Terkejut saat sebuah rasa dingin menempel di pipinya, ia membuka matanya dan menemukan Jungkook yang tengah menempelkan botol air mineral.

Jimin bangun dari tidurnya, menyingkirkan kakinya ke bawah dan membiarkan sosok itu duduk di sampingnya.

Tangannya mengambil botol mineral itu, menggumankan terimakasih pada si pengasih.

Jimin meneguk air itu setelah membuka tutup botolnya, menghabiskan setengah dari isi di dalamnya. Ia menutupnya setelah dirasanya sudah cukup membuat energinya kembali.

"Good job, hyung."

Jungkook menepuk paha Jimin dua kali, membuat Jimin menoleh dan tersenyum padanya.

"Tapi sejujurnya..." Jimin menghentikan senyumnya, menggumankan 'kenapa' tanpa suara.

"Kau tidak terlalu berkharisma dibandingkanku."

Jungkook tersenyum menatap raut Jimin yang menatapnya kesal. Tangan Jimin terangkat, memukul punggung Jungkook dan mencubit pinggangnya berkali-kali hingga rasanya Jungkook akan mati. Oke Jungkook memang berlebihan.

"Oke semua, cukup istirahatnya. Kalian harus melanjutkan istirahat kalian di hotel dan bersiap untuk besok. Gamsahamnida."

Salah satu staff laki-laki memecahkan keheningan, membuat semua member bersorak dan bangun dari duduknya. Mereka membungkuk kearah semua staff dan menggumankan kata terima kasih berulang kali.

"Terima kasih sudah bekerja keras, kami pulang."

Sang leader mengakhiri ucapan mereka dan menggiring semua member agar berjalan menuju mobil, tak lupa oleh para penjaga yang sudah berada di samping, depan, hingga belakang mereka yang siap menjaga mereka dari kejaran penggemar.

Jimin masuk paling awal ke dalam mobil, duduk di jok paling belakang diikuti oleh Jungkook yang duduk di sampingnya. Di dalam mobil itu ada Jimin dan Jungkook yang duduk di belakang, serta Taehyung dan Seokjin yang duduk di tengah, sementara di depan ada seorang supir dan satu staff dari Bighit, serta tiga member lainnya ada di mobil lainnya.

Jimin menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, terkejut saat tiba-tiba pintu mobil terbuka. Kepala sang leader menyembul masuk ke dalam, memperhatikan seluruh yang ada di dalam mobil.

"Ada apa?" Seokjin bertanya.

"Ban mobil satunya kempes, kami tak mungkin menunggu mereka selesai menggantinya."

Namjoon menatap semuanya, termasuk pada staff yang ada di samping supir mereka.

Semuanya terdiam, berfikir bagaimana caranya mereka untuk mengatur tempat. Tidak mungkin bukan tujuh member dengan dua orang tambahan masuk ke dalam satu mobil yang kecil?

Playing ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang