Satu

3.7K 492 34
                                    

TRINGGG

Bunyi alarm itu memenuhi kamar bercat biru muda. Tidak ada-ada tanda bahwa pemilik kamar itu akan bangun. Bahkan untuk sekedar mematikan alarm yang terus saja berbunyi. Seorang gadis yang sedang nyenyak tidur itu malah semakin menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

"Dalam hitungan ke tiga kamu harus bangun, atau aku yang bakal kesitu bawa air segayung."

Suara itu membuat mata gadis itu langsung terbuka. Suara itu bagaikan mantra di pagi hari. Seberapa ngantuknya dia, setelah mendengar suara itu, dia akan bangun.

"Dalam hitungan ke tiga kamu harus bangun, atau aku yang bakal kesitu bawa air segayung."

(Namakamu) Angelina Dinata---gadis itu, mengucek matanya dan mencari asal suara tersebut. Ah, ternyata itu berasal dari ponselnya. Gadis itu tersenyum dan mendekatkan ponsel pada telinganya untuk mendengar suara itu lagi.

"Dalam hitungan ke tiga kamu harus bangun, atau aku yang bakal kesitu bawa air segayung."

Suara itu adalah suara kekasihnya. Iqbaal Dhiafakhri. Lelaki yang saat ini berada jauh darinya. Iqbaal sengaja memasang suaranya sendiri sebagai alarm untuk membangunkan (Namakamu).

(Namakamu) kembali membaringkan tubuhnya dan mendengar ulang suara alarm itu.

"Andai apa yang kamu bilang benar," Gumam (Namakamu), "Aku bakal tidur terus sampai kamu benar-benar datang kesini."

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat (Namakamu) segera turun dari kasur. Itu pasti Mamanya.

"Good Morning, Mah." Sapa (Namakamu) begitu membuka pintu. Dan benar saja, Mamanya berdiri sambil bersidekap dada.

"Mungkin maksud kamu good afternoon kali ya,"

Mendengar sindiran Mamanya membuat (Namakamu) nyengir. "Masih jam tujuh, Mah. Lagian, mau kemana sih harus bangun pagi-pagi segala?"

"Emangnya harus ada tujuan mau kemana dulu baru bangun pagi?"

Skak mat.

(Namakamu) mengerucutkan bibirnya. Mamanya ini pintar sekali melempar balik pertanyaan.

"Wih, Mama bawa susu kesukaan aku." (Namakamu) mengambil susu dari tangan Mamanya dan langsung meneguknya hingga habis.

Linda---Mama (Namakamu), mendelik pada puterinya. "Kamu jorok ih! Belum kumur-kumur juga."

(Namakamu) nyengir. "Mau kumur-kumur ataupun belum, toh rasanya tetap kayak susu kok, Mah."

"Dasar jorok," kata Linda, "Cepetan mandi gih. Katanya hari ini mau ke Bandara."

(Namakamu) terdiam. Bandara? Untuk apa dia ke Bandara?

"Ah, Papa hari ini pulang dari Singapura ya?"

"Papa pulangnya besok."

"Loh, terus ngapain aku harus jemput sekarang kalau Papa pulangnya besok?"

"Coba kamu cek di kalender kamar kamu, siapa tau kamu ketemu alasan kenapa harus ke Bandara hari ini." Itulah kata terakhir yang diucapkan Mamanya sebelum berlalu meninggalkan (Namakamu) yang masih setia berdiri depan pintu dengan kening mengkerut.

(Namakamu) melihat kalender seperti perintah Mamanya. Sekarang bulan Juni, atau lebih tepatnya 3 Juni 2018. (Namakamu) menyipitkan mata untuk melihat dengan jelas note yang ditulis dengan spidol warna pink di tanggan tersebut.

Still My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang