Sun in christmas

80 6 0
                                    

Jam beker berbentuk olaf itu berdering kencang hingga gadis yang sejak tadi tengah menantinya berdering bak menunggu hasil nomor togel keluar itu melompat girang.
Ia berlari ke arah jendela dan membukanya dengan kasar seraya berteriak "Merry Christmas Everybadeh!!".

krikk..

Sepi. Hanya udara dingin yang berhembus ke tubuhnya sampai menggigil.

Tentu saja, ini adalah tengah malam. Mana ada orang yang masih terjaga di malam yang sangat dingin ini? Ya, kali aja pepohonan yang berbalut salju juga masih pada hidup, apalagi setelah mendengar teriakan melengking setahun sekali sang putri salju dari bangunan lantai tiga itu.

Gadis yang bernama lengkap Kim Sojeong itu melanjutkan kekurang-kerjaan nya dengan menari-nari, berputar-putar, bahkan bergoyang dengan boneka Olaf yang seukuran tubuhnya.

"do you want to build a snow man?". nyanyinya sama persis menirukan Anna di film frozen. "come on lets go and play". lanjutnya sambil menuruni tangga menuju lantai dasar. "i never seen me anymore, it's like come out i've the door gone away". Nyanyian Sejeong yang beberapa kata ia ganti sendiri, terhenti setelah membuka pintu rumahnya dan menampakkan pemandangan yang tertutup salju.

"Jeongie? Kau tidak tidur?!". Tanya ayahnya masih dalam keadaan ngantuk keluar kamar setelah mendengar suara yang layaknya tikus kejepit menggema seisi ruangan bangunan tiga lantai itu. Tanpa penghirauan, gadis itu menutup pintu dan melangkahkan kakinya keluar dengan mata yang berbinar-binar menatap setiap kepingan salju yang turun dari langit.

Sojeong menengadahkan tangan. hingga salah satu keping salju itu jatuh di tangan mungilnya, bahkan warna putihnya berbaur pada kulit putih gadis berumur 19 tahun tersebut.

"lucunya, teganian sang matahari yang melenyapkan barang seindah ini". Ucapnya penuh melo drama. Tanpa basa-basi Sojeong bermain salju mulai dari membuat boneka, perang bola salju dengan setan, bermain ski, tiduran, dan lain sebagainya dengan riang gembira. eak.

Suara mobil mengejutkan dan menghentikan aktivitas gadis itu, ternyata tetangganya baru pulang. Sojeong bergegas bangkit dan berlari di belakang bongkahan salju yang menumpuk guna bersembunyi. Ya, Sojeong memang gadis yang hiperaktif saat di rumah, namun jika ada orang lain ia adalah gadis introvert dan pemalu, sebab ia tak pernah berkomunikasi dengan orang selain keluarga dan guru homeschoolingnya. Apalagi ia mengalami trauma disebabkan ia pernah disebut hantu karena kulit pucatnya saat bertemu orang asing.

Sojeong terlahir dengan kelainan kulit albino dimana tubuh kekurangan melanin (pigmen yang memberi warna pada kulit, mata, dan rambut). Oleh karena itu, seluruh kulit tubuhnya putih tak berwarna, rambut platinum, bahkan alis dan bulu mata pun putih layaknya ia adalah peri dari langit yang tampak begitu suci. Mata Sojeong yang tidak memiliki pigmen gagal untuk mencerminkan warna cahaya, menyebabkan irisnya tampak berwarna pink muda dan ungu, namun penglihatannya sebenarnya jauh lebih buruk daripada orang biasa. Kelainan ini diturunkan dari mendiang ibunya, ibunya meninggal setelah menderita kanker kulit akibat terpapar sinar matahari. Kulit Sojeong pun begitu sensitif dan mudah terbakar, maka dari itu ia selalu menghindari sang mentari, apalagi kulit albino rentan terkena kanker kulit jika terkena sinar matahari.

Sembari bersembunyi, Sojeong masih terus memperhatikan mobil tetangga samping rumahnya, menanti orang seperti apa yang akan turun, yang telah mengganggu acara keramatnya ini.

Seseorang berambut hitam kecoklatan itu turun, memakai kaos putih kelonggaran yang penuh keringat dan celana jeans biru. Orang itu menutup mobilnya dan berjalan malas ala kadarnya yang tampak seperti orang kelelahan. Lelaki itu memasuki rumahnya disambut keluarganya yang terbangun mendengar kedatangan anak bungsu dari keluarga tersebut.

Mata pink Sojeong  membulat sempurna, "jungkook?". Gumamnya. "dia pulang".

Goodbye ChristmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang