Unearthedly Creature

4.1K 302 50
                                    

*Jaehyun's POV*

Jam digital yang terpampang di dinding menunjukkan pukul 14.17 saat kami tiba di bandara dan telah melewati bagian pemeriksaan boarding pass. Masih ada waktu lebih dari setengah jam sampai waktu take off yang tertulis pada tiket.

"Sepertinya ada delay sampai 20 menit." Tour guide yang telah menemani kegiatan kami selama 3 hari di Pulau Belitung, Indonesia, ini memberitahu.

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku pelan. Keterlambatan 20 menit akan jadi hal yang sangat mengkhawatirkan jika sedang terburu-buru. Namun, berhubung kami masih dalam waktu libur, aku pun tak berpikir jauh tentang keterlambatan ini.

"Semoga saja keterlambatannya tidak berlanjut sampai berjam-jam." Melinda-ssi, tour guide yang memimpin acara kami itu menambahkan sambil meringis.

"Apa biasa terlambat sampai selama itu?" tanyaku penasaran.

"Di akhir tahun seperti ini, ya. Cuacanya sedang tidak baik dan sering hujan jadi penerbangan terpaksa ditunda."

Aku pun mengangguk-anggukkan lagi kepalaku. Memang, di bandara lokal yang relatif kecil ini, aku bahkan tidak melihat satupun pesawat yang stand by. Barangkali semuanya sedang tertahan di bandara awal akibat gumpalan awan gelap di atas sana?

"Waktu aku ke Pulau Komodo, pesawatnya juga tidak bisa pergi karena hujan lebat sekali. Airnya sampai setinggi lutut. Bahkan ikan-ikan di kolam bisa berenang ke jalanan!" Minggyu yang duduk di sebelahku berujar dengan semangat.

Aku tertawa pelan menanggapi ceritanya. "Ikan-ikan itu pasti bahagia sekali," komentarku. Membayangkan jadi ikan warna-warni yang sejak lama mendamba melintasi tembok yang mengungkung pergerakanku selama ini, lalu menemukan keajaiban saat hujan turun.

"Apa ikan-ikan itu berhasil ditangkap kemudian?" Kudengar Eunwoo bertanya.

"Entahlah. Begitu hujannya reda kami langsung buru-buru naik pesawat supaya bisa tiba di Pulau Komodo sebelum malam."

"Kau pernah ke Pulau Komodo, Mingyu-ssi? Aku bahkan belum pernah ke sana..."

Sementara Mingyu mulai bercerita soal pengalamannya dan tim pencinta alam kampus menjajaki pulau di Indonesia yang terkenal sebagai satu-satunya tempat dinasaurus yang tersisa berada, aku melayangkan pandanganku ke sekitar ruang tunggu gate 1 ini.

Cukup banyak turis asing rupanya. Telingaku menangkap percakapan berbahasa Korea dari sana-sini. Berpadu dengan kalimat mandarin, sesekali ucapan Bahasa Jepang, lontaran Bahasa Inggris, dan tentu saja bahasa lokal yang juga sesekali kutangkap diucapkan Melinda-ssi. Kukira tidak sebanyak ini warga Korea yang akan datang kemari. Kukira turis asing akan lebih memilih Pulau Bali. Rupanya aku salah, eh? Rupanya bukan hanya aku yang penasaran dengan keindahan pulau yang relatif kecil dan masih sepi ini.

Well, meski tentu saja aku tidak tahu pasti apa tujuan dan alasan mereka lebih memilih tempat ini. Tapi, sepertinya banyak juga yang menggumakan jasa tour seperti kelasku ini. Lihat saja segerombolan yang mengenakan kaus berwarna hijau di sana. Atau satu deret yang sepertinya keluarga tiga-empat generasi di sisi kiri pintu itu.

Oh! Ada yang mengenakan kaus bertulisan 'Laskar Pelangi' seperti yang kubeli di tempat oleh-oleh tadi!

Mengulum senyum, merasa senang menemukan orang sesama penyuka novel tersebut, irisku lalu bergulir untuk melihat paras pemakainya.

Fluff for LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang