Kataku waktu itu

80 19 1
                                    

Jika esok aku harus beranjak dan pergi, aku ingin berterima kasih pada sang khalik. Karena telah mempertemukan aku dengan sosok wanita yang sering aku sebut dalam doa.

Wanita yang benar-benar ada, nyata, ketika hati dan pikiranku tak henti-henti bergelut dalam angan tak berkesudahan.

Marah? Sangat sering, bahkan tiap waktu senyum itu menanda.

Aku pernah bertanya pada rekaan rasa yang labil itu. Ketika jenuh; bosan padu dalam kelanaku hari itu. Sebuah tanya yang sederhana, yang aku lupakan pada karya tulis itu.

Apa aku sudah cukup dewasa? Menerima kenyataan, bahwa khawatirku yang sebenarnya takut kehilangan kamu?
Hmmmmm.. Cukup menunggu. Menunggu apakah ego, yang mungkin kan khianat dikemudian hari.

Ataukah akan tetap sama, sepasang kekasih dari rasa labil yang tak henti-henti itu

~Muhammad Silmi Paduai

AKU DAN PUISIKU | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang