Dua

2.1K 296 27
                                    

Iqbaal tampak ketiduran di sofa rumahnya. Televisi di hadapannya di biarkan menyala begitu saja. Sepertinya dia kelelahan, karena kemarin baru saja tiba di Jakarta setelah penerbangan yang panjang.

"Baal?" Bunda Rike menggoyangkan tubuh Iqbaal pelan. "Baal?"

Iqbaal membuka mata perlahan-lahan dan menguap pelan, setelahnya ia kembali tidur.

Bunda Rike terkekeh. Anaknya ini pasti sangat kecapean, pikirnya.

"Baal, bangun."

Iqbaal kembali membuka mata. Dia melihat Bundanya duduk sambil tersenyum ke arahnya.

"Eh, Bunda... Maaf aku ketiduran. Aku---"

Iqbaal menghentikankan ucapannya begitu melihat teman-temannya sudah berdiri berjejer di samping sofa.

"Ada temen-temen kamu tuh." Kata Bunda Rike. "Bunda bikinin teh dulu buat kalian yah?" Pamitnya berjalan menuju dapur. Teman-teman Iqbaal pun langsung mengambil posisi duduk mengelilingi Iqbaal yang masih belum sepenuhnya sadar.

"WIDIIIH! Masih capek, bro?!" Arran duduk di pinggir sofa dekat kaki Iqbaal.

Iqbaal menekuk kakinya sehingga Arran bisa duduk di sofa yang sama. "Nggak sih. Gue tadi lagi tidur-tiduran aja."

"Lo sih Jan ngajak kesininya sekarang, Iqbaal masih capek tahu!" Ujar seorang cewek yang duduk samping Ojan. Itu Namira.

Ojan nyengir dan menatap Iqbaal. "Iqbaal..." Panggilnya dengan suara manja.

"Apa sayangku?" Sahut Iqbaal membuat semua orang bergidik pelan.

"Aku pengen di manja sama dirimu, Iqbaal..." Ucap Ojan sontak mengundang tawa semuanya.

"Sini sayang, sini... Aku manjain." Ojan mendekat dan bersandar manja pada bahu Iqbaal. Begitu pun dengan Iqbaal, cowok itu malah merespon dengan mengelus-ngelus puncak kepala Ojan.

"APASI WOY NGAKAK!" Arran tertawa ngakak.

"Assalamualaikum..."

Dua orang cewek yang baru saja datang, melongo depan pintu. (Namakamu) dan Dianty--- dua cewek itu, saling melempar pandangan sebentar dan kembali menatap pemandangan menggelikan dihadapannya.

Iqbaal menoleh ke pintu dan seketika dia langsung mendorong tubuh Ojan begitu melihat (Namakamu) sedang menatapnya. Dia nyengir dan menyapa kekasihnya itu.

"Sini masuk." Suruh Iqbaal. (Namakamu) pun masuk, di ikuti dengan Dianty di belakangnya.

"WIH! Ada calon Maba UGM!" Ujar Arran menggoda Dianty.

"Apasih Ran!" Dianty tersenyum malu.

"Wuih! Dianty lanjut di UGM?" Tanya Iqbaal kagum. "Keren keren!" Katanya sambil memberikan dua jempol.

"(Namakamu) makin cantik aja!" Arran beralih menggoda (Namakamu).

"Cewek gue Ran." Ucap Iqbaal melotot.

"Tahu kok tahu. Cuma muji doang elah." Arran mendengus pelan.

"Hellooo everybody!!!" Teriakan itu membuat semuanya kembali menoleh ke pintu. Bagas, Maura, serta Zidny datang.

"Mantab betul bawa dua gandengan sekaligus!" Ujar Ojan.

"Beginilah rasanya punya istri dua. Kemana-mana pengen ngikut aja dua-duanya." Ucap Bagas.

"Istri kepala lo peyang!" Zidny mendengus dan meninggalkan Bagas depan pintu. Maura ikut-ikutan menyusul Zidny.

"Gimana kabar, Baal?" Bagas mendekati Iqbaal dan bersalaman.

Still My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang